Jakarta: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan bahwa gerhana matahari total dapat diamati di sejumlah kawasan di Indoneia, para 20 April 2023. Yakni di Biak, Papua dan Pulau Kisar, Maluku.
"Gerhana matahari total dapat diamati di Biak dan Pulau Kisar. Sementara gerhana matahari cincin tidak dapat diamati di wilayah Indonesia," ujar Deputi Bidang Geofisika, BMKG Suko Prayitno Adi di Jakarta, Senin, 10 April 2023.
Ia memaparkan durasi puncak gerhana di Biak selama satu menit dua detik pada pukul 13.57.13 WIT. Sementara durasi puncak gerhana di Pulau Kisar selama satu menit lima detik pada pukul 13.22.56 WIT.
Untuk gerhana matahari sebagian, ia menerangkan, dapat diamati di sebagian wilayah Indonesia. Namun, sebagian wilayah utara Provinsi Aceh tidak dapat mengamati gerhana matahari.
Dia menerangkan fenomena gerhana matahari pada 20 April 2023 itu merupakan gerhana matahari hibrid. Gerhana matahari hibrid merupakan peristiwa gerhana matahari total dan cincin yang terjadi secara berurutan dalam satu fenomena gerhana.
Ia menjelaskan gerhana matahari hibrid terjadi ketika matahari, bulan, dan bumi tepat segaris. Sehingga di suatu tempat tertentu terjadi peristiwa piringan bulan yang teramati dari bumi lebih kecil daripada piringan matahari. Kemudian tempat tertentu lainnya terjadi peristiwa piringan bulan yang teramati dari bumi sama dengan piringan matahari.
Akibatnya, saat puncak gerhana di suatu tempat tertentu, matahari akan tampak seperti cincin, yaitu gelap di bagian tengahnya dan terang di bagian pinggirnya. Sedangkan di tempat tertentu lainnya matahari seakan-akan tertutupi bulan.
Ia menuturkan posisi pengamat mempengaruhi besar magnitudo gerhana yang akan teramati. Jadi, pengamatan kedua gerhana tidak dapat dilakukan secara bersamaan dan di lokasi yang sama.
"Peristiwa gerhana matahari hibrid relatif terjadi cukup langka," ujar dia.
Suko mengingatkan agar masyarakat untuk tidak melihat proses gerhana secara langsung. Pasalnya radiasi matahari dapat merusak mata.
"Gunakanlah kacamata khusus yang menggunakan filter untuk melihat matahari," ungkap dia.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Jakarta: Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (
BMKG) menyampaikan bahwa
gerhana matahari total dapat diamati di sejumlah kawasan di Indoneia, para 20 April 2023. Yakni di Biak, Papua dan Pulau Kisar, Maluku.
"Gerhana matahari total dapat diamati di Biak dan Pulau Kisar. Sementara gerhana matahari cincin tidak dapat diamati di wilayah Indonesia," ujar Deputi Bidang Geofisika, BMKG Suko Prayitno Adi di Jakarta, Senin, 10 April 2023.
Ia memaparkan durasi puncak gerhana di Biak selama satu menit dua detik pada pukul 13.57.13 WIT. Sementara durasi puncak gerhana di Pulau Kisar selama satu menit lima detik pada pukul 13.22.56 WIT.
Untuk gerhana matahari sebagian, ia menerangkan, dapat diamati di sebagian wilayah Indonesia. Namun, sebagian wilayah utara Provinsi Aceh tidak dapat mengamati gerhana matahari.
Dia menerangkan fenomena gerhana matahari pada 20 April 2023 itu merupakan gerhana matahari hibrid. Gerhana matahari hibrid merupakan peristiwa gerhana matahari total dan cincin yang terjadi secara berurutan dalam satu fenomena gerhana.
Ia menjelaskan gerhana matahari hibrid terjadi ketika matahari, bulan, dan bumi tepat segaris. Sehingga di suatu tempat tertentu terjadi peristiwa piringan bulan yang teramati dari bumi lebih kecil daripada piringan matahari. Kemudian tempat tertentu lainnya terjadi peristiwa piringan bulan yang teramati dari bumi sama dengan piringan matahari.
Akibatnya, saat puncak gerhana di suatu tempat tertentu, matahari akan tampak seperti cincin, yaitu gelap di bagian tengahnya dan terang di bagian pinggirnya. Sedangkan di tempat tertentu lainnya matahari seakan-akan tertutupi bulan.
Ia menuturkan posisi pengamat mempengaruhi besar magnitudo gerhana yang akan teramati. Jadi, pengamatan kedua gerhana tidak dapat dilakukan secara bersamaan dan di lokasi yang sama.
"Peristiwa gerhana matahari hibrid relatif terjadi cukup langka," ujar dia.
Suko mengingatkan agar masyarakat untuk tidak melihat proses gerhana secara langsung. Pasalnya radiasi matahari dapat merusak mata.
"Gunakanlah kacamata khusus yang menggunakan filter untuk melihat matahari," ungkap dia.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun google news Medcom.id(LDS)