Jakarta: Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menekankan penanganan stunting sangat penting untuk segera dilakukan. Dia mengatakan jangan sampai bonus demografi pada 2030 berubah menjadi bencana demografi akibat stunting.
"Buat apa orangnya banyak kalau enggak pintar, penghasilannya hanya Rp3 juta sampai Rp4 juta. Kita ingin penghasilannya Rp20 juta sampai Rp30 juta. Kita butuh orang pintar. Nah orang pintar itu enggak boleh stunting," ujar Budi di Riau, Selasa, 25 Juli 2023.
Budi menegaskan yang diperlukan saat ini ialah pencegahan stunting, bukan mengobati stunting. Jika pertumbuhan bayi tidak baik, masyarakat diimbau segera mengunjungi Puskesmas atau Posyandu agar diberikan pencegahan.
"Mereka sudah tahu protokolnya dan itu dikasih makan ada protein hewani dalam waktu dua minggu sampai selesai," ucap Budi.
Dia menjelaskan tingkat stunting mengalami penurunan di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Bahkan, angka stunting pada turun menjadi 21 persen pada 2022.
"Sekarang kita lagi mengejar di 17 persen sampai 18 persen supaya target Pak Jokowi di 2024 itu 14 persen. Jadi turun terus," ujarnya.
Budi menegaskan stunting merupakan permasalahan gizi kronis. Anak yang menderita stunting dikatakan akan mengalami kekurangan gizi selama satu sampai dua tahun.
Penanganan stunting akan berkaitan erat dengan edukasi masyarakat. Menurut Budi, saat ini para ibu masih kurang teredukasi mengenai bahaya dan penanganan stunting.
"Makanya perlu diedukasi para ibu itu baiknya anak harus tiap bulan ditimbang. Kalau berat badan enggak naik, itu artinya dia kurang asupan protein hewani, harus segera ditambah selama sebulan. As simple as that," ungkap dia.
Jakarta: Menteri Kesehatan (Menkes)
Budi Gunadi Sadikin menekankan penanganan stunting sangat penting untuk segera dilakukan. Dia mengatakan jangan sampai bonus demografi pada 2030 berubah menjadi bencana demografi akibat stunting.
"Buat apa orangnya banyak kalau enggak pintar, penghasilannya hanya Rp3 juta sampai Rp4 juta. Kita ingin penghasilannya Rp20 juta sampai Rp30 juta. Kita butuh orang pintar. Nah orang pintar itu enggak boleh stunting," ujar Budi di Riau, Selasa, 25 Juli 2023.
Budi menegaskan yang diperlukan saat ini ialah pencegahan
stunting, bukan mengobati stunting. Jika pertumbuhan bayi tidak baik, masyarakat diimbau segera mengunjungi Puskesmas atau Posyandu agar diberikan pencegahan.
"Mereka sudah tahu protokolnya dan itu dikasih makan ada protein hewani dalam waktu dua minggu sampai selesai," ucap Budi.
Dia menjelaskan tingkat stunting mengalami penurunan di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Bahkan, angka stunting pada turun menjadi 21 persen pada 2022.
"Sekarang kita lagi mengejar di 17 persen sampai 18 persen supaya target Pak Jokowi di 2024 itu 14 persen. Jadi turun terus," ujarnya.
Budi menegaskan stunting merupakan permasalahan gizi kronis. Anak yang menderita stunting dikatakan akan mengalami kekurangan gizi selama satu sampai dua tahun.
Penanganan stunting akan berkaitan erat dengan edukasi masyarakat. Menurut Budi, saat ini para ibu masih kurang teredukasi mengenai bahaya dan penanganan stunting.
"Makanya perlu diedukasi para ibu itu baiknya anak harus tiap bulan ditimbang. Kalau berat badan enggak naik, itu artinya dia kurang asupan protein hewani, harus segera ditambah selama sebulan. As simple as that," ungkap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)