Jakarta: Pengelolaan limbah produksi hingga rumah tangga diyakini efektif melalui program bank sampah. Bahkan, hasil olahan sampah dapat memiliki nilai ekonomis dan menyejahterakan warga.
"Selain membuat lingkungan bersih dan sehat, kami juga menambah kesejahteraan masyarakat karena memberdayakan ibu-ibu lansia gunting-gunting sampah hasil olahan untuk isian tas laptop, tas gendong, tas ransel, dan berbagai macam dompet,” kata Ketua Bank Sampah Rukun Santoso dalam keterangan yang dikutip Senin, 20 November 2023.
Santoso mengatakan bank sampah yang dikelolanya fokus pada kerajinan dan unit kreasi. Bank sampah binaan Aqua Klaten itu disebut berkontribusi meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar Karanglo, Polanharjo, Klaten.
Menurut dia, hasil-hasil kreasi dari sampah-sampah olahan itu sudah diekspor hingga ke mancanegara. Di antaranya, Belanda, Prancis, Swedia, dan India.
“Dari Kedutaan Inggris juga pernah membeli langsung ke sini,” ungkapnya.
Bank sampah, kata dia, membuat warga memahami nilai tambah sampah yang dikelola. Sehingga, tak lagi membuang sampah ke Sungai Pusur.
“Setiap tahunnya, omset bank sampah selalu meningkat sekitar 30-40 persen. Hal itu menunjukkan masyarakat sekitar program mendapatkan keuntungan dari segi ekonomi,” ujarnya.
Ketua Bank Sampah Margo Saras Iswadi menyatakan hal serupa, yakni bank sampah yang berkontribusk positif pada masyarakat Polanharjo. Terlebih, Bank Sampah Margo Saras menjadi percontohan bagi desa lain karena manajemen dan pengelolaan sampah yang lengkap.
"Sehingga banyak warga dari desa lain bergabung menjadi nasabah di bank sampah Margo Saras,” kata dia.
Pengelolaan sampah juga dilakukan dengan memanfaatkan aliran Sungai Pusur. Masyarakat desa setempat mengubah sungai itu menjadi wahana wisata yang disebut river tubing Watu Kapu.
Salah satu pengelola Watu Kapu, Syaifu Nurul Aminudin, mengatakan pengunjung dapat membayar dengan sampah untuk masuh wahana itu. “Untuk river tubing di sini biayanya Rp 50 ribu per orang. Apabila sampah yang dibawa seharga Rp 10 ribu atau mencapai Rp 20 ribu, jadi pengunjung cukup membayar sisanya saja. Kalau dari sampah seharga Rp 10 ribu, jadi cukup bayar Rp 40 ribu,” tutur Syaiful.
Dalam membina bank sampah, Danone Aqua Group mengutamakan inovasi sosial. Aqua Klaten telah memberikan dampak langsung bagi masyarakat sekitar industri, baik dari sisi ekonomi, pelestarian lingkungan, dan juga kesempatan pekerjaan bagi lebih dari 800 penduduk lokal.
Jakarta: Pengelolaan limbah produksi hingga rumah tangga diyakini efektif melalui program
bank sampah. Bahkan, hasil olahan sampah dapat memiliki nilai ekonomis dan menyejahterakan warga.
"Selain membuat lingkungan bersih dan sehat, kami juga menambah kesejahteraan masyarakat karena memberdayakan ibu-ibu lansia gunting-gunting sampah hasil olahan untuk isian tas laptop, tas gendong, tas ransel, dan berbagai macam dompet,” kata Ketua Bank Sampah Rukun Santoso dalam keterangan yang dikutip Senin, 20 November 2023.
Santoso mengatakan bank sampah yang dikelolanya fokus pada kerajinan dan unit kreasi. Bank sampah binaan Aqua Klaten itu disebut berkontribusi meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar Karanglo, Polanharjo, Klaten.
Menurut dia, hasil-hasil kreasi dari
sampah-sampah olahan itu sudah diekspor hingga ke mancanegara. Di antaranya, Belanda, Prancis, Swedia, dan India.
“Dari Kedutaan Inggris juga pernah membeli langsung ke sini,” ungkapnya.
Bank sampah, kata dia, membuat warga memahami nilai tambah sampah yang dikelola. Sehingga, tak lagi membuang sampah ke Sungai Pusur.
“Setiap tahunnya, omset bank sampah selalu meningkat sekitar 30-40 persen. Hal itu menunjukkan masyarakat sekitar program mendapatkan keuntungan dari segi ekonomi,” ujarnya.
Ketua Bank Sampah Margo Saras Iswadi menyatakan hal serupa, yakni bank sampah yang berkontribusk positif pada masyarakat Polanharjo. Terlebih, Bank Sampah Margo Saras menjadi percontohan bagi desa lain karena manajemen dan pengelolaan sampah yang lengkap.
"Sehingga banyak warga dari desa lain bergabung menjadi nasabah di bank sampah Margo Saras,” kata dia.
Pengelolaan sampah juga dilakukan dengan memanfaatkan aliran Sungai Pusur. Masyarakat desa setempat mengubah sungai itu menjadi wahana wisata yang disebut river tubing Watu Kapu.
Salah satu pengelola Watu Kapu, Syaifu Nurul Aminudin, mengatakan pengunjung dapat membayar dengan sampah untuk masuh wahana itu. “Untuk river tubing di sini biayanya Rp 50 ribu per orang. Apabila sampah yang dibawa seharga Rp 10 ribu atau mencapai Rp 20 ribu, jadi pengunjung cukup membayar sisanya saja. Kalau dari sampah seharga Rp 10 ribu, jadi cukup bayar Rp 40 ribu,” tutur Syaiful.
Dalam membina bank sampah, Danone Aqua Group mengutamakan inovasi sosial. Aqua Klaten telah memberikan dampak langsung bagi masyarakat sekitar industri, baik dari sisi ekonomi, pelestarian lingkungan, dan juga kesempatan pekerjaan bagi lebih dari 800 penduduk lokal.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABK)