medcom.id, Jakarta: Intoleransi dan radikalisme antara lain karena tingkat pemahaman nilai kebangsaan yang sempit di lembaga pendidikan. Kekerasan pelajar meningkat, beberapa di antarnya bahkan sampai menghilangkan nyawa orang lain.
Peneliti Pusat Penelitian Kependudukan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Makmuri Sukarno mengatakan, masalah ini harus segera ditangani. Pencegahan berkembangnya intoleransi bisa dengan menitikberatkan pada langkah pendidikan yang multikultural.
"Bila tidak ditanggulangi, berpotensi menjadi bibit tindakan radikal yang menjurus hilangnya rasa toleransi dan kebangsaan," kata Makmuri saat dialog kebangsaan bertema Pendidikan Memperkuat Kebangsaan di kantor LIPI, Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Selasa 11 Juli 2017.
Pendidikan harus mampu menumbuhkan kesempatan pengembangan karakter yang mengaktualisasikan rasa kebangsaan sehingga mengurangi intoleransi dan radikalisme.
"Keanekaragaman yang tidak dilandasi dengan semangat kebangsaan yang tangguh dan landasan pandangan hidup yang kukuh, akan mengendurkan ikatan kebangsaan dan bahkan berpotensi menjadikannya terlepas," papar Makmuri.
Tidak hanya melalui pendidikan formal, pendidikan informal dalam keluarga, dunia kerja, dan masyarakat juga memiliki peran strategis dalam menginternalisasikan nilai-nilai kebangsaan.
"Pemberdayaan masyarakat dan membangun rasa kebangsaan dapat dicapai melalui perencanaan dan pembangunan keluarga yang berkualitas termasuk pendidikan informal dalam keluarga," pungkas Makmuri.
medcom.id, Jakarta: Intoleransi dan radikalisme antara lain karena tingkat pemahaman nilai kebangsaan yang sempit di lembaga pendidikan. Kekerasan pelajar meningkat, beberapa di antarnya bahkan sampai menghilangkan nyawa orang lain.
Peneliti Pusat Penelitian Kependudukan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Makmuri Sukarno mengatakan, masalah ini harus segera ditangani. Pencegahan berkembangnya intoleransi bisa dengan menitikberatkan pada langkah pendidikan yang multikultural.
"Bila tidak ditanggulangi, berpotensi menjadi bibit tindakan radikal yang menjurus hilangnya rasa toleransi dan kebangsaan," kata Makmuri saat dialog kebangsaan bertema Pendidikan Memperkuat Kebangsaan di kantor LIPI, Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Selasa 11 Juli 2017.
Pendidikan harus mampu menumbuhkan kesempatan pengembangan karakter yang mengaktualisasikan rasa kebangsaan sehingga mengurangi intoleransi dan radikalisme.
"Keanekaragaman yang tidak dilandasi dengan semangat kebangsaan yang tangguh dan landasan pandangan hidup yang kukuh, akan mengendurkan ikatan kebangsaan dan bahkan berpotensi menjadikannya terlepas," papar Makmuri.
Tidak hanya melalui pendidikan formal, pendidikan informal dalam keluarga, dunia kerja, dan masyarakat juga memiliki peran strategis dalam menginternalisasikan nilai-nilai kebangsaan.
"Pemberdayaan masyarakat dan membangun rasa kebangsaan dapat dicapai melalui perencanaan dan pembangunan keluarga yang berkualitas termasuk pendidikan informal dalam keluarga," pungkas Makmuri.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(TRK)