medcom.id, Jakarta: Pernyataan bahwa warung makan bebas beroperasi selama bulan ramadan yang Menag Lukman Hakim Saifuddin sampaikan dalam twitter harus diklarifikasi. Ini agar tidak terjadi salah paham di kalangan umat.
Demikian ujar Ketua Komisi VIII Saleh Partaonan Daulay dalam rapat kerja dengan Kementerian Agama, Selasa (9/6/2015), di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta. Menurutnya ada potensi pernyataan itu memicu keresahan menjelang bulan puasa.
"Kami banyak menerima pengaduan masyarakat tentang kegelisahan mereka terhadap pernyataan tersebut," kata Saleh.
Saleh mengaku memahami maksud baik Menag Lukman, bahwa yang menjadi intinya adalah meningkatkan toleransi umat beragama. Umat Islam sebagai warga di mayoritas di Indonesia sudah sepantasnya menghormati orang yang tidak berpuasa karena berbeda keyakinan.
Twitt ditujukan kepada dua pihak. Pertama, umat beragama lain yang memang tidak diwajibkan berpuasa karena perbedaan keyakinan. Kedua, kepada umat Islam yang tidak berpuasa karena secara syariat memang dibolehkan untuk tidak puasa seperti perempuan yang halangan dan orang yang sedang musafir.
Namun sebaiknya penjelasan tersebut juga dipaparkan kepada masyarakat luas. Menjadi tanggung jawab seorang menteri pula memberikan pernyataan yang menyejukkan dan dapat dicontoh oleh umat.
"Khawatirnya bisa melebar jadi isu orang yang shalat diminta menghargai muslim yang tidak shalat. Orang yang berzakat agar menghargai muslim yang tidak berzakat. Kekeliruan ini yang harus dicegah," ujar Saleh.
medcom.id, Jakarta: Pernyataan bahwa warung makan bebas beroperasi selama bulan ramadan yang Menag Lukman Hakim Saifuddin sampaikan dalam twitter harus diklarifikasi. Ini agar tidak terjadi salah paham di kalangan umat.
Demikian ujar Ketua Komisi VIII Saleh Partaonan Daulay dalam rapat kerja dengan Kementerian Agama, Selasa (9/6/2015), di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta. Menurutnya ada potensi pernyataan itu memicu keresahan menjelang bulan puasa.
"Kami banyak menerima pengaduan masyarakat tentang kegelisahan mereka terhadap pernyataan tersebut," kata Saleh.
Saleh mengaku memahami maksud baik Menag Lukman, bahwa yang menjadi intinya adalah meningkatkan toleransi umat beragama. Umat Islam sebagai warga di mayoritas di Indonesia sudah sepantasnya menghormati orang yang tidak berpuasa karena berbeda keyakinan.
Twitt ditujukan kepada dua pihak. Pertama, umat beragama lain yang memang tidak diwajibkan berpuasa karena perbedaan keyakinan. Kedua, kepada umat Islam yang tidak berpuasa karena secara syariat memang dibolehkan untuk tidak puasa seperti perempuan yang halangan dan orang yang sedang musafir.
Namun sebaiknya penjelasan tersebut juga dipaparkan kepada masyarakat luas. Menjadi tanggung jawab seorang menteri pula memberikan pernyataan yang menyejukkan dan dapat dicontoh oleh umat.
"Khawatirnya bisa melebar jadi isu orang yang shalat diminta menghargai muslim yang tidak shalat. Orang yang berzakat agar menghargai muslim yang tidak berzakat. Kekeliruan ini yang harus dicegah," ujar Saleh.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LHE)