medcom.id, Jakarta: Wacana full day school (FDS) atau belajar sehari penuh di sekolah tak henti menuai kritik. Kritik salah satunya datang dari anggota Komisi IX DPR Anang Hermansyah.
Menurut Anang, sebelum melempar wacana FDS seharusnya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy harus memetakan persoalan pendidikan di Indonesia. Sebab, ide FDS justru menunjukkan ketidakpahaman demografi pendidikan di Indonesia.
"Ide ini sangat bias kota. Menteri tidak paham kompleksitas masalah pendidikan kita seperti soal kesenjangan yang luar biasa antardaerah di Indonesia," kata Anang, dalam siaran persnya, Rabu (10/8/2016).
Dia menjelaskan, kesenjangan pendidikan mulai soal fasilitas infrastruktur, fasilitas penunjang hingga sumber daya tenaga pengajar menjadi salah satu sulitnya gagasan full day school terwujud.
"Apalagi sampai saat ini ada 10.985 desa yang belum memiliki SD. Semestinya Mendikbud berpikir keras soal ini daripada melempar wacana yang tidak produktif di publik," ujar dia.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) hasil perombakan atau reshuffle Kabinet Kerja Jilid II Muhadjir Effendy berpose untuk wartawan seusai acara pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (27/7/2016). Foto: MI/Panca Syurkani
Dia menyarankan lebih baik Mendikbud menindaklanjuti soal Kurikulum 2013 (K-13) yang di era Anies Baswedan tak tuntas. Seharusnya kata dia, visi misi Presiden melalui Nawacita di bidang pendidikan diakomodasi melalui K-13.
"Jangan mencari sensasi yang tidak perlu. Lebih baik menyelesaikan pekerjaan rumah yang menumpuk di depan mata," tegas Anang.
Dia juga meminta Mendikbud memberi perhatian serius terhadap Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) mulai soal infrastruktur dan SDM. PAUD menjadi pintu masuk negara melakukan investasi sumber daya manusia yang unggul.
"PAUD harus menjadi perhatian serius, negara-negara maju mengalokasikan anggaran secara serius untuk mengurus PAUD. Menteri semestinya memiliki perhatian serius soal PAUD ini," kata Anang.
Karena itu, dia akan mengapresiasi jika Mendikbud menarik rencana program full day school.
"Saya mengapresiasi sikap Mendikbud yang menarik wacana full day school itu. Karena memang secara filosofis dan praktis, gagasan tersebut bermasalah," ujar Anang.
medcom.id, Jakarta: Wacana
full day school (FDS) atau belajar sehari penuh di sekolah tak henti menuai kritik. Kritik salah satunya datang dari anggota Komisi IX DPR Anang Hermansyah.
Menurut Anang, sebelum melempar wacana FDS seharusnya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy harus memetakan persoalan pendidikan di Indonesia. Sebab, ide FDS justru menunjukkan ketidakpahaman demografi pendidikan di Indonesia.
"Ide ini sangat bias kota. Menteri tidak paham kompleksitas masalah pendidikan kita seperti soal kesenjangan yang luar biasa antardaerah di Indonesia," kata Anang, dalam siaran persnya, Rabu (10/8/2016).
Dia menjelaskan, kesenjangan pendidikan mulai soal fasilitas infrastruktur, fasilitas penunjang hingga sumber daya tenaga pengajar menjadi salah satu sulitnya gagasan full day school terwujud.
"Apalagi sampai saat ini ada 10.985 desa yang belum memiliki SD. Semestinya Mendikbud berpikir keras soal ini daripada melempar wacana yang tidak produktif di publik," ujar dia.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) hasil perombakan atau reshuffle Kabinet Kerja Jilid II Muhadjir Effendy berpose untuk wartawan seusai acara pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (27/7/2016). Foto: MI/Panca Syurkani
Dia menyarankan lebih baik Mendikbud menindaklanjuti soal Kurikulum 2013 (K-13) yang di era Anies Baswedan tak tuntas. Seharusnya kata dia, visi misi Presiden melalui Nawacita di bidang pendidikan diakomodasi melalui K-13.
"Jangan mencari sensasi yang tidak perlu. Lebih baik menyelesaikan pekerjaan rumah yang menumpuk di depan mata," tegas Anang.
Dia juga meminta Mendikbud memberi perhatian serius terhadap Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) mulai soal infrastruktur dan SDM. PAUD menjadi pintu masuk negara melakukan investasi sumber daya manusia yang unggul.
"PAUD harus menjadi perhatian serius, negara-negara maju mengalokasikan anggaran secara serius untuk mengurus PAUD. Menteri semestinya memiliki perhatian serius soal PAUD ini," kata Anang.
Karena itu, dia akan mengapresiasi jika Mendikbud menarik rencana program full day school.
"Saya mengapresiasi sikap Mendikbud yang menarik wacana full day school itu. Karena memang secara filosofis dan praktis, gagasan tersebut bermasalah," ujar Anang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(MBM)