Jakarta: Ilmuwan Indonesia yang berada di Malaysia, Bimo Aryo Tejo, menyebut belum ada vaksin covid-19 yang siap digunakan tahun ini. Associated profesor Departement of Chemistry Universitas Putra Malaysia itu mengungkap seluruh vaksin masih di uji klinis tahap tiga.
"Memang sampai saat ini tidak ada satu pun vaksin yang siap. Kerena uji klinis tahap tiga masih berlangsung," kata Bimo kepada Medcom.id saat dihubungi, Jumat, 23 Oktober 2020.
Namun, Uni Emirat Arab, Rusia, dan Tiongkok tetap menjalankan vaksinasi meski uji klinis belum rampung. Ketiga negara ini mengeluarkan Emergency Use Authorization (EUA) untuk segera menangani dampak covid-19.
Tiap negara memiliki kewenangan untuk mengeluarkan EUA. Di Amerika Serikat, EUA dikeluarkan setelah 2 bulan relawan terakhir disuntik vaksin.
"Dua bulan ini untuk mengamati terjadinya efek samping atau tidak," ujar Bimo.
Baca: Uji Klinis Belum Tuntas, Vaksinasi Dinilai Sah untuk Kondisi Darurat
Sebelumnya, Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemkes) Achmad Yurianto mengatakan vaksinasi akan dimulai November 2020. Ada 9,1 juta orang yang dianggap berisiko terpapar covid-19 akan diprioritaskan.
Sebanyak 9,1 juta vaksin tersebut berasal dari Sinovac, Sinopharm, dan Cansino. Ketiganya perusahaan pembuat vaksin yang berbasis di Tiongkok.
Jakarta: Ilmuwan Indonesia yang berada di Malaysia, Bimo Aryo Tejo, menyebut belum ada
vaksin covid-19 yang siap digunakan tahun ini. Associated profesor Departement of Chemistry Universitas Putra Malaysia itu mengungkap seluruh vaksin masih di uji klinis tahap tiga.
"Memang sampai saat ini tidak ada satu pun vaksin yang siap. Kerena uji klinis tahap tiga masih berlangsung," kata Bimo kepada
Medcom.id saat dihubungi, Jumat, 23 Oktober 2020.
Namun, Uni Emirat Arab, Rusia, dan Tiongkok tetap menjalankan vaksinasi meski uji klinis belum rampung. Ketiga negara ini mengeluarkan Emergency Use Authorization (EUA) untuk segera menangani dampak
covid-19.
Tiap negara memiliki kewenangan untuk mengeluarkan EUA. Di Amerika Serikat, EUA dikeluarkan setelah 2 bulan relawan terakhir disuntik vaksin.
"Dua bulan ini untuk mengamati terjadinya efek samping atau tidak," ujar Bimo.
Baca:
Uji Klinis Belum Tuntas, Vaksinasi Dinilai Sah untuk Kondisi Darurat
Sebelumnya, Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemkes) Achmad Yurianto mengatakan vaksinasi akan dimulai November 2020. Ada 9,1 juta orang yang dianggap berisiko terpapar covid-19 akan diprioritaskan.
Sebanyak 9,1 juta vaksin tersebut berasal dari Sinovac, Sinopharm, dan Cansino. Ketiganya perusahaan pembuat vaksin yang berbasis di Tiongkok.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)