medcom.id, Jakarta: Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah Anies Baswedan akan menjelaskan alasannya menghentikan sementara kurikulum 2013 kepada DPR. Namun, ia menegaskan bahwa, dirinya tidak perlu meminta izin DPR untuk menghentikan kurikulum 2013 tersebut.
"Ini untuk kepentingan anak-anak kita dan saya akan menjelaskan kepada semua pihak ini untuk kepentingan anak-anak kita," tegas Anies usai diskusi perspektif di Gado-Gado Boplo, Jakarta Pusat, Sabtu (13/12/2014
Selain itu, mantan Rektor Paramadina ini pun menekankan bahwa kurikulum yang telah berjalan selama empat bulan itu hanyalah dihentikan sementara, tidak dihentikan selamanya.
"Saya tidak batalkan, kita terapkan secara bertahap," kata dia.
Menurut dia, pemerintah sebelumnya sebetulnya memiliki niat yang baik terhadap penerapan Kurikulum ini. Namun, penerapan yang dilakukan secara cepat dengan kesan terburu-buru membuat sebagian besar guru dan murid kesulitan dalam menjalani kurikulum tersebut.
"Problemnya ini diterapkan di seluruh sekolah hanya dalam satu tahun. Kalau ini dilakukan secara bertahap saya yakin ini akan baik," ujar dia.
Penggagas program Indonesia Mengajar ini pun mengaku tidak akan terburu-buru dalam menerapkan kurikulum ini kembali. Ia akan menunggu evaluasi selesai, serta melihat kesiapan guru serta murid di lapangan agar masalah tidak kembali muncul di kemudian hari.
"Jangan lihat dari kacamata saya, tapi lihat kondisi di lapangan. Tahapnya bisa 3-4 tahun tapi sangat ditentukan kondisi di lapangan. Kondisi di Indonesia bervariasi," ucap dia.
medcom.id, Jakarta: Menteri Kebudayaan dan Pendidikan Dasar dan Menengah Anies Baswedan akan menjelaskan alasannya menghentikan sementara kurikulum 2013 kepada DPR. Namun, ia menegaskan bahwa, dirinya tidak perlu meminta izin DPR untuk menghentikan kurikulum 2013 tersebut.
"Ini untuk kepentingan anak-anak kita dan saya akan menjelaskan kepada semua pihak ini untuk kepentingan anak-anak kita," tegas Anies usai diskusi perspektif di Gado-Gado Boplo, Jakarta Pusat, Sabtu (13/12/2014
Selain itu, mantan Rektor Paramadina ini pun menekankan bahwa kurikulum yang telah berjalan selama empat bulan itu hanyalah dihentikan sementara, tidak dihentikan selamanya.
"Saya tidak batalkan, kita terapkan secara bertahap," kata dia.
Menurut dia, pemerintah sebelumnya sebetulnya memiliki niat yang baik terhadap penerapan Kurikulum ini. Namun, penerapan yang dilakukan secara cepat dengan kesan terburu-buru membuat sebagian besar guru dan murid kesulitan dalam menjalani kurikulum tersebut.
"Problemnya ini diterapkan di seluruh sekolah hanya dalam satu tahun. Kalau ini dilakukan secara bertahap saya yakin ini akan baik," ujar dia.
Penggagas program Indonesia Mengajar ini pun mengaku tidak akan terburu-buru dalam menerapkan kurikulum ini kembali. Ia akan menunggu evaluasi selesai, serta melihat kesiapan guru serta murid di lapangan agar masalah tidak kembali muncul di kemudian hari.
"Jangan lihat dari kacamata saya, tapi lihat kondisi di lapangan. Tahapnya bisa 3-4 tahun tapi sangat ditentukan kondisi di lapangan. Kondisi di Indonesia bervariasi," ucap dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LOV)