Jakarta: Hidup mantan pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Hotman Tambunan berubah 180 derajat karena gagal dalam tes wawasan kebangsaan (TWK) menjadi aparatur sipil negara (ASN). Bila biasanya dia berhadapan dengan tersangka korupsi, kini dia mengaduk kopi.
Hotman Tambunan mencari penghasilan mengandalkan kedai kopi kecil di wilayah Blok M, Jakarta Selatan. Setelah dipecat dengan hormat per 30 September 2021, Hotman langsung meracik kopi asal wilayah Toba, Sumatra Utara (Sumut).
"Kedai kopi ini kita buka juga dalam rangka pemberdayaan masyarakat, petani kopi di kampung kami sana," kata Hotman saat ditemui di kedainya di Blok M, Kamis, 14 Oktober 2021.
Menurut Hotman, kedai kopi ini sudah ada sejak empat tahun lalu. Namun, dia baru bisa aktif saat ini karena sebelumnya sibuk bekerja di KPK.
Baca: Dua Parpol Bersedia Tampung Eks Pegawai KPK
Dia ingin menggeluti bisnis jualan kopi dengan harapan petani di Toba bisa makmur. Hotman Tambunan menyebut biji kopi yang dijual di kedainya dipesan langsung dari petani Toba.
"Kami berharap dengan adanya harga yang fair antara petani kopi, pedagang, dan penikmat kopi kami yakin petani kita akan hidup sejahtera," ujar mantan pegawai KPK itu.
Setidaknya, ada tiga biji kopi asal Toba yang menjadi andalan Hotman di kedainya, yakni gurgur, sindikalang, dan lintong. Ketiga biji kopi itu bisa disajikan dengan campuran susu dan es. Namun, pelanggan juga bisa menikmati kopi itu langsung tanpa campuran apa pun.
Rasa asli kopi Toba kental terasa di kedai Hotman. Rasa kental itu makin menjadi dengan suasana kawasan sekitaran kedai Hotman yang dipenuhi beberapa lapo Batak yang menawarkan makanan khas Toba.
Hotman Tambunan berharap kedai ini bisa ramai ke depannya. Kedai ini akan dijadikan mata pencahariannya setelah tidak lagi menjadi bagian dari Lembaga Antikorupsi.
"Saya punya waktu yang banyak, saya mau membayar utang waktu itu, untuk memarketkan, dan menjual kopi ini lebih jual lagi," ucap Hotman.
Jakarta: Hidup
mantan pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (
KPK) Hotman Tambunan berubah 180 derajat karena gagal dalam tes wawasan kebangsaan (TWK) menjadi aparatur sipil negara (
ASN). Bila biasanya dia berhadapan dengan tersangka korupsi, kini dia mengaduk kopi.
Hotman Tambunan mencari penghasilan mengandalkan kedai kopi kecil di wilayah Blok M, Jakarta Selatan. Setelah dipecat dengan hormat per 30 September 2021, Hotman langsung meracik kopi asal wilayah Toba, Sumatra Utara (Sumut).
"Kedai kopi ini kita buka juga dalam rangka pemberdayaan masyarakat, petani kopi di kampung kami sana," kata Hotman saat ditemui di kedainya di Blok M, Kamis, 14 Oktober 2021.
Menurut Hotman, kedai kopi ini sudah ada sejak empat tahun lalu. Namun, dia baru bisa aktif saat ini karena sebelumnya sibuk bekerja di KPK.
Baca:
Dua Parpol Bersedia Tampung Eks Pegawai KPK
Dia ingin menggeluti bisnis jualan kopi dengan harapan petani di Toba bisa makmur. Hotman Tambunan menyebut biji kopi yang dijual di kedainya dipesan langsung dari petani Toba.
"Kami berharap dengan adanya harga yang
fair antara petani kopi, pedagang, dan penikmat kopi kami yakin petani kita akan hidup sejahtera," ujar mantan pegawai KPK itu.
Setidaknya, ada tiga biji kopi asal Toba yang menjadi andalan Hotman di kedainya, yakni gurgur, sindikalang, dan lintong. Ketiga biji kopi itu bisa disajikan dengan campuran susu dan es. Namun, pelanggan juga bisa menikmati kopi itu langsung tanpa campuran apa pun.
Rasa asli kopi Toba kental terasa di kedai Hotman. Rasa kental itu makin menjadi dengan suasana kawasan sekitaran kedai Hotman yang dipenuhi beberapa lapo Batak yang menawarkan makanan khas Toba.
Hotman Tambunan berharap kedai ini bisa ramai ke depannya. Kedai ini akan dijadikan mata pencahariannya setelah tidak lagi menjadi bagian dari Lembaga Antikorupsi.
"Saya punya waktu yang banyak, saya mau membayar utang waktu itu, untuk memarketkan, dan menjual kopi ini lebih jual lagi," ucap Hotman.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(OGI)
