Gayatri Wailissa -- MI/SUMARYANTO
Gayatri Wailissa -- MI/SUMARYANTO

​Ayahanda: Kepergian Gayatri Terlalu Cepat

Deny Irwanto • 24 Oktober 2014 21:01
medcom.id, Jakarta: Dedi Wailissa terlihat tegar ketika jenazah anaknya, Gayatri Wailissa (Yati), tengah dibalut kain berwarna putih. Tak setetes air mata terlihat membasahi pipinya.
 
Dedi mengaku, Yati adalah anak yang pandai dan ceria. Dari segi pendidikan, Yati selalu memperhatikan kemajuan adiknya. 
 
"Ketika dia ingin menjadi diplomat, kami semua bangga. Dia harapan kami, kepergiannya terlalu cepat," ujar Dedi dengan nada lemas di Rumah Duka RSPAD, Jakarta Pusat, Jumat (24/10/2014) sore.

Sebelum wajah Gayatri ditutup  dengan kain putih, Dedi mempersilahkan pada anggota keluarga lain dan teman untuk berbisik kepada Yati.  Suasana hening kamar jenazah membuat rasa duka dan kehilangan pihak keluarga makin terasa. 
 
"Silahkan kalau mau menyampaikan kata-kata terakhir, bicara saja di dekat telinganya, bisikkan," kata Dedy pada salah satu teman Yati.
 
Anggota keluarga tampak mengabadikan momen mengharukan itu dengan kamera mereka. Tak lama kemudian, petugas rumah sakit membawakan sebuah peti berwarna putih. Jenazah gadis yang menguasai 14 bahasa itu pun langsung di gotong oleh tiga orang, termasuk Dedi.
 
Doa-doa dipanjatkan Dedi di hadapan jenazah anak keduanya itu. Meski tak menangis,  namun air mata mulai membasahi pipi pria paruh baya itu.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan