medcom.id, Jakarta: Gerhana matahari total (GMT) akan melewati 12 provinsi di Indonesia pada 9 Maret 2016. Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya pun gencar melakukan promosi dengan menjadikan GMT sebagai mesiu untuk mendatangkan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia.
“Kami sudah promosikan jauh hari, sejak akhir 2015 lalu. Hasilnya, seluruh hotel bintang di kota yang akan dilintasi GMT sudah penuh. Sampai-sampai Kemenpar berkoordinasi dengan PT Pelni untuk mengerahkan beberapa kapal besar sebagai `hotel berjalan` di perairan yang dilintasi GMT," jelas Menpar Arief Yahya, Jumat (12/2/2016).
Adapun 12 provinsi yang dilintasi GMT yaitu Maluku Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Bangka Belitung, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, dan Sumatera Barat. Durasi paling lama ada di Kota Maba, Kabupaten Halmahera Timur, Maluku Utara selama waktu 3 menit 17 detik; Kota Luwuk, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah selama 2 menit 50 detik; dan Kota Ternate, Maluku Utara selama 2 menit 45 detik.
Menurut Menpar, target kunjungan wisman saat GMT 100 ribu orang dengan penerimaan devisa Rp1,56 triliun. Sementara untuk wisatawan nusantara sebanyak 5,1 juta orang dengan asumsi perputaran uang Rp3,8 triliun.
“Indonesia adalah satu-satunya negara yang bisa mengamati fenomena GMT 2016 dari daratan. GMT ini hadir 350 tahun sekali. Karena itu, dari sisi promosi pariwisata, tema ini sangat seksi. Itu terbukti, sejak akhir 2015 lalu kami sudah promosi di banyak negara dan hasilnya sangat signifikan,” kata Menpar Arief Yahya.
Berdasarkan data yang diterima Kemenpar, paling banyak wisman yang akan datang untuk melihat GMT berasal dari Jepang. Sebab, negara yang banyak mempercayai Shinto itu menjadikan Mahatari sebagai dewa.
"Ada fenomena GMT yang bakal diburu wisatawan, yaitu Baily's Beads berupa efek cincin berlian dan kromosfer matahari. Dan Fenomena tadi hanya bisa disaksikan di Indonesia," terang Arief Yahya.
Sementara itu Deputi Bidang Pengembangan Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata Esthy Reko Astuti menjelaskan bahwa Kemenpar telah menginstruksikan kepada 12 daerah yang menjadi perlintasan GMT untuk menyiapkan paket wisata yang menarik. Misinya, menggapai target 100 ribu kunjungan wisatawan asing serta lima juta wisatawan lokal.
Menanggapi insstruksi dari Kemenpar, Sumatera Selatan pun membuat glowing night run, ritual komunitas supranatural, festival lomba foto internasional, barongsai sepanjang 30 meter, tur edukasi untuk anak sekolah, serta performace seni budaya dan kuliner GMT. Sedangkan Bangka Belitung menggelar seminar pariwisata, Belitung Photography Trip, Belitung Ultra Beach Run, Belitung Lantern Run, pameran foto dan film, seni instalasi, lomba membatik, karnaval budaya, atraksi permainan tradisional, sholat gerhana, serta menyaksikan GMT secara massal di Pantai Terentang.
Kalimantan Tengah tak mau ketinggalan, dengan menyiapkan lomba kesenian daerah, kuliner, fotografi, fashion show serta pentas budaya lokal. Sementara Kalimantan Timur memilih mengadakan pesta laut, lomba perahu naga, tarian peraga serta Balikpapan Borneo Travel Mart.
Maluku Utara berencana menggelar FGD GMT 2016, Gala Dinner peserta GMT 2016, Run Eclipse 10 KM Total Eclipse serta Festibal Bdaya Maluku Utara. Sulawesi Tengah siap menggelar Pawai Budaya Etnik Nusantara, Lomba Perahu Dayung, Atraksi Budaya Etnik Nusantara, International Gateball Tournament, workshop industri pariwisata, lomba musik bambu, kuliner khas daerah berbahan kelor, fashion show batik daerah, serta Wonderful Total Solar Eclipse Concert.
“Di Palu akan ada koordinasi kedatangan cruise, ada empat kapal pesiar yang rata-rata membawa 1.500 penumpang," terang Esthy.
Pihak Kemenpar memastikan akan kemudahan akses untuk menuju titik-titik GMT. Sehingga ke depan, wisatawan dapat kembali ke daerah tersebut untuk menikmati destinasi yang berada di sana.
"Fokus kita adalah promosi daerah-daerah yang mengalami GMT. Bagaimana ke depan setelah ini, wisatawan mengenal dan datang ke daerah-daerah ini," tegasnya.
Esthy mengaku banyak belajar tentang promosi dari GMT di Australia dan Eropa. Saat itu, GMT menjadi sorotan media, peneliti, fotografer dan wisatawan.
“Semua upaya telah dilakukan untuk memikat wisatawan. Saya yakin, target akan tercapai karena banyak atraksi wisata yang keren, alam Indonesia yang indah, dan sudah dipastikan akan ada empat kapal pesiar yang membawa 1.500 penumpang," tutup Esthy.
medcom.id, Jakarta: Gerhana matahari total (GMT) akan melewati 12 provinsi di Indonesia pada 9 Maret 2016. Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya pun gencar melakukan promosi dengan menjadikan GMT sebagai mesiu untuk mendatangkan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia.
“Kami sudah promosikan jauh hari, sejak akhir 2015 lalu. Hasilnya, seluruh hotel bintang di kota yang akan dilintasi GMT sudah penuh. Sampai-sampai Kemenpar berkoordinasi dengan PT Pelni untuk mengerahkan beberapa kapal besar sebagai `hotel berjalan` di perairan yang dilintasi GMT," jelas Menpar Arief Yahya, Jumat (12/2/2016).
Adapun 12 provinsi yang dilintasi GMT yaitu Maluku Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Bangka Belitung, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, dan Sumatera Barat. Durasi paling lama ada di Kota Maba, Kabupaten Halmahera Timur, Maluku Utara selama waktu 3 menit 17 detik; Kota Luwuk, Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah selama 2 menit 50 detik; dan Kota Ternate, Maluku Utara selama 2 menit 45 detik.
Menurut Menpar, target kunjungan wisman saat GMT 100 ribu orang dengan penerimaan devisa Rp1,56 triliun. Sementara untuk wisatawan nusantara sebanyak 5,1 juta orang dengan asumsi perputaran uang Rp3,8 triliun.
“Indonesia adalah satu-satunya negara yang bisa mengamati fenomena GMT 2016 dari daratan. GMT ini hadir 350 tahun sekali. Karena itu, dari sisi promosi pariwisata, tema ini sangat seksi. Itu terbukti, sejak akhir 2015 lalu kami sudah promosi di banyak negara dan hasilnya sangat signifikan,” kata Menpar Arief Yahya.
Berdasarkan data yang diterima Kemenpar, paling banyak wisman yang akan datang untuk melihat GMT berasal dari Jepang. Sebab, negara yang banyak mempercayai Shinto itu menjadikan Mahatari sebagai dewa.
"Ada fenomena GMT yang bakal diburu wisatawan, yaitu Baily's Beads berupa efek cincin berlian dan kromosfer matahari. Dan Fenomena tadi hanya bisa disaksikan di Indonesia," terang Arief Yahya.
Sementara itu Deputi Bidang Pengembangan Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata Esthy Reko Astuti menjelaskan bahwa Kemenpar telah menginstruksikan kepada 12 daerah yang menjadi perlintasan GMT untuk menyiapkan paket wisata yang menarik. Misinya, menggapai target 100 ribu kunjungan wisatawan asing serta lima juta wisatawan lokal.
Menanggapi insstruksi dari Kemenpar, Sumatera Selatan pun membuat glowing night run, ritual komunitas supranatural, festival lomba foto internasional, barongsai sepanjang 30 meter, tur edukasi untuk anak sekolah, serta performace seni budaya dan kuliner GMT. Sedangkan Bangka Belitung menggelar seminar pariwisata, Belitung Photography Trip, Belitung Ultra Beach Run, Belitung Lantern Run, pameran foto dan film, seni instalasi, lomba membatik, karnaval budaya, atraksi permainan tradisional, sholat gerhana, serta menyaksikan GMT secara massal di Pantai Terentang.
Kalimantan Tengah tak mau ketinggalan, dengan menyiapkan lomba kesenian daerah, kuliner, fotografi, fashion show serta pentas budaya lokal. Sementara Kalimantan Timur memilih mengadakan pesta laut, lomba perahu naga, tarian peraga serta Balikpapan Borneo Travel Mart.
Maluku Utara berencana menggelar FGD GMT 2016, Gala Dinner peserta GMT 2016, Run Eclipse 10 KM Total Eclipse serta Festibal Bdaya Maluku Utara. Sulawesi Tengah siap menggelar Pawai Budaya Etnik Nusantara, Lomba Perahu Dayung, Atraksi Budaya Etnik Nusantara, International Gateball Tournament, workshop industri pariwisata, lomba musik bambu, kuliner khas daerah berbahan kelor, fashion show batik daerah, serta Wonderful Total Solar Eclipse Concert.
“Di Palu akan ada koordinasi kedatangan cruise, ada empat kapal pesiar yang rata-rata membawa 1.500 penumpang," terang Esthy.
Pihak Kemenpar memastikan akan kemudahan akses untuk menuju titik-titik GMT. Sehingga ke depan, wisatawan dapat kembali ke daerah tersebut untuk menikmati destinasi yang berada di sana.
"Fokus kita adalah promosi daerah-daerah yang mengalami GMT. Bagaimana ke depan setelah ini, wisatawan mengenal dan datang ke daerah-daerah ini," tegasnya.
Esthy mengaku banyak belajar tentang promosi dari GMT di Australia dan Eropa. Saat itu, GMT menjadi sorotan media, peneliti, fotografer dan wisatawan.
“Semua upaya telah dilakukan untuk memikat wisatawan. Saya yakin, target akan tercapai karena banyak atraksi wisata yang keren, alam Indonesia yang indah, dan sudah dipastikan akan ada empat kapal pesiar yang membawa 1.500 penumpang," tutup Esthy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NIN)