Jakarta: Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 mengimbau masyarakat menunda perjalanan ke luar negeri. Terlebih bila tidak ada urusan mendesak.
"Hal ini bertujuan untuk menekan peluang kembalinya masyarakat membawa pulang penyakit dan menularkannya kepada sesama pelaku perjalanan maupun keluarga di rumah," ujar juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adi Sasmito dalam konferensi pers daring, Jakarta, Selasa, 4 Januari 2022.
Wiku menekankan setiap tindakan menunda perjalanan ke luar negeri dapat melindungi dan menyelamatkan banyak orang. Dia mengatakan upaya tanggap diperlukan agar kasus nasional yang sudah cenderung terkendali akhir-akhir ini dapat berlanjut.
"Sehingga mohon sekali lagi untuk menunda kepergiannya terlebih dahulu ke luar negeri," ujar Wiku.
Dia mengingatkan masyarakat kembali meningkatkan disiplin protokol kesehatan di semua lini kehidupan, meningkatkan rasio tes (testing) dan penelusuran (tracing) kontak erat di komunitas. Kemudian penyusunan antisipasi dini kesiapan fasilitas kesehatan.
Sementara itu, menyikapi perkembangan kasus Omicron yang semakin bertambah, Wiku mengatakan pemerintah tidak menutup pintu kedatangan pelaku perjalanan dari luar negeri sepenuhnya. Termasuk, pekerja migran Indonesia karena berbagai pertimbangan, seperti hak warga negara maupun hubungan diplomasi.
Wiku menuturkan fakta penelitian yang diterbitkan pada 2021 menggunakan proporsi kasus importasi per keseluruhan kasus positif atau disebut trace rating menyatakan pelarangan atau pembatasan kedatangan luar negeri menjadi upaya pencegahan paling berdampak bagi stabilitas kondisi ekonomi nasional. Namun, memiliki efektivitas upaya pencegahan yang tergolong kecil.
Hal ini terjadi bila kisaran angka trace rating di bawah 1 persen atau kasus positif bervarian yang muncul lebih banyak akibat transmisi komunitas, bukan dari pelaku perjalanan langsung. Wiku menuturkan kondisi Indonesia saat ini dengan kasus varian Omicron mayoritas berasal dari pelaku perjalanan luar negeri, maka berbagai upaya dianggap perlu dilakukan serentak dan berlapis.
"Mulai dari lapisan paling luar, sampai unsur terkecil dalam masyarakat demi tetap menjaga varian Omicron berhenti perjalanannya di pintu kedatangan dan selama proses karantina berlangsung," ujar Wiku.
Baca: Kedatangan Pekerja Migran, Ini Langkah Jatim Cegah Penyebaran Omicron
Jakarta: Satuan Tugas (
Satgas) Penanganan Covid-19 mengimbau masyarakat menunda perjalanan ke luar negeri. Terlebih bila tidak ada urusan mendesak.
"Hal ini bertujuan untuk menekan peluang kembalinya masyarakat membawa pulang penyakit dan menularkannya kepada sesama pelaku perjalanan maupun keluarga di rumah," ujar juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adi Sasmito dalam konferensi pers daring, Jakarta, Selasa, 4 Januari 2022.
Wiku menekankan setiap tindakan menunda perjalanan ke luar negeri dapat melindungi dan menyelamatkan banyak orang. Dia mengatakan upaya tanggap diperlukan agar kasus nasional yang sudah cenderung terkendali akhir-akhir ini dapat berlanjut.
"Sehingga mohon sekali lagi untuk menunda kepergiannya terlebih dahulu ke luar negeri," ujar Wiku.
Dia mengingatkan masyarakat kembali meningkatkan disiplin
protokol kesehatan di semua lini kehidupan, meningkatkan rasio tes (testing) dan penelusuran (
tracing) kontak erat di komunitas. Kemudian penyusunan antisipasi dini kesiapan fasilitas kesehatan.
Sementara itu, menyikapi perkembangan
kasus Omicron yang semakin bertambah, Wiku mengatakan pemerintah tidak menutup pintu kedatangan pelaku perjalanan dari luar negeri sepenuhnya. Termasuk, pekerja migran Indonesia karena berbagai pertimbangan, seperti hak warga negara maupun hubungan diplomasi.
Wiku menuturkan fakta penelitian yang diterbitkan pada 2021 menggunakan proporsi kasus importasi per keseluruhan kasus positif atau disebut
trace rating menyatakan pelarangan atau pembatasan kedatangan luar negeri menjadi upaya pencegahan paling berdampak bagi stabilitas kondisi ekonomi nasional. Namun, memiliki efektivitas upaya pencegahan yang tergolong kecil.
Hal ini terjadi bila kisaran angka
trace rating di bawah 1 persen atau kasus positif bervarian yang muncul lebih banyak akibat transmisi komunitas, bukan dari pelaku perjalanan langsung. Wiku menuturkan kondisi Indonesia saat ini dengan kasus varian Omicron mayoritas berasal dari pelaku perjalanan luar negeri, maka berbagai upaya dianggap perlu dilakukan serentak dan berlapis.
"Mulai dari lapisan paling luar, sampai unsur terkecil dalam masyarakat demi tetap menjaga varian Omicron berhenti perjalanannya di pintu kedatangan dan selama proses karantina berlangsung," ujar Wiku.
Baca:
Kedatangan Pekerja Migran, Ini Langkah Jatim Cegah Penyebaran Omicron
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)