Jakarta: Ikatan Dokter Indonesia (IDI) was-was dengan lonjakan kasus covid-19. Dikhawatirkan, penyebaran terjadi karena aerosol (partikel virus di udara) bukan droplet (cipratan cairan tubuh orang terinfeksi).
Mengutip sebuah hasil penelitian terkait penyebaran covid-19, Ketua IDI Daeng M Faqih menyebut hal ini bukan tak mungkin terjadi. "Yang ditakuti dari penelitian itu justru penularan dari aerosol," kata Faqih dalam diskusi virtual, Sabtu, 19 Juni 2021.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, penyebaran droplet hanya sekitar 30 persen. Sedangkan aerosol sekitar 57 persen.
Keyakinan penyebaran covid-19 melalui aerosol semakin diperkuat saat dibandingkan dengan tuberkulosis (TBC). Menurut dia, penyebaran TBC melalui droplet tak menimbulkan klaster seperti covid-19.
"Kecepatan penularan dan terjadinya banyak klaster itu karena ulah aerosol," ungkap dia.
Baca: Varian Delta Lebih Berbahaya, Masyarakat Jangan Abaikan Gejala Ringan Covid-19
Daeng menyebut partikel covid-19 bisa bertahan selama tiga jam di udara. Tak hanya itu, partikel tersebut bisa bertebaran hanya melalui helaan nafas.
"Enggk usah batuk, enggak usah bersin. Dia (orang terinfeksi) bicara saja, dari helaan nafas dia berpotensi mengeluarkan (partikel covid-19) di aerosol," sebut dia.
Kondisi itu diperburuk jika sirkulasi udara di ruangan tersebut tidak baik. Maka, partikel virus bakal bertahan di ruangan tersebut.
"Kita khawatir aerosol ini terserap oleh orang yang hadir di situ (ruangan) dalam jangka waktu tiga jam meskipun sudah jaga jarak," ujar dia.
Jakarta: Ikatan Dokter Indonesia (
IDI) was-was dengan lonjakan kasus covid-19. Dikhawatirkan, penyebaran terjadi karena aerosol (partikel virus di udara) bukan
droplet (
cipratan cairan tubuh orang terinfeksi).
Mengutip sebuah hasil penelitian terkait penyebaran covid-19, Ketua IDI Daeng M Faqih menyebut hal ini bukan tak mungkin terjadi. "Yang ditakuti dari penelitian itu justru penularan dari
aerosol," kata Faqih dalam diskusi virtual, Sabtu, 19 Juni 2021.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, penyebaran droplet hanya sekitar 30 persen. Sedangkan aerosol sekitar 57 persen.
Keyakinan penyebaran
covid-19 melalui aerosol semakin diperkuat saat dibandingkan dengan tuberkulosis (TBC). Menurut dia, penyebaran TBC melalui droplet tak menimbulkan klaster seperti covid-19.
"Kecepatan penularan dan terjadinya banyak klaster itu karena ulah aerosol," ungkap dia.
Baca:
Varian Delta Lebih Berbahaya, Masyarakat Jangan Abaikan Gejala Ringan Covid-19
Daeng menyebut partikel covid-19 bisa bertahan selama tiga jam di udara. Tak hanya itu, partikel tersebut bisa bertebaran hanya melalui helaan nafas.
"Enggk usah batuk, enggak usah bersin. Dia (orang terinfeksi) bicara saja, dari helaan nafas dia berpotensi mengeluarkan (partikel covid-19) di aerosol," sebut dia.
Kondisi itu diperburuk jika sirkulasi udara di ruangan tersebut tidak baik. Maka, partikel virus bakal bertahan di ruangan tersebut.
"Kita khawatir aerosol ini terserap oleh orang yang hadir di situ (ruangan) dalam jangka waktu tiga jam meskipun sudah jaga jarak," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(SUR)