Mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)--Youtube
Mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)--Youtube

Soal Calon Kapolri, SBY: Saya Punya Pandangan Berbeda

K. Yudha Wirakusuma • 17 Juni 2016 13:56
medcom.id, Jakarta: Mantan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) angkat suara, terkait pencalonan Komjen Tito Karnavian sebagai Kapolri. Soal Tito, SBY mempunyai komentar berseberangan dengan beberapa tokoh.
 
"Sejak kemarin sebenarnya saya diminta memberikan komentar tentang pencalonan Komjen Tito Karnavian menjadi kapolri oleh Presiden Jokowi. Dan kepada saya disampaikan, katanya partai politik lain sudah menyampaikan komentarnya, yaitu sejumlah dukungan, demikian juga sejumlah tokoh. Saya punya pandangan yang sedikit berbeda," kata SBY dalam situs video berbagi YouTube, Jumat (17/6/2016).
 
SBY menerangkan, pemilihan Kapolri adalah hal prerogratif Presiden. Jadi, menurut dia, tidak tepat kalau partai politik mendukung atau menolak.

"Biarlah proses itu steril dari politik. Dan, amanah undang-undang ketika secara resmi dicalonkan oleh Presiden siapa calon kapolri itu, maka kepada DPR RI, presiden memintakan persetujuannya. Nah di situ DPR akan memberikan persetujuan, walaupun DPR alasan tertentu sah memberikan penolakan atau tidak setuju. Boleh fraksi-fraksi di DPR RI yang itu kepanjangan tangan dari parpol pada saatnya nanti menyampaikan komentar-komentarnya," ungkapnya.
 
Soal Calon Kapolri, SBY: Saya Punya Pandangan Berbeda
Komjen Tito Karnavian--Antara/M Agung Rajasa.
 
SBY mengatakan hanya ingin membawa kehidupan politik di negeri ini pada arahnya yang benar. "Paling tidak itu pandangan saya," ucapnya.
 
SBY menuturkan pemilihan Komjen Tito sebagai calon tunggal Kapolri diangap pilihan tepat. Sebab Komjen Tito memiliki sejumlah kelebihan yang diyakini memimpin Polri. "Saya dengan tegas harus menyampaikan bahwa Jenderal Tito ini cakap dan mampu untuk mengemban tugas sebagai kapolri. Potensinya baik prestasi baik rekam jejaknya pun juga baik," ucapnya.
 
SBY mengaku sempat kesemsem dengan kemampuan Tito, sehingga di eranya Tito tiga kali naik pangkat. "Bahkan dalam periode tertentu saya nilai luar biasa. Dulu, ketika saya memimpin Indonesia saya tiga kali menaikkan pangkat Jenderal Tito dengan proses akselerasi. Jadi naik pangkat lebih cepat memang dari perwira-perwira yang lain," ucapnya.
 
Oleh karena itulah , lanjut SBY, menurut saya pilihan presiden Jokowi tepat tidak salah di dalam mencalonkan Komjen Tito untuk menjadi kapolri menggantikan Jenderal Badrodin Haiti.
 
Presiden Joko Widodo mengajukan Komjen Tito Karnavian sebagai calon tunggal Kapolri ke DPR. Tito direncanakan menggantikan Jenderal Badrodin yang akan pesiun Juli 2016.
 
Tito memiliki segudang pengalaman, Dia sempat menjabat sebagai Kapolda Metro Jaya dan Kapolda Papua. Karir Tito cukup melesat. Belum setahun menjabat Kapolda Metro Jaya, Tito mendapat promosi dan ditunjuk sebagai Kepala BNPT.
 
Lulusan Akpol 1987 ini mendapat kenaikan pangkat luar biasa saat tergabung dalam tim Bareskrim, yang melumpuhkan teroris Dr Azhari dan kelompoknya di Batu, Malang, Jawa Timur, 9 November 2005. Dia mendapat penghargaan dari Kapolri saat itu, Jenderal Sutanto bersama dengan para kompatriotnya, Idham Azis, Petrus Reinhard Golose, serta Rycko Amelza Dahniel.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(YDH)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan