Makassar: Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan (Perum LPPNPI) atau AirNav Indonesia menaikkan pangkat personel Air Traffic Controller (ATC) almarhum Anthonius Gunawan Agung dua tingkat.
Agung, begitu ia disapa, meninggal tak lama setelah gempa bermaknitude 7,4 skala Richter mengguncang Donggala dan Palu. Saat gempa, Agung tengah memandu pesawat Batik Air lepas landas. Dia tak mau beranjak, meski nyawa taruhannya. Agung baru bergerak dari tempat duduknya ketika pesawat Batik Air sudah aman mengudara.
“Almarhum Anthonius Gunawan Agung telah menunjukkan dedikasi yang luar biasa dalam memberikan pelayanan untuk mewujudkan keselamatan penerbangan,” kata Direktur AirNav Indonesia, Novie Riyanto, saat menyambut kedatang jenazah di Makssar Sabtu, 29 September 2018.
Baca: Anthonius Tewas dalam Tugas
Novie mengatakan jenazah Agung diserahkan ke keluarga besarnya di Makassar, meski kedua orang tua almarhum berdomisili di Papua.
"Sehingga dari komunikasi kami dengan keluarga almarhum Agung rencana akan dimakamkan di Makassar,” ujarnya.
Sempat Dirujuk ke Rumah Sakit
Pemuda berusia 22 tahun itu meninggal dalam tugas. Dia tak mau beranjak, meski nyawa taruhannya. Agung baru bergerak dari tempat duduknya ketika pesawat Batik Air sudah aman mengudara.
"Agung memutuskan melompat dari cabin tower (lantai 4). Akibatnya beliau mengalami patah kaki," ujar Novie.
Agung sempat dirujuk ke rumah sakit lantaran mengalami patah tulang dan luka dalam usai melompat dari lantai 4 cabin tower oleh rekannya. Pihak rumah sakit kemudian merujuk AirNav ke rumah sakit yang lebih besar untuk ditangani lebih serius.
"AirNav berupaya untuk mendatangkan helikopter dari Balikpapan. Namun karena kondisi bandara, helikopter baru dapat diterbangkan pagi ini," ujar Novie.
Untung tak dapat diraih malang tak dapat ditolak, saat dibawa ke bandara untuk diterbangkan ke Balikpapan. Agung mengembuskan nafas terakhirnya. "(Agung) wafat saat bertugas," ujar Novie.
Makassar: Perusahaan Umum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan (Perum LPPNPI) atau AirNav Indonesia menaikkan pangkat personel Air Traffic Controller (ATC) almarhum Anthonius Gunawan Agung dua tingkat.
Agung, begitu ia disapa, meninggal tak lama setelah gempa bermaknitude 7,4 skala Richter mengguncang Donggala dan Palu. Saat gempa, Agung tengah memandu pesawat Batik Air lepas landas. Dia tak mau beranjak, meski nyawa taruhannya. Agung baru bergerak dari tempat duduknya ketika pesawat Batik Air sudah aman mengudara.
“Almarhum Anthonius Gunawan Agung telah menunjukkan dedikasi yang luar biasa dalam memberikan pelayanan untuk mewujudkan keselamatan penerbangan,” kata Direktur AirNav Indonesia, Novie Riyanto, saat menyambut kedatang jenazah di Makssar Sabtu, 29 September 2018.
Baca: Anthonius Tewas dalam Tugas
Novie mengatakan jenazah Agung diserahkan ke keluarga besarnya di Makassar, meski kedua orang tua almarhum berdomisili di Papua.
"Sehingga dari komunikasi kami dengan keluarga almarhum Agung rencana akan dimakamkan di Makassar,” ujarnya.
Sempat Dirujuk ke Rumah Sakit
Pemuda berusia 22 tahun itu meninggal dalam tugas. Dia tak mau beranjak, meski nyawa taruhannya. Agung baru bergerak dari tempat duduknya ketika pesawat Batik Air sudah aman mengudara.
"Agung memutuskan melompat dari cabin tower (lantai 4). Akibatnya beliau mengalami patah kaki," ujar Novie.
Agung sempat dirujuk ke rumah sakit lantaran mengalami patah tulang dan luka dalam usai melompat dari lantai 4 cabin tower oleh rekannya. Pihak rumah sakit kemudian merujuk AirNav ke rumah sakit yang lebih besar untuk ditangani lebih serius.
"AirNav berupaya untuk mendatangkan helikopter dari Balikpapan. Namun karena kondisi bandara, helikopter baru dapat diterbangkan pagi ini," ujar Novie.
Untung tak dapat diraih malang tak dapat ditolak, saat dibawa ke bandara untuk diterbangkan ke Balikpapan. Agung mengembuskan nafas terakhirnya. "(Agung) wafat saat bertugas," ujar Novie.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ALB)