Jakarta: Dengan segala keterbatasan yang dimiliki, pasangan suami istri Yahya dan Umayah memiliki tekad yang kuat untuk menyekolahkan anak-anaknya setinggi mungkin. Yahya yang hanya lulusan SD dan sang istri yang hanya menimba ilmu sampai kelas 3 SD, justru menilai pendidikan adalah hal yang harus diutamakan bagi anak-anaknya.
Yahya dan Umayah bahkan berjuang ekstra keras agar anak-anaknya bisa mencapai pendidikan tinggi. Kerja keras dan kegigihan mereka pun berbuah maksimal.
Mereka berhasil membuat kedelapan anaknya mencapai pendidikan tinggi. Kini, anak-anaknya bahkan sudah sukses di dunia pekerjaan. Tujuh di antaranya telah bekerja sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN). Sedangkan satu lagi anaknya sudah menjadi wirausaha.
"Kami berdelapan sudah lulus sarjana dan beberapa bahkan sudah melanjutkan S2. Sekarang orang tua sudah bisa menikmati hari tua," kata Herniyanti, putri dari pasangan Yahya dan Umayah, dalam tayangan Kick Andy di Metro TV, Minggu, 17 Oktober 2021.
Sebuah perjuangan keras harus dialami Yahya untuk bisa menyekolahkan anak-anaknya. Ia harus bekerja sebagai penjual tempe, penjual ayam potong, bahkan sebagai pemandi jenazah.
Setiap jam tiga pagi, Yahya bangun berkeliling desa sambil menawarkan jualannya. Sedangkan Umayah bekerja sebagai pembatik.
"Dulu sebelum jualan ayam, bapak jualan tempe. Kemudian ada teman orang tua saya jualan ayam potong, akhirnya bapak coba jualan," kata Khodlifah dalam tayangan Kick Andy di Metro TV.
Perjuangan juga harus dialami putri Yahya dan Umayah, yakni Khodilfa. Terutama saat ia pada masa duduk di bangku SD. Ia pernah dalam situasi ketika tidak bisa mengambil rapor karena belum membayar SPP.
Namun, Khodlifah tak mengeluh dengan situasi. Ia tetap rajin dan selalu bersyukur dengan keadaan. Melihat sikap anaknya ini membuat Yahya dan Umayah bertekad untuk mencari biaya semaksimal mungkin untuk menyekolahkan anak-anaknya.
Perjuangan mereka membuahkan hasil. Yahya dan Umayah berhasil membawa anak-anaknya ke pendidikan lebih tinggi. Saat ini, pasangan suami istri ini dapat menikmati masa tua bersama anak-anaknya dengan bahagia. (Imanuel Rymaldi Matatula)
Jakarta: Dengan segala keterbatasan yang dimiliki, pasangan suami istri Yahya dan Umayah memiliki tekad yang kuat untuk menyekolahkan anak-anaknya setinggi mungkin. Yahya yang hanya lulusan SD dan sang istri yang hanya menimba ilmu sampai kelas 3 SD, justru menilai
pendidikan adalah hal yang harus diutamakan bagi anak-anaknya.
Yahya dan Umayah bahkan berjuang ekstra keras agar anak-anaknya bisa mencapai pendidikan tinggi. Kerja keras dan kegigihan mereka pun berbuah maksimal.
Mereka berhasil membuat kedelapan anaknya mencapai pendidikan tinggi. Kini, anak-anaknya bahkan sudah sukses di dunia pekerjaan. Tujuh di antaranya telah bekerja sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN). Sedangkan satu lagi anaknya sudah menjadi wirausaha.
"Kami berdelapan sudah lulus sarjana dan beberapa bahkan sudah melanjutkan S2. Sekarang orang tua sudah bisa menikmati hari tua," kata Herniyanti, putri dari pasangan Yahya dan Umayah, dalam tayangan
Kick Andy di Metro TV, Minggu, 17 Oktober 2021.
Sebuah perjuangan keras harus dialami Yahya untuk bisa menyekolahkan anak-anaknya. Ia harus bekerja sebagai penjual tempe, penjual ayam potong, bahkan sebagai pemandi jenazah.
Setiap jam tiga pagi, Yahya bangun berkeliling desa sambil menawarkan jualannya. Sedangkan Umayah bekerja sebagai pembatik.
"Dulu sebelum jualan ayam, bapak jualan tempe. Kemudian ada teman orang tua saya jualan ayam potong, akhirnya bapak coba jualan," kata Khodlifah dalam tayangan Kick Andy di Metro TV.
Perjuangan juga harus dialami putri Yahya dan Umayah, yakni Khodilfa. Terutama saat ia pada masa duduk di bangku SD. Ia pernah dalam situasi ketika tidak bisa mengambil rapor karena belum membayar SPP.
Namun, Khodlifah tak mengeluh dengan situasi. Ia tetap rajin dan selalu bersyukur dengan keadaan. Melihat sikap anaknya ini membuat Yahya dan Umayah bertekad untuk mencari biaya semaksimal mungkin untuk menyekolahkan anak-anaknya.
Perjuangan mereka membuahkan hasil. Yahya dan Umayah berhasil membawa anak-anaknya ke pendidikan lebih tinggi. Saat ini, pasangan suami istri ini dapat menikmati masa tua bersama anak-anaknya dengan bahagia.
(Imanuel Rymaldi Matatula) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(PAT)