Jakarta: Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menyebut baru sekitar 1.000 rumah sakit aktif mengisi Sistem Informasi Rawat Inap (Siranap). Aplikasi untuk menginformasikan ketersediaan tempat tidur perawatan pasien.
"Semua rumah sakit yang sudah teregistrasi di Kemenkes, sebenarnya sudah memiliki akses dalam mengisikan data di Siranap, tapi yang mulai mengisi baru sekitar 1.000 rumah sakit," kata Siti dikutip dari Antara, Selasa, 20 Juli 2021.
Siti menuturkan Kementerian Kesehatan menyediakan aplikasi Siranap untuk membantu masyarakat mencari tempat tidur yang tersedia di rumah sakit rujukan covid-19. Aplikasi bisa diunggah di ponsel pintar.
Kemenkes terus meningkatkan keaktifan pengelola rumah sakit melaporkan ketersediaan tempat tidur pelayanan pasien melalui aplikasi Siranap. Berdasarkan laporan Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) rumah sakit di Tanah Air hingga April 2021 mencapai 3.039.
Siti mengakui layanan Siranap yang berbasis data real time belum berfungsi optimal. Sebab, pembaruan informasi oleh pengelola rumah sakit kerap berjalan lambat.
(Baca: 25 Rumah Sakit PTN Difasilitasi Jadi RS Covid-19)
Dampaknya, informasi kepada masyarakat yang membutuhkan sering tidak sesuai dengan fakta keterisian rumah sakit yang mereka tuju. "Keakuratan data di Siranap tergantung dari keaktifan rumah sakit mengupdate data dalam sistemnya," kata dia.
Ada dua cara pengisian Siranap, yakni pengisian lewat aplikasi langsung dan pengisian melalui briging atau alat yang bisa menghubungkan suatu jaringan komputer, yakni Local Area Network (LAN) dari sistem informasi di rumah sakit.
Juru bicara vaksinasi covid-19 itu mengatakan yang sering terjadi ialah saat ruang perawatan kosong, masih ada pasien di IGD mengantre untuk dipindahkan ke ruang perawatan. Situasi itu kerap memicu ketidakakuratan data yang tercantum dalam laman aplikasi Siranap.
"Oleh karena itu, dalam Siranap sudah ditambahkan informasi IGD dan antreannya. Ada juga beberapa rumah sakit yang memisahkan ruang untuk pasien laki-laki dan perempuan," kata dia.
Kemenkes berharap pengisian melalui briging oleh pengelola rumah sakit ditingkatkan. "Karena ketika ada perubahan dalam penerimaan rawat inap pada Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS), data itu juga akan otomatis terkirim ke Kementerian Kesehatan," kata dia.
Jakarta: Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan (
Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menyebut baru sekitar 1.000 rumah sakit aktif mengisi Sistem Informasi Rawat Inap (Siranap). Aplikasi untuk menginformasikan ketersediaan tempat tidur perawatan pasien.
"Semua rumah sakit yang sudah teregistrasi di Kemenkes, sebenarnya sudah memiliki akses dalam mengisikan data di Siranap, tapi yang mulai mengisi baru sekitar 1.000 rumah sakit," kata Siti dikutip dari Antara, Selasa, 20 Juli 2021.
Siti menuturkan Kementerian Kesehatan menyediakan aplikasi Siranap untuk membantu masyarakat mencari tempat tidur yang tersedia di
rumah sakit rujukan covid-19. Aplikasi bisa diunggah di ponsel pintar.
Kemenkes terus meningkatkan keaktifan pengelola rumah sakit melaporkan ketersediaan tempat tidur pelayanan pasien melalui aplikasi Siranap. Berdasarkan laporan Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) rumah sakit di Tanah Air hingga April 2021 mencapai 3.039.
Siti mengakui layanan Siranap yang berbasis data
real time belum berfungsi optimal. Sebab, pembaruan informasi oleh pengelola rumah sakit kerap berjalan lambat.
(Baca:
25 Rumah Sakit PTN Difasilitasi Jadi RS Covid-19)
Dampaknya, informasi kepada masyarakat yang membutuhkan sering tidak sesuai dengan fakta keterisian rumah sakit yang mereka tuju. "Keakuratan data di Siranap tergantung dari keaktifan rumah sakit mengupdate data dalam sistemnya," kata dia.
Ada dua cara pengisian Siranap, yakni pengisian lewat aplikasi langsung dan pengisian melalui briging atau alat yang bisa menghubungkan suatu jaringan komputer, yakni Local Area Network (LAN) dari sistem informasi di rumah sakit.
Juru bicara vaksinasi covid-19 itu mengatakan yang sering terjadi ialah saat ruang perawatan kosong, masih ada
pasien di IGD mengantre untuk dipindahkan ke ruang perawatan. Situasi itu kerap memicu ketidakakuratan data yang tercantum dalam laman aplikasi Siranap.
"Oleh karena itu, dalam Siranap sudah ditambahkan informasi IGD dan antreannya. Ada juga beberapa rumah sakit yang memisahkan ruang untuk pasien laki-laki dan perempuan," kata dia.
Kemenkes berharap pengisian melalui briging oleh pengelola rumah sakit ditingkatkan. "Karena ketika ada perubahan dalam penerimaan rawat inap pada Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS), data itu juga akan otomatis terkirim ke Kementerian Kesehatan," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)