Jakarta: Pemerintah berencana meluncurkan booster vaksinasi covid-19 dosis guna mencegah lonjakan kasus covid-19 akibat varian Omicron pada Januari 2022. Masyarakat diimbau tetap tenang dan sabar sembari menunggu izin penggunaan darurat dikeluarkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Elizabeth menjelaskan terkait vaksin booster memang masih dilakukan penelitian untuk mengetahui kombinasi vaksin yang tepat dan dosis yang digunakan. Mengingat saat ini para ilmuwan belum mengetahui apapun terkait vaksin booster.
“Kombinasi vaksinnya seperti apa, dosisnya seperti apa, itu kita masih menunggu hasil penelitian yang diharapkan dalam waktu dua minggu, sabar, dua minggu lagi,” ujar pakar imunisasi Elizabeth Jane Soepardi dalam tayangan Selamat Pagi Indonesia di Metro TV, Kamis, 30 Desember 2021.
Elizabeth menjelaskan banyak negara yang sudah melakukan vaksinasi booster dengan dosis penuh (full dose) dan hasilnya cukup efektif. Namun, saat ini Indonesia dan lima negara lainnya tengah meneliti terkait efektivitas penggunaan setengah dosis untuk vaksinasi booster.
Vaksinasi booster memang direncanakan dilakukan secara mandiri, atau masyarakat harus membayar secara pribadi. Akan tetapi, terdapat kelompok-kelompok yang akan mendapatkan vaksinasi booster secara gratis.
“Untuk vaksin booster tidak bisa seluruh masyarakat membayar, harus ada prioritas,” kata Elizabeth.
Kemudian, jika vaksinasi booster efektif dengan hanya menggunakan setengah dosis, maka akan semakin banyak kelompok yang akan digratiskan. Beberapa kelompok prioritas tersebut antara lain yaitu lansia dan kelompok yang tidak mampu membayar.
Elizabeth menjelaskan bahwa lansia tidak cukup dengan dua dosis vaksin, maka Pemerintah berencana untuk menggratiskan vaksinasi booster bagi mereka. Sedangkan, kelompok yang tidak mampu bayar adalah mereka yang iuran BPJSnya ditanggung Pemerintah.
“Itu adalah mereka yang anggota BPJS tetapi yang iurannya ditanggung oleh Pemerintah atau Penerima Bantuan Iuran (PBI). Mereka itu juga yang akan digratiskan,” jelas Elizabeth. (Widya Finola Ifani Putri)
Jakarta: Pemerintah berencana meluncurkan
booster vaksinasi covid-19 dosis guna mencegah lonjakan kasus covid-19 akibat varian Omicron pada Januari 2022. Masyarakat diimbau tetap tenang dan sabar sembari menunggu izin penggunaan darurat dikeluarkan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Elizabeth menjelaskan terkait vaksin
booster memang masih dilakukan penelitian untuk mengetahui kombinasi vaksin yang tepat dan dosis yang digunakan. Mengingat saat ini para ilmuwan belum mengetahui apapun terkait vaksin
booster.
“Kombinasi vaksinnya seperti apa, dosisnya seperti apa, itu kita masih menunggu hasil penelitian yang diharapkan dalam waktu dua minggu, sabar, dua minggu lagi,” ujar p
akar imunisasi Elizabeth Jane Soepardi dalam tayangan
Selamat Pagi Indonesia di
Metro TV, Kamis, 30 Desember 2021.
Elizabeth menjelaskan banyak negara yang sudah melakukan vaksinasi
booster dengan dosis penuh (full dose) dan hasilnya cukup efektif. Namun, saat ini Indonesia dan lima negara lainnya tengah meneliti terkait efektivitas penggunaan setengah dosis untuk vaksinasi
booster.
Vaksinasi
booster memang direncanakan dilakukan secara mandiri, atau masyarakat harus membayar secara pribadi. Akan tetapi, terdapat kelompok-kelompok yang akan mendapatkan vaksinasi booster secara gratis.
“Untuk vaksin
booster tidak bisa seluruh masyarakat membayar, harus ada prioritas,” kata Elizabeth.
Kemudian, jika vaksinasi
booster efektif dengan hanya menggunakan setengah dosis, maka akan semakin banyak kelompok yang akan digratiskan. Beberapa kelompok prioritas tersebut antara lain yaitu lansia dan kelompok yang tidak mampu membayar.
Elizabeth menjelaskan bahwa lansia tidak cukup dengan dua dosis vaksin, maka Pemerintah berencana untuk menggratiskan vaksinasi
booster bagi mereka. Sedangkan, kelompok yang tidak mampu bayar adalah mereka yang iuran BPJSnya ditanggung Pemerintah.
“Itu adalah mereka yang anggota BPJS tetapi yang iurannya ditanggung oleh Pemerintah atau Penerima Bantuan Iuran (PBI). Mereka itu juga yang akan digratiskan,” jelas Elizabeth.
(Widya Finola Ifani Putri) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)