medcom.id, Jakarta: Nabi Muhammad SAW menjadi teladan sepanjang masa bagi umat Islam. Berbagai aspek sifat mulia yang melekat pada Nabi Muhammad menjadi tuntunan bagi umat manusia. Muhammad bukan hanya dicintai oleh para pengikutnya, melainkan juga para musuh-musuhnya.
Lantas apa yang membuat Rasulullah SAW dicintai oleh semua umat manusia, termasuk musuh-musuhnya?
Berikut uraian Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj yang juga pengasuh Pondok Pesantren Luhur Al-Tsaqafah yang disampaikan kepada Hamdan Alkahfi dari Metro TV:
Membahas peradaban Islam tidak lepas dari sosok Nabi Muhammad SAW yang dikenal sebagai suri tauladan. Nabi Muhammad bukan hanya sangat dicintai umat Muslim atau sahabatnya. Namun semua yang memusuhinya berbalik mencintai Nabi Muhammad. Apa yang membuat Nabi Muhammad bisa dicintai semua orang termasuk yang memusuhinya?
Ajaran Islam yang paling prinsip adalah tasamuh (toleran), ukhuwah sesama umat manusia, membangun persaudaraan sesama manusia. Itu prinsip Islam. Adapun terjadi peperangan, clash, Perang Badar, itu hal yang tidak disukai oleh Rasulullah. Tidak dikehendaki oleh Alquran. Terpaksa dilakukan karena orang Quraisy akan menyerang Madinah, terpaksa terjadi peperangan saat itu.
Jadi perlu digarisbawahi, Islam saat itu membela diri, bukan menyebar perang?
Ya. Kekuatan Islam yang masih baru itu, yang hitungannya masih kecil, akan dihabisi Quraisy dengan peperangan Badar. Tapi Islam menang. Kemudian perang Uhud, Islam kalah. Kemudian besar sekali, multinasional yaitu Perang Ahzab, atau Perang Khandak, dimana Rasulullah sendiri sampai membuat parit untuk melindungi Madinah. Itu semuanya dalam rangka membela diri.
Coba kerucutkan keberhasilan Rasulullah SAW saat itu dimana semua musuh diampuni dan dilindungi hak-haknya?
Itu tahun 8 Hijriah ketika Rasulullah sudah sangat rindu ingin melihat Mekkah, ingin umrah, ingin tawaf di Kakbah. Beliau sangat rindu sekali sampai menitikkan air mata untuk berkunjung ke Mekkah.
Berangkatlah beliau dengan para sahabatnya menuju Kota Mekkah dengan rombongannya yang sangat cukup besar. Sebelum masuk Kota Mekkah, berkemah dulu di luar dan saat malam dinyalakanlah obor. Sehingga kelihatan jumlah rombongan Rasulullah terlihat sangat besar sekali. Padahal dibandingkan orang kafir umat Islam masih sedikit. Tapi nampaknya penduduk Kota Mekkah ada rasa takut dengan kedatangan umat Islam itu. Paginya masuklah umat Islam ke Kota Mekkah dengan penuh rasa kemenangan.
Sementara ada sebagian para sahabat menyanyikan yel-yel begini, 'Alyaum yaumul malhamah' (hari ini hari balas dendam, yang dulu membunuh kita bunuh, yang dulu menghina kita hina, yang dulu menyiksa kita siksa). Rasulullah mendengar perkataan tersebut. "Apa dan siapa yang berkata itu? Itu salah itu! Hari ini adalah hari 'Alyaum yaumul marhamah' (hari ini hari membangun silaturrahim) karena orang Mekkah itu saudara semua dengan Rasulullah," kata Rasulullah.
Kemudian masuk Kota Mekkah, Nabi Muhammad mengatakan barang siapa berlindung di Masjidil Haram aman, tidak akan saya ganggu. Barang siapa yang berlindung ke rumahnya tokoh Quraisy yang masih ada, Abu Sofyan bin Harp, aman. Dan barang siapa mengunci dalam rumah (maksudnya tidak ada perlawanan), aman.
Ada yang tidak percaya, 16 orang dan keluar dari Kota Mekkah lari ketakutan. Rasulullah menyuruh sahabat untuk menjemput 16 orang tersebut. "Saya jamin, percayalah! Saya tidak akan apa-apakan, saya maafkan," kata Rasulullah. Mereka kembali. Di antara 16 orang itu adalah Ikrimah bin Abi Jahl. Anaknya Abu Jahl kemudian kembali. Kemudian seluruh penduduk Kota Mekkah masuk Islam semua.
Mereka mengatakan, "Demi Ayahku dan Ibuku engkau Muhammad orang mulia, putra dari seorang ayah yang mulia, cucu dari seorang kakek yang mulia." Turunlah ayat surat Al Imran.
"Dengan sikapmu yang santun Muhammad, akhlakmu yang mulia mereka berbondong-bondong simpati masuk Islam. Seandainya kamu congkak, kasar, niscaya orang lari dari kamu (Muhammad). Oleh karena itu Muhammad, maafkan mereka. Dan mintakan ampunan kepada Allah untuk mereka. Dan satu lagi ajaklah mereka musyawarah dan berbincang-bincang untuk menatap masa depan yang lebih baik."
Bagaimana kita meneladani Rasulullah dalam menonjolkan budi pekerti dalam berdakwahnya tidak hanya kepada umat Muslim, tapi juga kepada musuh-musuhnya yang dulu begitu membencinya dan berbalik begitu mencitainya, kemudian membela Islam. Jika kita korelasikan dengan kondisi saat ini informasi begitu deras, begitu mudah diterima oleh kita. Hate speech (ujaran kebencian) uga disuarakan. Ini sangat kontras dengan Islam yang mengajarkan kedamaian. Jika ini terus terjadi akan seperti apa?
Indonesia mendapat penghargaan dari masyarakat dunia khususnya Timur Tengah karena di Indonesia warganya mayoritas Islam. Walaupun mayoritas tapi ramah, santun dan toleran. Terutama Nahdlatul Ulama (bukan saya sombong), kiai-kiainya dan ulamanya semua mengajarkan toleransi. Kiai yang kecil pun mengajarkan kepada masyarakat agar akur, gotong royong, jangan konflik. Kalau ada musibah seperti puting beliung, banjir, dan lain-lain selalu menganjurkan kesabaran, ketabahan dan tidak pesimis. Itu artinya kiai kampung sedang membangung karakter bangsa, sedang meningkatkan martabat, kualitas dan integritas bangsa.
Tidak ada kiai NU yang mengajarkan cara merakit bom. Karena itu saya berani mengatakan, Wallahi ini saya bersumpah, apa yang dilakukan teroris seperti ISIS (the Islamic State of Iraq and Syria) itu bertentangan dengan ajaran Rasulullah, bertentangan dengan Islam.
Suatu ketika ada orang namanya Al Hasain. Dia baru masuk Islam. Kemudian dia mencari anaknya lalu ketemu. Hasain: "Anakku masuk Islam seperti bapak."
Sang anak menolak: Tidak mau. Hasain mengancam, jika tak mau meneruti akan dia bunuh anaknya. Begitu ada seorang ayah mengancam anaknya masuk Islam, lalu turunlah ayat. La iqraha fiddiin. Tidak boleh ada paksaan, intimedasi, ancaman dalam menyebarkan agama. Artinya tidak ada kekerasan dalam agama.
Ajaran Islam menolak kekerasan. Atau dibalik juga bisa, tidak ada agama dalam kekerasan. Ketika ada orang melakukan kekerasan, itu nihil agamanya. Jadi patut dipertanyakan kadar keimanannya. Jadi (asbabun nuzul) sejarah sebab ayat itu turun adalah ada seorang ayah bernama Hasain mengancam atau menakut-nakuti, meneror karena anaknya tidak mau masuk Islam. Itu ayah terhadap anak, apalagi terhadap orang yang tidak ada hubungan saudara.
Bagaimana saat ini agar umat Muslim tidak mudah terhasut oleh ujaran-ujaran kebencian, semangat untuk membenci golongan lain? Bahkan Muslim sekarang sangat gampang untuk mengkafirkan Muslim lainya.
Tadi setelah Fathu Mekkah, Rasulullah mengalahkan Hunain, yang belum masuk Islam. Terakhir Thoif. Kemudian masuk Islam semua. Seluruh jazirah Arab masuk Islam semua, suku-suku Arab masuk Islam semua. Kemudian Nabi Muhammad membagi-bagikan ghanimah (harta rampasan perang) di Kota Zakronah sekalian ambil Ihram untuk Umroh. Entah bagaimana hikmahnya Rasulullah diperintah Allah yang cara membaginya, orang yang baru masuk Islam dikasih 100 unta walaupun dia kaya.
Abu Sofyan baru masuk Islam dia mendapat 100 unta. Al Bakhtari sudah kaya dia dikasih 50 unta dan lain-lain. Yang senior, maksudnya lebih dulu masuk Islam tidak dikasih kambing satu pun. Seperti Abu Bakar, Umar, Usman, Ali, Saad, Said, tidak satu pun yang dikasih.
Tiba-tiba datanglah seorang. Seseorang ini (mohon maaf) yang dalam Kitab Sarah Shahih Muslim diceritakan orang ini tinggi kurus, kepalanya botak, jidatnya hitam, berjenggot dan gamisnya setengah kaki. Itu ada dalam Sahih Muslim, Kitab Zakat. Dia datang dengan petantang petenteng, lalu berkata bagi-bagi yang adil dong! Nabi menjawab: "Celakalah kamu, tidak ada yang seadil saya di muka bumi ini. Yang saya lakukan ini bukan kemauan saya tapi perintah Allah. Kemudian orang itu pergi."
Nabi berkata, nanti dari umat Islam ada orang yang seperti dia, orang-orang yang baca Alquran, hafal Alquran tapi tidak melewati tenggorokannya (tidak memahaminya) hanya sebatas hafalan. Mereka itu sejelek-jeleknya manusia. Bahkan lebih jelek dari binatang. Saya tidak termasuk dari mereka, mereka tidak masuk dari kita.
Itu ada dalam Sahih Muslim Kitab Zakat, Babul Qisma. Itu 12 riwayat. Rasulullah sudah memprediksi nanti akan muncul umat Islam seperti dia ini. Baca Alquran, hafal Alquran tapi tidak paham substansi dari Alquran.
Jadi yang menggemparkan umat Islam tahun 40 Hijriah, yaitu 37 tahun setelah ditinggal Rasulullah. Khalifah Saidina Ali bin Abi Thalib dibunuh ketika akan keluar salat Subuh. Yang membunuh bukan orang Yahudi, bukan orang Kristen, bukan orang Hindu-Budha, bukan orang Konhuchu. Yang membunuh adalah Abdurrahman Muljam, orang suka salat Tahajud, suka berpusa dan hafal Alquran. Ini yang diprediksi Rasulullah seperti banjir informasi tadi.
medcom.id, Jakarta: Nabi Muhammad SAW menjadi teladan sepanjang masa bagi umat Islam. Berbagai aspek sifat mulia yang melekat pada Nabi Muhammad menjadi tuntunan bagi umat manusia. Muhammad bukan hanya dicintai oleh para pengikutnya, melainkan juga para musuh-musuhnya.
Lantas apa yang membuat Rasulullah SAW dicintai oleh semua umat manusia, termasuk musuh-musuhnya?
Berikut uraian Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siradj yang juga pengasuh Pondok Pesantren Luhur Al-Tsaqafah yang disampaikan kepada Hamdan Alkahfi dari Metro TV:
Membahas peradaban Islam tidak lepas dari sosok Nabi Muhammad SAW yang dikenal sebagai suri tauladan. Nabi Muhammad bukan hanya sangat dicintai umat Muslim atau sahabatnya. Namun semua yang memusuhinya berbalik mencintai Nabi Muhammad. Apa yang membuat Nabi Muhammad bisa dicintai semua orang termasuk yang memusuhinya?
Ajaran Islam yang paling prinsip adalah tasamuh (toleran), ukhuwah sesama umat manusia, membangun persaudaraan sesama manusia. Itu prinsip Islam. Adapun terjadi peperangan,
clash, Perang Badar, itu hal yang tidak disukai oleh Rasulullah. Tidak dikehendaki oleh Alquran. Terpaksa dilakukan karena orang Quraisy akan menyerang Madinah, terpaksa terjadi peperangan saat itu.
Jadi perlu digarisbawahi, Islam saat itu membela diri, bukan menyebar perang?
Ya. Kekuatan Islam yang masih baru itu, yang hitungannya masih kecil, akan dihabisi Quraisy dengan peperangan Badar. Tapi Islam menang. Kemudian perang Uhud, Islam kalah. Kemudian besar sekali, multinasional yaitu Perang Ahzab, atau Perang Khandak, dimana Rasulullah sendiri sampai membuat parit untuk melindungi Madinah. Itu semuanya dalam rangka membela diri.
Coba kerucutkan keberhasilan Rasulullah SAW saat itu dimana semua musuh diampuni dan dilindungi hak-haknya?
Itu tahun 8 Hijriah ketika Rasulullah sudah sangat rindu ingin melihat Mekkah, ingin umrah, ingin tawaf di Kakbah. Beliau sangat rindu sekali sampai menitikkan air mata untuk berkunjung ke Mekkah.
Berangkatlah beliau dengan para sahabatnya menuju Kota Mekkah dengan rombongannya yang sangat cukup besar. Sebelum masuk Kota Mekkah, berkemah dulu di luar dan saat malam dinyalakanlah obor. Sehingga kelihatan jumlah rombongan Rasulullah terlihat sangat besar sekali. Padahal dibandingkan orang kafir umat Islam masih sedikit. Tapi nampaknya penduduk Kota Mekkah ada rasa takut dengan kedatangan umat Islam itu. Paginya masuklah umat Islam ke Kota Mekkah dengan penuh rasa kemenangan.
Sementara ada sebagian para sahabat menyanyikan yel-yel begini, '
Alyaum yaumul malhamah' (hari ini hari balas dendam, yang dulu membunuh kita bunuh, yang dulu menghina kita hina, yang dulu menyiksa kita siksa). Rasulullah mendengar perkataan tersebut. "Apa dan siapa yang berkata itu? Itu salah itu! Hari ini adalah hari '
Alyaum yaumul marhamah' (hari ini hari membangun silaturrahim) karena orang Mekkah itu saudara semua dengan Rasulullah," kata Rasulullah.
Kemudian masuk Kota Mekkah, Nabi Muhammad mengatakan barang siapa berlindung di Masjidil Haram aman, tidak akan saya ganggu. Barang siapa yang berlindung ke rumahnya tokoh Quraisy yang masih ada, Abu Sofyan bin Harp, aman. Dan barang siapa mengunci dalam rumah (maksudnya tidak ada perlawanan), aman.
Ada yang tidak percaya, 16 orang dan keluar dari Kota Mekkah lari ketakutan. Rasulullah menyuruh sahabat untuk menjemput 16 orang tersebut. "Saya jamin, percayalah! Saya tidak akan apa-apakan, saya maafkan," kata Rasulullah. Mereka kembali. Di antara 16 orang itu adalah Ikrimah bin Abi Jahl. Anaknya Abu Jahl kemudian kembali. Kemudian seluruh penduduk Kota Mekkah masuk Islam semua.
Mereka mengatakan, "Demi Ayahku dan Ibuku engkau Muhammad orang mulia, putra dari seorang ayah yang mulia, cucu dari seorang kakek yang mulia." Turunlah ayat surat Al Imran.
"Dengan sikapmu yang santun Muhammad, akhlakmu yang mulia mereka berbondong-bondong simpati masuk Islam. Seandainya kamu congkak, kasar, niscaya orang lari dari kamu (Muhammad). Oleh karena itu Muhammad, maafkan mereka. Dan mintakan ampunan kepada Allah untuk mereka. Dan satu lagi ajaklah mereka musyawarah dan berbincang-bincang untuk menatap masa depan yang lebih baik."
Bagaimana kita meneladani Rasulullah dalam menonjolkan budi pekerti dalam berdakwahnya tidak hanya kepada umat Muslim, tapi juga kepada musuh-musuhnya yang dulu begitu membencinya dan berbalik begitu mencitainya, kemudian membela Islam. Jika kita korelasikan dengan kondisi saat ini informasi begitu deras, begitu mudah diterima oleh kita. Hate speech (ujaran kebencian) uga disuarakan. Ini sangat kontras dengan Islam yang mengajarkan kedamaian. Jika ini terus terjadi akan seperti apa?
Indonesia mendapat penghargaan dari masyarakat dunia khususnya Timur Tengah karena di Indonesia warganya mayoritas Islam. Walaupun mayoritas tapi ramah, santun dan toleran. Terutama Nahdlatul Ulama (bukan saya sombong), kiai-kiainya dan ulamanya semua mengajarkan toleransi. Kiai yang kecil pun mengajarkan kepada masyarakat agar akur, gotong royong, jangan konflik. Kalau ada musibah seperti puting beliung, banjir, dan lain-lain selalu menganjurkan kesabaran, ketabahan dan tidak pesimis. Itu artinya kiai kampung sedang membangung karakter bangsa, sedang meningkatkan martabat, kualitas dan integritas bangsa.
Tidak ada kiai NU yang mengajarkan cara merakit bom. Karena itu saya berani mengatakan,
Wallahi ini saya bersumpah, apa yang dilakukan teroris seperti ISIS (
the Islamic State of Iraq and Syria) itu bertentangan dengan ajaran Rasulullah, bertentangan dengan Islam.
Suatu ketika ada orang namanya Al Hasain. Dia baru masuk Islam. Kemudian dia mencari anaknya lalu ketemu. Hasain: "Anakku masuk Islam seperti bapak."
Sang anak menolak: Tidak mau. Hasain mengancam, jika tak mau meneruti akan dia bunuh anaknya. Begitu ada seorang ayah mengancam anaknya masuk Islam, lalu turunlah ayat.
La iqraha fiddiin. Tidak boleh ada paksaan, intimedasi, ancaman dalam menyebarkan agama. Artinya tidak ada kekerasan dalam agama.
Ajaran Islam menolak kekerasan. Atau dibalik juga bisa, tidak ada agama dalam kekerasan. Ketika ada orang melakukan kekerasan, itu nihil agamanya. Jadi patut dipertanyakan kadar keimanannya. Jadi (
asbabun nuzul) sejarah sebab ayat itu turun adalah ada seorang ayah bernama Hasain mengancam atau menakut-nakuti, meneror karena anaknya tidak mau masuk Islam. Itu ayah terhadap anak, apalagi terhadap orang yang tidak ada hubungan saudara.
Bagaimana saat ini agar umat Muslim tidak mudah terhasut oleh ujaran-ujaran kebencian, semangat untuk membenci golongan lain? Bahkan Muslim sekarang sangat gampang untuk mengkafirkan Muslim lainya.
Tadi setelah Fathu Mekkah, Rasulullah mengalahkan Hunain, yang belum masuk Islam. Terakhir Thoif. Kemudian masuk Islam semua. Seluruh jazirah Arab masuk Islam semua, suku-suku Arab masuk Islam semua. Kemudian Nabi Muhammad membagi-bagikan ghanimah (harta rampasan perang) di Kota Zakronah sekalian ambil Ihram untuk Umroh. Entah bagaimana hikmahnya Rasulullah diperintah Allah yang cara membaginya, orang yang baru masuk Islam dikasih 100 unta walaupun dia kaya.
Abu Sofyan baru masuk Islam dia mendapat 100 unta. Al Bakhtari sudah kaya dia dikasih 50 unta dan lain-lain. Yang senior, maksudnya lebih dulu masuk Islam tidak dikasih kambing satu pun. Seperti Abu Bakar, Umar, Usman, Ali, Saad, Said, tidak satu pun yang dikasih.
Tiba-tiba datanglah seorang. Seseorang ini (mohon maaf) yang dalam Kitab Sarah Shahih Muslim diceritakan orang ini tinggi kurus, kepalanya botak, jidatnya hitam, berjenggot dan gamisnya setengah kaki. Itu ada dalam Sahih Muslim, Kitab Zakat. Dia datang dengan petantang petenteng, lalu berkata bagi-bagi yang adil dong! Nabi menjawab: "Celakalah kamu, tidak ada yang seadil saya di muka bumi ini. Yang saya lakukan ini bukan kemauan saya tapi perintah Allah. Kemudian orang itu pergi."
Nabi berkata, nanti dari umat Islam ada orang yang seperti dia, orang-orang yang baca Alquran, hafal Alquran tapi tidak melewati tenggorokannya (tidak memahaminya) hanya sebatas hafalan. Mereka itu sejelek-jeleknya manusia. Bahkan lebih jelek dari binatang. Saya tidak termasuk dari mereka, mereka tidak masuk dari kita.
Itu ada dalam Sahih Muslim Kitab Zakat, Babul Qisma. Itu 12 riwayat. Rasulullah sudah memprediksi nanti akan muncul umat Islam seperti dia ini. Baca Alquran, hafal Alquran tapi tidak paham substansi dari Alquran.
Jadi yang menggemparkan umat Islam tahun 40 Hijriah, yaitu 37 tahun setelah ditinggal Rasulullah. Khalifah Saidina Ali bin Abi Thalib dibunuh ketika akan keluar salat Subuh. Yang membunuh bukan orang Yahudi, bukan orang Kristen, bukan orang Hindu-Budha, bukan orang Konhuchu. Yang membunuh adalah Abdurrahman Muljam, orang suka salat Tahajud, suka berpusa dan hafal Alquran. Ini yang diprediksi Rasulullah seperti banjir informasi tadi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MBM)