medcom.id, Denpasar: Kudeta militer yang terjadi di Thailand menguntungkan pariwisata Bali. Kudeta militer menyebabkan sebagian wisatawan Negeri Gajah Putih itu mengalihkan kunjungannya ke Pulau Dewata.
"Tentunya Bali akan mendapatkan limpahan wisatawan mancanegara yang mengurungkan niatnya berwisata ke Thailand," ujar Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali, Ida Bagus Ngurah Wijaya, di Denpasar, Senin (26/5/2014).
Selama ini, sejumlah destinasi wisata di Thailand merupakan pesaing objek wisata Bali. Namun, lanjut Ngurah Wijaya, sedang terjadi "low season" (sepi) di Thailand.
Dia menyakini kondisi politik itu mempengaruhi pariwisata Thailand, meskipun kudeta militer tersebut berpusat di Bangkok. Kondisi ini memberikan keuntungan bagi negara lain, terutama Indonesia, khususnya Bali.
Dia mencontohkan wisatawan Tiongkok yang banyak berlibur ke Thailand dan Vietnam. Mereka mengalihkan kunjungannya ke Pulau Dewata.
"Wisatawan Tiongkok sedang banyak-banyaknya berwisata ke Bali. Apalagi di Vietnam kini ada aksi anti-Tiongkok," ujar pelaku pariwisata itu.
Namun, dia belum tahu berapa jumlah "limpahan" turis asing akibat kudeta militer tersebut. Hal itu baru bisa diketahui sekitar Juni. "Kita tentunya tidak mengharapkan terjadinya kekacauan keamanan di suatu negara. Tetapi kudeta militer itu ternyata memberi nilai bagi kunjungan wisman ke Bali," imbuhnya.
Seperti diberitakan sejumlah media, akibat kudeta militer di Thailand, sedikitnya sudah ada 45 negara di seluruh dunia yang mengeluarkan peringatan perjalanan atau "travel warning". Praktis hal tersebut dinilai akan mempengaruhi dunia pariwisata mengingat isu keamanan sangat rentan terhadap perkembangan destinasi wisata suatu
negara.
medcom.id, Denpasar: Kudeta militer yang terjadi di Thailand menguntungkan pariwisata Bali. Kudeta militer menyebabkan sebagian wisatawan Negeri Gajah Putih itu mengalihkan kunjungannya ke Pulau Dewata.
"Tentunya Bali akan mendapatkan limpahan wisatawan mancanegara yang mengurungkan niatnya berwisata ke Thailand," ujar Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali, Ida Bagus Ngurah Wijaya, di Denpasar, Senin (26/5/2014).
Selama ini, sejumlah destinasi wisata di Thailand merupakan pesaing objek wisata Bali. Namun, lanjut Ngurah Wijaya, sedang terjadi "low season" (sepi) di Thailand.
Dia menyakini kondisi politik itu mempengaruhi pariwisata Thailand, meskipun kudeta militer tersebut berpusat di Bangkok. Kondisi ini memberikan keuntungan bagi negara lain, terutama Indonesia, khususnya Bali.
Dia mencontohkan wisatawan Tiongkok yang banyak berlibur ke Thailand dan Vietnam. Mereka mengalihkan kunjungannya ke Pulau Dewata.
"Wisatawan Tiongkok sedang banyak-banyaknya berwisata ke Bali. Apalagi di Vietnam kini ada aksi anti-Tiongkok," ujar pelaku pariwisata itu.
Namun, dia belum tahu berapa jumlah "limpahan" turis asing akibat kudeta militer tersebut. Hal itu baru bisa diketahui sekitar Juni. "Kita tentunya tidak mengharapkan terjadinya kekacauan keamanan di suatu negara. Tetapi kudeta militer itu ternyata memberi nilai bagi kunjungan wisman ke Bali," imbuhnya.
Seperti diberitakan sejumlah media, akibat kudeta militer di Thailand, sedikitnya sudah ada 45 negara di seluruh dunia yang mengeluarkan peringatan perjalanan atau "travel warning". Praktis hal tersebut dinilai akan mempengaruhi dunia pariwisata mengingat isu keamanan sangat rentan terhadap perkembangan destinasi wisata suatu
negara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(BOB)