Jakarta: Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan (BPPSDM) Kementerian Kesehatan Usaman Sumantri menyebut, pihaknya akan menambah tenaga kesehatan di Papua. Bukan cuma untuk Asmat.
"Dari segi SDM akan kita penuhi melalui dua cara yakni daerah harus memenuhi dan pusat juga memenuhi. Untuk yang perkotaan urusan daerah. Untuk yang di wilayah terpencil akan diintervensi pemerintah pusat," katanya baru-baru ini.
Menurutnya, tenaga kesehatan yang direkrut bakal dikontrak selama dua tahun untuk memberikan pelayanan kesehatan di Papua.
"Jumlahnya kira-kira dibutuhkan ribuan tenaga kesehatan untuk se-Papua," tambahnya.
Khusus untuk Kabupaten Asmat, saat ini tenaga kesehatan yang ada di 13 puskesmas hanya berjumlah 117. Itu terdiri atas 7 dokter, 94 perawat, 64 bidan, dan 12 tenaga kesehatan lain.
Adapun penduduknya berjumlah sekitar 114 ribu orang. Usman mengatakan, angka ideal kecukupan tenaga kesehatan di Asmat yakni 20 tenaga kesehatan per satu puskesmas.
"Total tenaga kesehatan idealnya berarti sekitar 260. Yang ada sekarang 177. Itu sisanya kita tangani untuk menambah jumlahnya termasuk perawat, bidan, dan farmasi," ujarnya.
Ia menambahkan saat ini persoalan gizi buruk dan campak di Asmat sudah tertangani secara baik. Per Jumat 26 Januari lalu, Kemenkes sudah menerjunkan tim flying health care (FHC) gelombang kedua yang bakal bertugas selama 10 hari.
"Dari Kemenkes mengirim 36 tenaga kesehatan. TNI ada sekitar 50 personil dokter umum. FHC kita siapkan 9 gelombang yang akan berlangsung sekitar 3 bulan. Timnya juga berganti terus supaya dokternya tidak kelelahan," jelasnya.
Sebelumnya, sebanyak 1.456 anak di 20 distrik dari total 23 distrik di Asmat telah berhasil diimunisasi campak pada gelombang pertama FHC. Selain imunisasi, mereka juga mendapatkan pemberian vitamin A dan makanan tambahan gizi. Gelombang FHC kedua akan menyasar tiga distrik sisanya yakni Suru-Suru, Pulau Tiga, dan Kolf Braza.
"Sekarang posisinya sudah di lapangan," tambah Usman.
Juru bicara Kemenkes Oscar Primadi mengatakan pasien di RSUD Agats, Asmat, per Sabtu 27 Januari 2018, berjumlah 87 orang. Sebanyak 80 pasien menderita gizi buruk dan 7 pasien menderita campak.
Jakarta: Kepala Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan (BPPSDM) Kementerian Kesehatan Usaman Sumantri menyebut, pihaknya akan menambah tenaga kesehatan di Papua. Bukan cuma untuk Asmat.
"Dari segi SDM akan kita penuhi melalui dua cara yakni daerah harus memenuhi dan pusat juga memenuhi. Untuk yang perkotaan urusan daerah. Untuk yang di wilayah terpencil akan diintervensi pemerintah pusat," katanya baru-baru ini.
Menurutnya, tenaga kesehatan yang direkrut bakal dikontrak selama dua tahun untuk memberikan pelayanan kesehatan di Papua.
"Jumlahnya kira-kira dibutuhkan ribuan tenaga kesehatan untuk se-Papua," tambahnya.
Khusus untuk Kabupaten Asmat, saat ini tenaga kesehatan yang ada di 13 puskesmas hanya berjumlah 117. Itu terdiri atas 7 dokter, 94 perawat, 64 bidan, dan 12 tenaga kesehatan lain.
Adapun penduduknya berjumlah sekitar 114 ribu orang. Usman mengatakan, angka ideal kecukupan tenaga kesehatan di Asmat yakni 20 tenaga kesehatan per satu puskesmas.
"Total tenaga kesehatan idealnya berarti sekitar 260. Yang ada sekarang 177. Itu sisanya kita tangani untuk menambah jumlahnya termasuk perawat, bidan, dan farmasi," ujarnya.
Ia menambahkan saat ini persoalan gizi buruk dan campak di Asmat sudah tertangani secara baik. Per Jumat 26 Januari lalu, Kemenkes sudah menerjunkan tim flying health care (FHC) gelombang kedua yang bakal bertugas selama 10 hari.
"Dari Kemenkes mengirim 36 tenaga kesehatan. TNI ada sekitar 50 personil dokter umum. FHC kita siapkan 9 gelombang yang akan berlangsung sekitar 3 bulan. Timnya juga berganti terus supaya dokternya tidak kelelahan," jelasnya.
Sebelumnya, sebanyak 1.456 anak di 20 distrik dari total 23 distrik di Asmat telah berhasil diimunisasi campak pada gelombang pertama FHC. Selain imunisasi, mereka juga mendapatkan pemberian vitamin A dan makanan tambahan gizi. Gelombang FHC kedua akan menyasar tiga distrik sisanya yakni Suru-Suru, Pulau Tiga, dan Kolf Braza.
"Sekarang posisinya sudah di lapangan," tambah Usman.
Juru bicara Kemenkes Oscar Primadi mengatakan pasien di RSUD Agats, Asmat, per Sabtu 27 Januari 2018, berjumlah 87 orang. Sebanyak 80 pasien menderita gizi buruk dan 7 pasien menderita campak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(LDS)