Jakarta: Pemilih rasional dinilai cenderung memilih Anies Baswedan pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Hal itu berdasarkan temuan Voxpol Center Research and Consulting dalam survei pada November 2022.
"Pemilih Anies memilih berdasarkan alasan rasional dengan melihat prestasi," kata Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago melalui keterangan tertulis, Selasa, 29 November 2022.
Dalam survei tersebut, Voxpol menanyakan alasan responden memilih calon presiden (capres). Sebesar 21,2 persen menilai Anies menjalankan tugas sebagai Gubernur DKI berprestasi.
Menurut Pangi, segmen pemilih rasional menentukan pilihan politiknya atas dasar pertimbangan integritas, kapasitas, dan kompetensi. Sehingga, rekam jejak kandidat menjadi pertimbangan yang sangat penting.
Pangi menjelaskan alasan rekam jejak yang dilihat pemilih rasional karena masa depan. Mereka meyakini sosok yang berprestasi berpotensi membawa perbaikan atau kemajuan Indonesia mendatang.
Kandidat yang berprestasi menjadi pilihan paling objektif di segmen ini. Sebab, pemilih lebih percaya bukti bukan janji.
Hal ini, kata Pangi, akan menguntungkan calon presiden yang mempunyai rekam jejak. Rekam jejak ini akan lebih mudah untuk dikapitalisasi sebagai sarana untuk menyakinkan publik.
"Bahwa dia layak memimpin sebagai seorang presiden," ujar Pangi.
Jakarta: Pemilih rasional dinilai cenderung memilih
Anies Baswedan pada Pemilihan Presiden (
Pilpres) 2024. Hal itu berdasarkan temuan Voxpol Center Research and Consulting dalam survei pada November 2022.
"Pemilih Anies memilih berdasarkan alasan rasional dengan melihat prestasi," kata Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago melalui keterangan tertulis, Selasa, 29 November 2022.
Dalam
survei tersebut, Voxpol menanyakan alasan responden memilih calon presiden (capres). Sebesar 21,2 persen menilai Anies menjalankan tugas sebagai Gubernur DKI berprestasi.
Menurut Pangi, segmen pemilih rasional menentukan pilihan politiknya atas dasar pertimbangan integritas, kapasitas, dan kompetensi. Sehingga, rekam jejak kandidat menjadi pertimbangan yang sangat penting.
Pangi menjelaskan alasan rekam jejak yang dilihat pemilih rasional karena masa depan. Mereka meyakini sosok yang berprestasi berpotensi membawa perbaikan atau kemajuan Indonesia mendatang.
Kandidat yang berprestasi menjadi
pilihan paling objektif di segmen ini. Sebab, pemilih lebih percaya bukti bukan janji.
Hal ini, kata Pangi, akan menguntungkan calon presiden yang mempunyai rekam jejak. Rekam jejak ini akan lebih mudah untuk dikapitalisasi sebagai sarana untuk menyakinkan publik.
"Bahwa dia layak memimpin sebagai seorang presiden," ujar Pangi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)