medcom.id, Nairobi: Warga Sudan Selatan meyakini masjid adalah tempat yang aman. Mereka berdesak-desakan saat pemberontak mengambil alih sebuah kota dari pasukan pemerintah. Namun, itu semua berakhir fatal.
Sejumlah orang mengambil uang dan telepon genggam semua yang berada di masjid. Setelah itu, kelompok bersenjata datang dan menembaki mereka semua, tua maupun muda. Serangan itu diduga kuat sebagai sebuah aksi balas dendam.
"Tumpukan jenazah ditemukan setelah penembakan. Ada yang di masjid, ada juga yang di rumah sakit. Ada beberapa lainnya yang tergeletak di jalanan," ucap Toby Lanzer pejabat PBB di Sudan Selatan dalam sebuah wawancara via telepon dengan The Associated Press, Selasa (23/4/2014).
Pembantaian tersebut terjadi pekan lalu di Bentiu, Ibu Kota Sudan Selatan. Serangan yang ditujukan pada beberapa etnis tertentu itu seolah mengulang mimpi buruk dua dua dekade lalu di Rwanda. April ini, negara di timur Afrika itu telah memperingati peristiwa pembunuhan massal yang menelan korban hingga satu juta orang.
Ribuan orang terbunuh di Sudan Selatan sejak Desember tahun lalu. Kekerasan terus menyebar ke seluruh negeri, dalam bentrokan antara pasukan loyalis Presiden Salva Kiir dengan pemberontak yang dipimpin mantan wakil presiden Riek Machar.
Lanzer mengatakan pembantaian di sebuah masjid di Bentiu itu dilakukan Nuers, kelompok etnis pasukan Machar.
medcom.id, Nairobi: Warga Sudan Selatan meyakini masjid adalah tempat yang aman. Mereka berdesak-desakan saat pemberontak mengambil alih sebuah kota dari pasukan pemerintah. Namun, itu semua berakhir fatal.
Sejumlah orang mengambil uang dan telepon genggam semua yang berada di masjid. Setelah itu, kelompok bersenjata datang dan menembaki mereka semua, tua maupun muda. Serangan itu diduga kuat sebagai sebuah aksi balas dendam.
"Tumpukan jenazah ditemukan setelah penembakan. Ada yang di masjid, ada juga yang di rumah sakit. Ada beberapa lainnya yang tergeletak di jalanan," ucap Toby Lanzer pejabat PBB di Sudan Selatan dalam sebuah wawancara via telepon dengan
The Associated Press, Selasa (23/4/2014).
Pembantaian tersebut terjadi pekan lalu di Bentiu, Ibu Kota Sudan Selatan. Serangan yang ditujukan pada beberapa etnis tertentu itu seolah mengulang mimpi buruk dua dua dekade lalu di Rwanda. April ini, negara di timur Afrika itu telah memperingati peristiwa pembunuhan massal yang menelan korban hingga satu juta orang.
Ribuan orang terbunuh di Sudan Selatan sejak Desember tahun lalu. Kekerasan terus menyebar ke seluruh negeri, dalam bentrokan antara pasukan loyalis Presiden Salva Kiir dengan pemberontak yang dipimpin mantan wakil presiden Riek Machar.
Lanzer mengatakan pembantaian di sebuah masjid di Bentiu itu dilakukan Nuers, kelompok etnis pasukan Machar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WIL)