Wakil Ketua DPR RI Bidang Korinbang Rachmat Gobel. (istimewa)
Wakil Ketua DPR RI Bidang Korinbang Rachmat Gobel. (istimewa)

Gobel Apresiasi Jalur Sutera Baru: Makmur Bersama dan Maju Bersama

Medcom • 13 Oktober 2023 21:46
Jakarta: Wakil Ketua DPR RI Bidang Korinbang, Rachmat Gobel, mengapresiasi gagasan Jalur Sutera Baru yang tahun ini memasuki tahun ke-10. Hal itu disampaikan Gobel saat memberikan sambutan pada Seminar Satu Dekade One Belt One Road (OBOR) yang diadakan Lembaga Pendidikan Tinggi PWNU DKI Jakarta.
 
"Bagi Indonesia ini merupakan tantangan dan peluang baru. Indonesia sangat menyambut baik. Namun Indonesia ingin agar program ini memiliki misi untuk maju bersama dan makmur bersama," kata Gobel dalam keterangan resmi diterima di Jakarta, Jumat, 13 Oktober 2023.
 
Program OBOR diluncurkan Presiden Xi Jinping pada 2013, bahkan disampaikan langsung juga saat berpidato di DPR RI. OBOR yang kini berubah menjadi Belt and Road Initiative itu lebih dikenal sebagai Jalur Sutera Baru.

Ada dua jalur, darat dan laut. Darat melewati Asia Tengah, Timur Tengah, dan Eropa. Sedangkan jalur laut melewati Asia Tenggara, Asia Selatan, Eropa, dan Afrika.
 
Gobel menerangkan ada banyak kesamaan dan kedekatan nilai-nilai Asia antara Tiongkok dan Indonesia. Hal ini, kata Gobel, diharapkan tidak mengulang hubungan Indonesia dengan bangsa-bangsa Eropa dan Amerika yang eksploitatif. 
 
"Kita ingin sesuatu yang baru, yang memberikan keuntungan pada dua pihak," jelas dia.
 
Gobel menerangkan bangsa-bangsa Asia sangat menekankan pertautan hati, harmoni, keselarasan, kadamaian, dan kemakmuran bersama. "Karena itu, kita harus memulai dengan mutual trust, lalu berlanjut ke mutual respect, dan akhirnya mutual benefit," ujar dia.
Baca: Gobel: Museum Harus Bikin Bangga Generasi Muda

Inisiatif Tiongkok yang berwajah ekonomi ini, menurut Gobel, merupakan pertanda positif bagi terjalinnya ikatan heart to heart relationship. Bukan semata pocket to pocket relationship
 
"Kalau pocket to pocket saja tak ada pertautan hati, yang ada hanya benefit saja," kata Gobel.
 
Dia menerangkan bangsa-bangsa Timur tak melulu mengandalkan rasionalitas dalam menjalin hubungan. Tapi juga ada keterlibatan rasa.
 
"Karena kita punya hati, karena kita bertenggang rasa, karena kita paham bahwa semua pihak butuh hidup dan ingin makmur. Saat Indonesia menginisiasi Konferensi Asia Afrika sama sekali tak menimbang keuntungan. Langkah itu dibuat semata merupakan amanat konstitusi bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa. Pada kesempatan ini, saya ingin menyampaikan bahwa terbebas dari kemiskinan dan kesengsaraan juga merupakan hak segala manusia," papar Gobel.
 
Pada 2013, kata Gobel, ketika kali pertama Tiongkok meluncurkan program OBOR, investasi Tiongkok di Indonesia hanya 297 juta dollar dan menempati peringkat ke-12 investor terbesar di Indonesia. Kini, hingga Juni 2023, investasi Tiongkok sudah 3,8 miliar dollar AS. Investasi Tiongkok menempati peringkat kedua setelah Singapura. 
 
Pada 2022, investasi Tiongkok di Indonesia mencapai 8,2 miliar dollar AS. Tiongkok untuk kali pertama menempati peringkat kedua terbesar di Indonesia.
 
Ada sejumlah proyek besar Tiongkok di Indonesia. Seperti pembangunan smelter di Sulawesi dan Maluku Utara, juga pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan