Perjuangan mahasiswa kala itu memang menjadi titik balik bagi Indonesia mengakhri era Orde Baru. Pendudukan gedung DPR oleh mahasiswa ini juga mengembuskan angin segar melalui lahirnya Reformasi.
Reformasi adalah perubahan secara drastis untuk perbaikan (bidang sosial, politik, atau agama) dalam suatu masyarakat atau negara. Reformasi juga didefinisikan sebagai awal perubahan yang mencakup sistem, tata kelola masyarakat, dan permasalahan kekuasaan.
Dirangkum dari berbagai sumber, berikut ini beberapa kejadian besar pada tanggal 12 Mei 1998:
Unjuk rasa besar-besaran
Masa Reformasi di Indonesia terjadi pada Mei 1998. Krisis ekonomi dan menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan Presiden Soeharto menjadi pemicu peristiwa ini.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Kepercayaan tersebut menurun lantaran pemerintah tidak mampu mengatasi krisis ekonomi yang sedang dialami Indonesia pada 1997. Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) juga menjadi penyebab terpuruknya ekonomi Indonesia yang berimbas pada ketergantungan modal asing.
7 tuntutan mahasiswa
Unjuk rasa besar-besaran pada 1998 yang dipelopori kalangan mahasiswa dan intelektual tersebut menuntut tujuh hal, antara lain:
1. Adili Soeharto dan para pengikutnya
2. Amandemen UUD 1945
3. Otonomi daerah seluas-luasnya
4. Tegakkan supremasi hukum
5. Berantas KKN
6. bTurunkan Soeharto dari kursi pemerintahan
7. Hapuskan dwifungsi ABRI
Tragedi Trisakti
Peristiwa yang mengawali gerakan reformasi terjadi pada 12 Mei 1998 di Universitas Trisakti, Jakarta. Saat itu, terjadi bentrok antara aparat keamanan dan demonstran.
Kejadian tersebut menyebabkan empat mahasiswa gugur dengan luka tembakan. Keempatnya ialah Elang Mulia Lesmana, Heri Hartanto, Hendriawan Sie, dan Hafidhin Royan. Peristiwa tersebut lantas memicu gelombang demonstrasi yang lebih besar pada 13-14 Mei 1998.
Kerusuhan dan penjarahan massal
Tragedi Trisakti tanggal 12 Mei 1998 tersebut memicu kerusuhan berupa perusakan pertokoan, rumah, perkantoran, dan kendaraan milik warga. Kerusuhan terjadi di banyak lokasi di ibu kota beberapa hari setelahnya.
Sasaran utama dari pelaku kerusuhan adalah aset milik masyarakat keturunan Tionghoa di Jakarta. Banyak pertokoan, kantor-kantor, bahkan rumah pribadi yang dianggap milik keturunan Tionghoa dibakar, dihancurkan, dan dijarah.