Jakarta: Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebutkan ada beberapa faktor penyebab angka kematian ibu makin membeludak di masa pandemi covid-19. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, angka kematian ibu pada 2021 mencapai 6.865 dari sebelumnya 4.197 di 2019.
“Dari sini terdapat faktor-faktor yang berkontribusi pada kematian Ibu di Indonesia, mulai dari akses dan mutu fasilitas kesehatan yang rendah, minimnya pengetahuan dan pendidikan reproduksi, terlambatnya deteksi komplikasi kesehatan, hingga regulasi yang tumpang tindih,” ujar pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal (Dirjen) Kesehatan Masyarakat Kemenkes Kartini Rustandi dalam keterangan tertulis, Rabu, 29 Desember 2021.
Dia mengungkapkan ada tiga provinsi yang menjadi penyumbang angka kematian ibu terbanyak. Mereka ialah Jawa Timur, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.
Baca: Kasus Pertama Transmisi Lokal Omicron Sempat Tolak Evakuasi, Akhirnya Begini
Untuk menjawab tantangan tingginya angka kematian ibu, Kemenkes mencanangkan rencana transformasi sistem kesehatan melalui penegakan enam pilar. Hal ini mulai dari transformasi layanan primer, transformasi layanan rujukan, transformasi sistem ketahanan kesehatan, transformasi sistem pembiayaan kesehatan, transformasi sumber daya manusia (SDM) kesehatan, dan transformasi teknologi kesehatan.
Di samping itu, Kemenkes mendorong pendekatan multisektor. Hal ini dianggap penting dalam menurunkan angka kematian ibu.
"Hal-hal yang dilakukan ialah meningkatkan wajib belajar 12 tahun, mencegah perkawinan anak, mengedukasi kesehatan reproduksi untuk remaja dan calon pengantin, hingga meningkatkan kolaborasi antara semua pihak mulai dari tokoh masyarakat, tokoh agama, hingga figur publik," pungkas dia.
Jakarta: Kementerian Kesehatan (
Kemenkes) menyebutkan ada beberapa faktor penyebab angka kematian ibu makin membeludak di masa
pandemi covid-19. Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, angka kematian ibu pada 2021 mencapai 6.865 dari sebelumnya 4.197 di 2019.
“Dari sini terdapat faktor-faktor yang berkontribusi pada kematian Ibu di Indonesia, mulai dari akses dan mutu fasilitas kesehatan yang rendah, minimnya pengetahuan dan pendidikan reproduksi, terlambatnya deteksi komplikasi kesehatan, hingga regulasi yang tumpang tindih,” ujar pelaksana tugas (Plt) Direktur Jenderal (Dirjen) Kesehatan Masyarakat
Kemenkes Kartini Rustandi dalam keterangan tertulis, Rabu, 29 Desember 2021.
Dia mengungkapkan ada tiga provinsi yang menjadi penyumbang angka kematian ibu terbanyak. Mereka ialah Jawa Timur, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.
Baca:
Kasus Pertama Transmisi Lokal Omicron Sempat Tolak Evakuasi, Akhirnya Begini
Untuk menjawab tantangan tingginya angka kematian ibu, Kemenkes mencanangkan rencana transformasi sistem kesehatan melalui penegakan enam pilar. Hal ini mulai dari transformasi layanan primer, transformasi layanan rujukan, transformasi sistem ketahanan kesehatan, transformasi sistem pembiayaan kesehatan, transformasi sumber daya manusia (SDM) kesehatan, dan transformasi teknologi kesehatan.
Di samping itu, Kemenkes mendorong pendekatan multisektor. Hal ini dianggap penting dalam menurunkan angka kematian ibu.
"Hal-hal yang dilakukan ialah meningkatkan wajib belajar 12 tahun, mencegah perkawinan anak, mengedukasi kesehatan reproduksi untuk remaja dan calon pengantin, hingga meningkatkan kolaborasi antara semua pihak mulai dari tokoh masyarakat, tokoh agama, hingga figur publik," pungkas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)