Pertanyaan ini mengacu pada sejumlah riset yang menyebutkan bahwa penggunaan teknologi seperti AI generatif dapat membuat manusia menjadi lebih pasif secara intelektual, karena terlalu bergantung pada kemudahan yang ditawarkan.
Roy menyatakan bahwa hampir semua orang kini sudah menggunakan AI, secara langsung maupun tidak langsung. Ia mencontohkan proses riset yang sebelumnya bisa memakan waktu 30 hingga 60 menit, kini dapat dilakukan hanya dalam hitungan detik berkat bantuan AI.
Baca juga: IBM dan Hacktiv8 Kolaborasi guna Tingkatkan Keterampilan AI Mahasiswa Indonesia dan Calon Developer |
“Kalau dulu dalam satu hari kerja hanya bisa melakukan empat riset, sekarang mungkin bisa sepuluh. Bahkan karena efisiensi ini, kita bisa menyusun dua hingga tiga artikel dalam waktu yang sama,” ujar Roy, dalam peresmian kolaborasi IBM dan Hacktiv8 untuk memperkuat pengembangan talenta digital di Indonesia, Kamis, 17 Juli 2025.
Namun, menurut Roy, persoalannya bukan terletak pada teknologinya, melainkan pada bagaimana manusia memilih untuk menggunakan waktu yang menjadi lebih efisien berkat AI.
“Kalau efisiensinya tidak dimanfaatkan untuk hal yang membangun, dan justru dipakai untuk hal yang tidak produktif, seperti bermain game seharian, ya itu memang bisa membuat kognitif menurun,” jelasnya.
Baca juga: IBM Rilis Solusi Pertama untuk Amankan Agentic AI, Satukan Keamanan dan Tata Kelola |
Ia menegaskan bahwa AI memberikan peluang besar untuk meningkatkan produktivitas, tetapi dampaknya terhadap kemampuan berpikir manusia akan sangat tergantung pada pilihan individu.
Roy juga menyinggung bahwa dilema penggunaan AI tidak hanya terjadi pada individu, tetapi juga pada tingkat nasional. Negara-negara maju, katanya, berhasil berkembang karena mereka terus meningkatkan volume dan kualitas pekerjaan melalui efisiensi.
“Dengan bantuan AI, kita harus gunakan waktu yang tersisa untuk menambah pekerjaan lain, melatih diri, atau menciptakan hal-hal baru. Dengan begitu produktivitas individu bisa meningkat dan secara kolektif akan mendorong masa depan,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News