Jakarta: Cita-cita PT MRT Jakarta untuk menjadi world class operator mulai terwujud. Direktur Operasi dan Pemeliharaan MRT Jakarta Muhammad Effendi pun menceritakan perjalanan MRT Jakarta untuk meraih predikat tersebut.
Dimulai tahun 2016, MRT Jakarta sudah banyak belajar dari banyak negara. Dari Singapura, MRT Jakarta belajar terkait infrastruktur, dari India belajar manajemen risiko.
“MRT kalau mau bagus enggak bisa belajar di dalam negeri saja. Tahun 2016, kita punya cita-cita agar tahun 2023 world class operator, jadi kami harus belajar di luar negeri. Enggak cuma satu operator yang kita datangi, saya datang ke tujuh operator,” ujar dia, Rabu, 20 September 2023.
Di Jepang, MRT Jakarta belajar banyak saol pemeliharaan. MRT Jakarta juga menimba ilmu ke ke Hongkong, Malaysia, hingga ke New Zeland.
Sementara di dalam negeri, MRT banyak belajar dari perusahaan lokal, seperti PT KAI dan Garuda Indonesia. Di Garuda Indonesia, MRT menyerap ilmu terkait melayani penumpang.
“Kita enggak melupakan lokal, kami belajar di KAI bagaimana mengelola crowded. Kami belajar service excellent dari Garuda,” ucapnya.
Untuk memuluskan keinginannya, MRT Jakarta bergabung dengan Community of Metros (COMET), sebuah komunitas MRT yang terdiri dari 45 operator dari 41 negara.
“Comet itu ada KPI-nya dan itu sudah standar internasional. Di tahun 2022, penilaian MRT Jakarta sudah sampai di 90,77 persen, jadi bisa dikatakan bahwa MRT Jakarta ini sudah world class operator,” ucap dia.
Yang menjadi penilaian COMET meliputi sistem pengoperasian MRT, infrastruktur, fasilitas, keamanan, manajemen, keselamatan, hingga ketergantungan penumpang. Dalam semua sektor MRT Jakarta hampir meraih skor sempurna.
“Semua dicek, tapi sada satu yang masih kurang, yakni skor energi, kami masih boros karena MRT ini masih pendek, jadi kalau sudah ada fase 2 dan 3 itu bisa lebih hemat energi,” ucap Effendi.
MRT Jakarta Mulai Ekspansi ke Luar Negeri
Usaha MRT Jakarta untuk menjadi world class operator membuahkan hasil. Berkat usaha dan statusnya, kini MRT Jakarta mulai dilirik negara lain untuk menjadi konsultan.
“Kita sudah masuk ke Vietnam, tepatnya di Ho Chi Minh untuk jadi konsultan,” ucap Effendi.
Tak hanya Vietnam, Qatar juga menarik MRT Jakarta untuk menjadi salah satu konsultannya. Menurut Effendi, dua negara itu tertarik bekerja sama usai melihat langsung opersional MRT d Ibu Kota.
“Kenapa Ho Chi Minh dan Qatar tertarik karena kita bisa kasih apa yang operator lain enggak bisa kasih. Mereka kita ajak ke workshop, inspeksi underground, mereka lihat stasiun kita rapi, bersih,” ucapnya.
Effendi berharap kerja sama ini berhasil. Sebab, ia yakin bakal banyak kerja sama lain yang menanti.
“Kalau ini berhasil, mereka akan bawa kita ke Middle East, itu nilai proyeknya 200 juta dollar,” ujar dia.
Jakarta: Cita-cita PT
MRT Jakarta untuk menjadi
world class operator mulai terwujud. Direktur Operasi dan Pemeliharaan MRT Jakarta Muhammad Effendi pun menceritakan perjalanan MRT
Jakarta untuk meraih predikat tersebut.
Dimulai tahun 2016, MRT Jakarta sudah banyak belajar dari banyak negara. Dari Singapura, MRT Jakarta belajar terkait infrastruktur, dari India belajar manajemen risiko.
“MRT kalau mau bagus enggak bisa belajar di
dalam negeri saja. Tahun 2016, kita punya cita-cita agar tahun 2023
world class operator, jadi kami harus belajar di luar negeri. Enggak cuma satu operator yang kita datangi, saya datang ke tujuh operator,” ujar dia, Rabu, 20 September 2023.
Di Jepang, MRT Jakarta belajar banyak saol pemeliharaan. MRT Jakarta juga menimba ilmu ke ke Hongkong, Malaysia, hingga ke New Zeland.
Sementara di dalam negeri, MRT banyak belajar dari perusahaan lokal, seperti PT KAI dan Garuda Indonesia. Di Garuda Indonesia, MRT menyerap ilmu terkait melayani penumpang.
“Kita enggak melupakan lokal, kami belajar di KAI bagaimana mengelola
crowded. Kami belajar
service excellent dari Garuda,” ucapnya.
Untuk memuluskan keinginannya, MRT Jakarta bergabung dengan
Community of Metros (COMET), sebuah komunitas MRT yang terdiri dari 45 operator dari 41 negara.
“Comet itu ada KPI-nya dan itu sudah standar internasional. Di tahun 2022, penilaian MRT Jakarta sudah sampai di 90,77 persen, jadi bisa dikatakan bahwa MRT Jakarta ini sudah
world class operator,” ucap dia.
Yang menjadi penilaian COMET meliputi sistem pengoperasian MRT, infrastruktur, fasilitas, keamanan, manajemen, keselamatan, hingga ketergantungan penumpang. Dalam semua sektor MRT Jakarta hampir meraih skor sempurna.
“Semua dicek, tapi sada satu yang masih kurang, yakni skor energi, kami masih boros karena MRT ini masih pendek, jadi kalau sudah ada fase 2 dan 3 itu bisa lebih hemat energi,” ucap Effendi.
MRT Jakarta Mulai Ekspansi ke Luar Negeri
Usaha MRT Jakarta untuk menjadi world class operator membuahkan hasil. Berkat usaha dan statusnya, kini MRT Jakarta mulai dilirik negara lain untuk menjadi konsultan.
“Kita sudah masuk ke Vietnam, tepatnya di Ho Chi Minh untuk jadi konsultan,” ucap Effendi.
Tak hanya Vietnam, Qatar juga menarik MRT Jakarta untuk menjadi salah satu konsultannya. Menurut Effendi, dua negara itu tertarik bekerja sama usai melihat langsung opersional MRT d Ibu Kota.
“Kenapa Ho Chi Minh dan Qatar tertarik karena kita bisa kasih apa yang operator lain enggak bisa kasih. Mereka kita ajak ke workshop, inspeksi underground, mereka lihat stasiun kita rapi, bersih,” ucapnya.
Effendi berharap kerja sama ini berhasil. Sebab, ia yakin bakal banyak kerja sama lain yang menanti.
“Kalau ini berhasil, mereka akan bawa kita ke Middle East, itu nilai proyeknya 200 juta dollar,” ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)