medcom.id, Jakarta: Musibah hilangnya pesawat AirAsia QZ8501 bisa menjadi pembelajaran bagi media untuk berbenah diri. Media, khususnya televisi, dituntut menggali berbagai aspek yang meiliputi peristiwa ini tanpa memuat konten melodramatik yang tidak pantas.
"Sebenarnya, banyak hal atau aspek yang bisa diliput dalam peristiwa kecelakaan itu. Bukan hanya serta merta kecelakannya, mencari kesalahan siapa, izin pesawat yang legal atau tidak legal," kata Direktur Pemberitaan Metro TV Tommy Suryopratomo dalam acara di Gedung Dewan Pers, Jalan Raya Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu (7/1/2015).
Dalam dunia jurnalistik, kata Tommy, banyak sudut yang dapat diambil bagi pewarta dalam meliputi suatu peristiwa. Namun menurut dia, tantangannya adalah membuat berita yang dapat menambah ilmu pengetahuan bagi penikmatnya.
Ia menyadari peliputan di media manapun pasti jauh dari kesempurnaan. Namun ia menegaskan, rekan jurnalis tak boleh berlebih dan menggambarkan realita yang bukan sebenarnya.
"Saya tidak pernah bosan untuk mengatakan 'berhenti untuk bicara eksploitasi mengenai keluarga dan korban'," imbuh Tommy.
medcom.id, Jakarta: Musibah hilangnya pesawat AirAsia QZ8501 bisa menjadi pembelajaran bagi media untuk berbenah diri. Media, khususnya televisi, dituntut menggali berbagai aspek yang meiliputi peristiwa ini tanpa memuat konten melodramatik yang tidak pantas.
"Sebenarnya, banyak hal atau aspek yang bisa diliput dalam peristiwa kecelakaan itu. Bukan hanya serta merta kecelakannya, mencari kesalahan siapa, izin pesawat yang legal atau tidak legal," kata Direktur Pemberitaan Metro TV Tommy Suryopratomo dalam acara di Gedung Dewan Pers, Jalan Raya Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Rabu (7/1/2015).
Dalam dunia jurnalistik, kata Tommy, banyak sudut yang dapat diambil bagi pewarta dalam meliputi suatu peristiwa. Namun menurut dia, tantangannya adalah membuat berita yang dapat menambah ilmu pengetahuan bagi penikmatnya.
Ia menyadari peliputan di media manapun pasti jauh dari kesempurnaan. Namun ia menegaskan, rekan jurnalis tak boleh berlebih dan menggambarkan realita yang bukan sebenarnya.
"Saya tidak pernah bosan untuk mengatakan 'berhenti untuk bicara eksploitasi mengenai keluarga dan korban'," imbuh Tommy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)