medcom.id, Laussane: Amerika Serikat (AS) dinobatkan sebagai negara dengan daya saing ekonomi terbaik di dunia untuk tahun ini oleh perguruan tinggi manajemen terkemuka di Swiss, IMD. Negeri Paman Sam berada di urutan teratas dari 60 negara yang dihitung berdasarkan koefisien pertumbuhan ekonomi, teknologi, dan infrastruktur.
"Cerita persaingan (antarnegara) pada 2014 di antaranya adalah kelanjutkan kesuksesan AS, pemulihan seluruh (negara) di Eropa, dan perjuangan pasar negara-negara berkembang. Tidak ada resep tunggal bagi satu negara mendaki peringkat daya saing, kebanyakan tergantung pada konteks lokal," kata Profesor Arturo Bris, Direktur Pusat Daya Saing Dunia IMD.
AS memperoleh nilai sempurna 100. Kedudukan tertinggi diberikan dengan penilaian kondisi ekonomi AS makin stabil, ketersediaan lapangan pekerjaan yang lebih baik, mendominasi teknologi, dan punya infrastruktur yang bagus.
Dalam daftar itu, Amerika disusul oleh Swiss (92,4), Singapura (90,9), Hong Kong (85,8), Swedia (85,8), Jerman (85,7), Kanada (85,4), Uni Emirat Arab (84,8), Denmark (84,0), dan Norwegia (83,2).
AS mempertahankan posisi teratas setelah pada 2013 juga di tempat yang sama. Begitu pun dengan Swiss. Sementara Singapura melonjak dua peringkat dari posisi lima pada tahun lalu.
Sementara itu, posisi negara-negara berkembang dengan ekonomi kuat (emerging markets) berada jauh dari 10 besar. Tiongkok menempati urutan ke-23 dengan 73,2 poin, Rusia di peringkat 38 dengan 57,9 poin, India di posisi 44 dengan 53,9 poin, dan Brasil di urutan 54 dengan 46,7 poin.
Adapun Indonesia berada di urutan ke-37 dengan nilai 59,5. Posisi Indonesia naik dua tangga setelah pada 2013 berada di posisi 39.
Laporan IMD World Competitiveness Yearbook 2014 itu mengatakan, ekonomi negara emerging markets tumbuh terlalu cepat, namun ternoda. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi tak dibarengani dengan reformasi birokrasi untuk menumpas korupsi.
medcom.id, Laussane: Amerika Serikat (AS) dinobatkan sebagai negara dengan daya saing ekonomi terbaik di dunia untuk tahun ini oleh perguruan tinggi manajemen terkemuka di Swiss, IMD. Negeri Paman Sam berada di urutan teratas dari 60 negara yang dihitung berdasarkan koefisien pertumbuhan ekonomi, teknologi, dan infrastruktur.
"Cerita persaingan (antarnegara) pada 2014 di antaranya adalah kelanjutkan kesuksesan AS, pemulihan seluruh (negara) di Eropa, dan perjuangan pasar negara-negara berkembang. Tidak ada resep tunggal bagi satu negara mendaki peringkat daya saing, kebanyakan tergantung pada konteks lokal," kata Profesor Arturo Bris, Direktur Pusat Daya Saing Dunia IMD.
AS memperoleh nilai sempurna 100. Kedudukan tertinggi diberikan dengan penilaian kondisi ekonomi AS makin stabil, ketersediaan lapangan pekerjaan yang lebih baik, mendominasi teknologi, dan punya infrastruktur yang bagus.
Dalam daftar itu, Amerika disusul oleh Swiss (92,4), Singapura (90,9), Hong Kong (85,8), Swedia (85,8), Jerman (85,7), Kanada (85,4), Uni Emirat Arab (84,8), Denmark (84,0), dan Norwegia (83,2).
AS mempertahankan posisi teratas setelah pada 2013 juga di tempat yang sama. Begitu pun dengan Swiss. Sementara Singapura melonjak dua peringkat dari posisi lima pada tahun lalu.
Sementara itu, posisi negara-negara berkembang dengan ekonomi kuat (
emerging markets) berada jauh dari 10 besar. Tiongkok menempati urutan ke-23 dengan 73,2 poin, Rusia di peringkat 38 dengan 57,9 poin, India di posisi 44 dengan 53,9 poin, dan Brasil di urutan 54 dengan 46,7 poin.
Adapun Indonesia berada di urutan ke-37 dengan nilai 59,5. Posisi Indonesia naik dua tangga setelah pada 2013 berada di posisi 39.
Laporan IMD World Competitiveness Yearbook 2014 itu mengatakan, ekonomi negara
emerging markets tumbuh terlalu cepat, namun ternoda. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi tak dibarengani dengan reformasi birokrasi untuk menumpas korupsi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JCO)