Jakarta: Hasil survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) naik. Kondisi ini dinilai berdampak pada stabilitas politik, terutama dukungan partai politik terhadap pemerintah.
"Kalau kepuasan publik di atas ambang batas psikologis, tentu saja ketua umum partai politik masih berada di zona nyaman ketika harus mendukung kebijakan Presiden," kata pengamat politik dari lembaga survei Indikator Politik Indonesia Kennedy Muslim melalui keterangan tertulis, Selasa, 12 Juli 2022.
Ken, sapaannya, mengatakan, ketidakpuasan terhadap kinerja Presiden masih di ambang batas normal. Sedangkan, angka kepuasan sangat positif untuk menjaga dukungan terhadap pemerintah.
"Kepuasan publik terhadap kinerja Presiden sangat berpengaruh pada konstalasi politik. Apabila Presiden gagal menjaga tren di atas 65 persen atau menyentuh di bawah 65 persen, tentu partai akan menjaga jarak dengan pemerintah," kata Ken.
Menurut survei Indikator Politik, kata dia, kepuasan publik naik karena ada perbaikan di lima aspek, yakni ekonomi nasional, ekonomi rumah tangga, politik, keamanan, penegakan hukum, dan pemberantasan korupsi. Namun, survei juga menyebutkan ada beberapa hal yang harus dibenahi pemerintah.
"Ini tren positif, meski masih ada catatan masalah mendesak seperti stabilitas harga pokok jadi masalah utama, harga minyak goreng meski ada penurunan, tapi masih cukup tinggi," jelas Ken.
Ken mengingatkan isu ekonomi selalu jadi penentu kepuasan publik terhadap kinerja pemerintah. Ancaman yang harus diantisipasi pemerintah seperti naiknya harga bahan bakar minyak dan inflasi. Aspek lain yang tidak bisa dikesampingkan, yakni penegakan hukum dan pemberantasan korupsi.
"Menjaga stabilitas makro ekonomi tentu harus sangat diperhatikan."
Hasil survei Indikator Politik per Juni 2022, tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Presiden sebesar 67,5 persen, naik 7,6 persen dibandingkan survei pada April. Saat itu, kepuasan pada kinerja Jokowi berada di 59,9 persen. Sedangkan, tingkat ketidakpuasan publik terhadap Presiden saat ini hanya 30,2 persen.
Jakarta: Hasil survei Indikator Politik Indonesia menunjukkan kepuasan publik terhadap kinerja Presiden Joko Widodo (
Jokowi) naik. Kondisi ini dinilai berdampak pada stabilitas politik, terutama dukungan partai politik terhadap pemerintah.
"Kalau kepuasan publik di atas ambang batas psikologis, tentu saja ketua umum partai politik masih berada di zona nyaman ketika harus mendukung kebijakan Presiden," kata pengamat politik dari lembaga survei Indikator Politik Indonesia Kennedy Muslim melalui keterangan tertulis, Selasa, 12 Juli 2022.
Ken, sapaannya, mengatakan, ketidakpuasan terhadap kinerja Presiden masih di ambang batas normal. Sedangkan, angka kepuasan sangat positif untuk menjaga dukungan terhadap pemerintah.
"Kepuasan publik terhadap kinerja
Presiden sangat berpengaruh pada konstalasi politik. Apabila Presiden gagal menjaga tren di atas 65 persen atau menyentuh di bawah 65 persen, tentu partai akan menjaga jarak dengan pemerintah," kata Ken.
Menurut survei Indikator Politik, kata dia, kepuasan publik naik karena ada perbaikan di lima aspek, yakni ekonomi nasional, ekonomi rumah tangga, politik, keamanan, penegakan hukum, dan pemberantasan korupsi. Namun, survei juga menyebutkan ada beberapa hal yang harus dibenahi pemerintah.
"Ini tren positif, meski masih ada catatan masalah mendesak seperti stabilitas harga pokok jadi masalah utama, harga minyak goreng meski ada penurunan, tapi masih cukup tinggi," jelas Ken.
Ken mengingatkan isu ekonomi selalu jadi penentu kepuasan publik terhadap kinerja pemerintah. Ancaman yang harus diantisipasi pemerintah seperti naiknya harga bahan bakar minyak dan inflasi. Aspek lain yang tidak bisa dikesampingkan, yakni penegakan hukum dan pemberantasan korupsi.
"Menjaga stabilitas makro ekonomi tentu harus sangat diperhatikan."
Hasil
survei Indikator Politik per Juni 2022, tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Presiden sebesar 67,5 persen, naik 7,6 persen dibandingkan survei pada April. Saat itu, kepuasan pada kinerja Jokowi berada di 59,9 persen. Sedangkan, tingkat ketidakpuasan publik terhadap Presiden saat ini hanya 30,2 persen.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)