Jakarta: Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengajak warga Indonesia memiliki kesiapsiagaan menghadapi bencana. Selain berada di wilayah ring of fire, Indonesia berada di wilayah tumbukan lempeng tektonik.
Hal ini juga yang membuat pulau-pulau di Indonesia berbentuk unik. Misalnya, Pulau Sulawesi yang berbentuk seperti huruf K.
Selain itu, Indonesia berada di antara dua samudra dan dua benua. Letak ini penyebab fenomena iklim dan cuaca Indonesia yang berbeda dengan daratan Amerika, Eropa, dan Australia. Cuaca di Indonesia cepat berubah, dinamis, sehingga terdampak perubahan iklim global.
Dwikorita juga mengakui ada pulau yang rentan terkena perubahan muka air laut. Mengingat Indonesia wilayah maritim di mana suhu muka air laut mudah memanas. Untuk hari ini, suhu muka air laut Indonesia lebih hangat dari normal.
Baca: Warga Pesisir Selatan Bantul Diminta Waspada Gelombang Tinggi
"Inilah berdampak seperti prediksi BMKG, kemarau kali ini akan relatif lebih basah dari normalnya. Maka ada sebagian wilayah di Nusa Tenggara kekeringan, di wilayah utara ada banjir longsor, dan ada wilayah alami gempa bumi," kata Dwikorita saat menghadiri launching acara yang digelar secara virtual, Jakarta, Rabu, 4 Agustus 2021.
Dwikorita juga menyebut aktivitas kegempaan di Tanah Air meningkat. Bahkan terjadi peningkatan pada cuaca ekstrem, intensitas, dan frekuensinya.
Dia mengatakan hal ini berakibat pada kerentanan risiko di wilayah meningkat. "Makanya kita mendukung dibangun sistem peringatan dini ini," tegas Dwikorita.
Jakarta: Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika
(BMKG) Dwikorita Karnawati mengajak warga Indonesia memiliki kesiapsiagaan menghadapi bencana. Selain berada di wilayah
ring of fire, Indonesia berada di wilayah tumbukan lempeng tektonik.
Hal ini juga yang membuat pulau-pulau di Indonesia berbentuk unik. Misalnya, Pulau Sulawesi yang berbentuk seperti huruf K.
Selain itu, Indonesia berada di antara dua samudra dan dua benua. Letak ini penyebab fenomena iklim dan cuaca Indonesia yang berbeda dengan daratan Amerika, Eropa, dan Australia. Cuaca di Indonesia cepat berubah, dinamis, sehingga terdampak perubahan iklim global.
Dwikorita juga mengakui ada pulau yang rentan terkena perubahan muka air laut. Mengingat Indonesia wilayah maritim di mana suhu muka air laut mudah memanas. Untuk hari ini, suhu muka air laut Indonesia lebih hangat dari normal.
Baca:
Warga Pesisir Selatan Bantul Diminta Waspada Gelombang Tinggi
"Inilah berdampak seperti prediksi BMKG, kemarau kali ini akan relatif lebih basah dari normalnya. Maka ada sebagian wilayah di Nusa Tenggara kekeringan, di wilayah utara ada banjir longsor, dan ada wilayah alami gempa bumi," kata Dwikorita saat menghadiri launching acara yang digelar secara virtual, Jakarta, Rabu, 4 Agustus 2021.
Dwikorita juga menyebut aktivitas kegempaan di Tanah Air meningkat. Bahkan terjadi peningkatan pada
cuaca ekstrem, intensitas, dan frekuensinya.
Dia mengatakan hal ini berakibat pada kerentanan risiko di wilayah meningkat. "Makanya kita mendukung dibangun sistem peringatan dini ini," tegas Dwikorita.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JMS)