medcom.id, Jakarta: Wakil Presiden Jusuf Kalla memastikan pertempuran kelompok Abu Sayyaf dengan Militer Filipina tak terkait upaya pembebasan warga negara Indonesia. Pemerintah Indonesia bersama Filipina pun masih berusaha membebaskan 10 WNI yang disandera.
"Sama sekali tidak (ada hubungan). Itu di tempat lain, di pulau lain. Tidak, tidak, tidak ada kaitannya," kata JK di Kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Senin (11/4/2016).
Dia memastikan, kedua negara terus berupaya keras menjaga keselamatan para sandera. Namun, Pemerintah Indonesia tak mau ikut campur soal perusahaan tempat para sandera bernaung bila ingin membayar tebusan.
"Pemerintah tidak campur tangan soal itu. Kita tidak tahu soal itu, tidak tahu," jelas JK.
Pada 26 Maret, kelompok Abu Sayyaf menawan 10 warga Indonesia. Korban merupakan anak buah Kapal Brahma 12 dan kapal tongkang Anand 12 yang berlayar dari Kalimantan Selatan dengan tujuan Filipina.
Saat melintasi perairan Tawi-tawi, Filipina Selatan, dua kapal tersebut dirompak Abu Sayyaf. Untuk membebaskan sandera, Abu Sayyaf meminta tebusan 50 juta Peso atau setara Rp15 miliar.
Di tengah upaya pembebasan, militer Filipina terlibat pertempuran dengan 120 militan kelompok Abu Sayyaf di selatan Filipina pada Minggu, 10 April 2016. Sedikitnya 23 orang tewas dalam peristiwa itu, 18 di antaranya prajurit Filipina.
medcom.id, Jakarta: Wakil Presiden Jusuf Kalla memastikan pertempuran kelompok Abu Sayyaf dengan Militer Filipina tak terkait upaya pembebasan warga negara Indonesia. Pemerintah Indonesia bersama Filipina pun masih berusaha membebaskan 10 WNI yang disandera.
"Sama sekali tidak (ada hubungan). Itu di tempat lain, di pulau lain. Tidak, tidak, tidak ada kaitannya," kata JK di Kantor Wapres, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Senin (11/4/2016).
Dia memastikan, kedua negara terus berupaya keras menjaga keselamatan para sandera. Namun, Pemerintah Indonesia tak mau ikut campur soal perusahaan tempat para sandera bernaung bila ingin membayar tebusan.
"Pemerintah tidak campur tangan soal itu. Kita tidak tahu soal itu, tidak tahu," jelas JK.
Pada 26 Maret, kelompok Abu Sayyaf menawan 10 warga Indonesia. Korban merupakan anak buah Kapal Brahma 12 dan kapal tongkang Anand 12 yang berlayar dari Kalimantan Selatan dengan tujuan Filipina.
Saat melintasi perairan Tawi-tawi, Filipina Selatan, dua kapal tersebut dirompak Abu Sayyaf. Untuk membebaskan sandera, Abu Sayyaf meminta tebusan 50 juta Peso atau setara Rp15 miliar.
Di tengah upaya pembebasan, militer Filipina terlibat pertempuran dengan 120 militan kelompok Abu Sayyaf di selatan Filipina pada Minggu, 10 April 2016. Sedikitnya 23 orang tewas dalam peristiwa itu, 18 di antaranya prajurit Filipina.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(DEN)