Jakarta: Fakta baru kerangkeng manusia di rumah Bupati Langkat, Terbit Rencana Perangin Angin kembali terungkap. Kerangkeng manusia yang disebut sebagai tempat rehabilitasi tersebut memakan sejumlah korban jiwa.
Fakta ini mulai terungkap ketika warga menyampaikan keterangan korban jiwa penghuni kerangkeng dengan tanda-tanda penganiayaan pada 2019.
Tak hanya itu, Komisioner Komnas HAM, M Choirul Anam mengatakan korban meninggal di kerangkeng tersebut lebih dari satu orang.
"Ada tindak kekerasan yang sampai menghilangkan nyawa dan korbannya lebih dari satu. Kami sudah mendalaminya dan informasi yang kami dapatkan dari berbagai pihak," kata Choirul Anam dikutip dari tayangan MetroTV.
Choirul Anam menambahkan bahwa korban yang meregang nyawa disebabkan oleh tindak kekerasan. "Kematian tersebut itu disebabkan oleh tindak kekerasan sampai hilangnya nyawa," lanjutnya.
Saat ini pihak kepolisian terus melakukan penyelidikan dengan memeriksa 30 orang, di antaranya penghuni rumah, warga setempat, hingga kepala desa.
Jakarta: Fakta baru kerangkeng manusia di rumah
Bupati Langkat, Terbit Rencana Perangin Angin kembali terungkap.
Kerangkeng manusia yang disebut sebagai tempat rehabilitasi tersebut memakan sejumlah korban jiwa.
Fakta ini mulai terungkap ketika warga menyampaikan keterangan korban jiwa penghuni kerangkeng dengan tanda-tanda penganiayaan pada 2019.
Tak hanya itu, Komisioner Komnas HAM, M Choirul Anam mengatakan korban meninggal di kerangkeng tersebut lebih dari satu orang.
"Ada tindak kekerasan yang sampai menghilangkan nyawa dan korbannya lebih dari satu. Kami sudah mendalaminya dan informasi yang kami dapatkan dari berbagai pihak," kata Choirul Anam dikutip dari tayangan
MetroTV.
Choirul Anam menambahkan bahwa korban yang meregang nyawa disebabkan oleh tindak kekerasan. "Kematian tersebut itu disebabkan oleh tindak kekerasan sampai hilangnya nyawa," lanjutnya.
Saat ini pihak kepolisian terus melakukan penyelidikan dengan memeriksa 30 orang, di antaranya penghuni rumah, warga setempat, hingga kepala desa.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(PRI)