medcom.id, Jakarta: Masyarakat yang tidak bisa datang ke lokasi yang dilalui gerhana matahari total untuk menyaksikan fenomena alam ini jangan khawatir. Sebab, gerhana matahari total bisa disaksikan via live streming.
Gerhana matahari total akan melintasi setidaknya tujuh daerah di Indonesia pada 9 Maret. Indonesia menjadi satu-satunya daratan yang dilalui fenomena 350 tahun sekali ini.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika tidak akan menyia-nyiakan fenomena unik ini. Lembaga ini sudah menyiapkan peralatan untuk mengabadikan peristiwa ini, mencatat data, dan menyiarkan melalui streaming.
"BMKG ada beberapa pengamatan. Di samping pengamatan gerhana matahari melalui teropong dengan streaming, kami juga memonitor perubahan variasi medan magnet bumi," kata Kepala Seismologi Teknik Geofisik BMKG Jaya Murjaya dalam program Selamat Pagi Indonesia di Metro TV, Kamis (3/3/2016).
Siaran streaming gerhana matahari total melalui media.bmkg.go.id. BMKG akan menyiarkan gerhana matahari total di tujuh titik dan gerhana matahari sebagian dari 12 lokasi.
Siswa sekolah menampilkan tarian gerhana matahari total saat peluncuran paket wisata dan aksi sapta pesona di Desa Pakuli Utara, Kecamatan Gumbasa, Kabupaten Sigi, Selasa 1 Maret 2016. Foto: MI/M Taufan SP Bustan
Jaya mengatakan, BMKG ingin mengetahui data gaya tarik matahari dan bulan pada saat posisinya satu garis lurus terhadap bumi. "Itu diperlukan untuk dunia ilmuan," ujar Jaya.
Untuk mengamati gerhana matahari total, BMKG menyiapkan teropong yang dilengkapi kamera. Teropong secara otomatis akan mengikuti pergerakan matahari.
Selain itu, BMKG memasang dua magnetometer di Stasiun Geofisika Palu, Sulawesi Tengah dan Tanjung Pandang, Belitung--dua daerah ini dilalui gerhana matahari total. Tugas dua magnetometer mengamati perubahan variasi medan magnet bumi.
BMKG juga mempunyai stasiun magnet bumi di Manado, Kupang, Jayapura, Medan Tuntungan, dan Pelabuhan Ratu. Meski stasiun tersebut bukan jalur utama gerhana matahari total, tetap diinstruksikan memantau perubahan medan magnet bumi.
"Kami tahu itu (perubahan medan magnet bumi di luar jalur utama) kecil, tapi kami tetap memerlukan data itu," ujar Jaya.
Dua pekerja menyelesaikan pembuatan kacamata untuk melihat gerhana matahari total di Imah Noong TokoTeleskop, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Selasa 1 Maret 2016. Antara Foto/Novrian Arbi
Apa pentingnya mengamati perubahan variasi medan magnet bumi? Jaya mengatakan, hipotesisnya adalah medan magnet bumi salah satunya dipengaruhi radiasi sinar matahari yang menyebabkan terjadinya arus ionisasi di lapisan ionospir.
Saat gerhana matahari total, di mana piringan bulan menghalangi sinar radiasi matahari terhadap sebagian lapisan ionospir, hipotesis BMKG akan terjadi perubahan arus ionisasi di lapisan ionospir.
"Perubahan arus ionisasi yang diperkirakan akan mempengaruhi perubahan medan magnet bumi," katanya.
Jaya juga memperingatkan dampak buruk menyaksikan gerhana matahari total dengan mata telanjang. Dia mengatakan, menyaksikan gerhana matahari total mesti menggunakan kaca mata yang didesain khusus.
Pembangunan monumen gerhana matahari total di Desa Pakuli Utara, Kecamatan Gumbasa, Kabupaten Sigi, Selasa
1 Maret 2016. Foto: MI/M Taufan SP
Mata telanjang yang menghadap ke gerhana matahari total berbahaya bagi retina. "Retina mata tidak mempunyai sensor sakit. Saat kita melihat matahari secara langsung memang kita tidak merasakan sakit, tetapi sebenarnya orang itu dalam keadaan bahaya," kata Jaya.
Menurut dia, melihat gerhana matahari total hanya menggunakan kaca mata hitam tetap berhaya. BMKG memiliki kaca mata khusus yang bisa menyerap radiasi cukup tinggi.
medcom.id, Jakarta: Masyarakat yang tidak bisa datang ke lokasi yang dilalui gerhana matahari total untuk menyaksikan fenomena alam ini jangan khawatir. Sebab, gerhana matahari total bisa disaksikan via live streming.
Gerhana matahari total akan melintasi setidaknya tujuh daerah di Indonesia pada 9 Maret. Indonesia menjadi satu-satunya daratan yang dilalui fenomena 350 tahun sekali ini.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika tidak akan menyia-nyiakan fenomena unik ini. Lembaga ini sudah menyiapkan peralatan untuk mengabadikan peristiwa ini, mencatat data, dan menyiarkan melalui streaming.
"BMKG ada beberapa pengamatan. Di samping pengamatan gerhana matahari melalui teropong dengan streaming, kami juga memonitor perubahan variasi medan magnet bumi," kata Kepala Seismologi Teknik Geofisik BMKG Jaya Murjaya dalam program
Selamat Pagi Indonesia di
Metro TV, Kamis (3/3/2016).
Siaran streaming gerhana matahari total melalui media.bmkg.go.id. BMKG akan menyiarkan gerhana matahari total di tujuh titik dan gerhana matahari sebagian dari 12 lokasi.
Siswa sekolah menampilkan tarian gerhana matahari total saat peluncuran paket wisata dan aksi sapta pesona di Desa Pakuli Utara, Kecamatan Gumbasa, Kabupaten Sigi, Selasa 1 Maret 2016. Foto: MI/M Taufan SP Bustan
Jaya mengatakan, BMKG ingin mengetahui data gaya tarik matahari dan bulan pada saat posisinya satu garis lurus terhadap bumi. "Itu diperlukan untuk dunia ilmuan," ujar Jaya.
Untuk mengamati gerhana matahari total, BMKG menyiapkan teropong yang dilengkapi kamera. Teropong secara otomatis akan mengikuti pergerakan matahari.
Selain itu, BMKG memasang dua magnetometer di Stasiun Geofisika Palu, Sulawesi Tengah dan Tanjung Pandang, Belitung--dua daerah ini dilalui gerhana matahari total. Tugas dua magnetometer mengamati perubahan variasi medan magnet bumi.
BMKG juga mempunyai stasiun magnet bumi di Manado, Kupang, Jayapura, Medan Tuntungan, dan Pelabuhan Ratu. Meski stasiun tersebut bukan jalur utama gerhana matahari total, tetap diinstruksikan memantau perubahan medan magnet bumi.
"Kami tahu itu (perubahan medan magnet bumi di luar jalur utama) kecil, tapi kami tetap memerlukan data itu," ujar Jaya.
Dua pekerja menyelesaikan pembuatan kacamata untuk melihat gerhana matahari total di Imah Noong TokoTeleskop, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Selasa 1 Maret 2016. Antara Foto/Novrian Arbi
Apa pentingnya mengamati perubahan variasi medan magnet bumi? Jaya mengatakan, hipotesisnya adalah medan magnet bumi salah satunya dipengaruhi radiasi sinar matahari yang menyebabkan terjadinya arus ionisasi di lapisan ionospir.
Saat gerhana matahari total, di mana piringan bulan menghalangi sinar radiasi matahari terhadap sebagian lapisan ionospir, hipotesis BMKG akan terjadi perubahan arus ionisasi di lapisan ionospir.
"Perubahan arus ionisasi yang diperkirakan akan mempengaruhi perubahan medan magnet bumi," katanya.
Jaya juga memperingatkan dampak buruk menyaksikan gerhana matahari total dengan mata telanjang. Dia mengatakan, menyaksikan gerhana matahari total mesti menggunakan kaca mata yang didesain khusus.
Pembangunan monumen gerhana matahari total di Desa Pakuli Utara, Kecamatan Gumbasa, Kabupaten Sigi, Selasa
1 Maret 2016. Foto: MI/M Taufan SP
Mata telanjang yang menghadap ke gerhana matahari total berbahaya bagi retina. "Retina mata tidak mempunyai sensor sakit. Saat kita melihat matahari secara langsung memang kita tidak merasakan sakit, tetapi sebenarnya orang itu dalam keadaan bahaya," kata Jaya.
Menurut dia, melihat gerhana matahari total hanya menggunakan kaca mata hitam tetap berhaya. BMKG memiliki kaca mata khusus yang bisa menyerap radiasi cukup tinggi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(TRK)