Jakarta: Hoaks soal vaksin covid-19 masih menjadi persoalan pemerintah. Beragam berita bohong terdeteksi tersebar di media sosial sejak 1 Januari 2021.
“Per 10 Februari 2021 tercatat total ada 105 isu hoaks terkait vaksin covid-19, yang tersebar hingga berkali lipat,” kata juru bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Dedy Permadi, dalam keterangan tertulis, Kamis, 11 Februari 2021.
Menurut dia, Kemenkominfo berupaya keras melawan dan menahan laju penyebaran hoaks. Salah satu caranya berkoordinasi dengan pengelola platform media sosial untuk menurunkan unggahan hoaks.
“Terdapat 417 posting-an (unggahan) hoaks vaksin covid-19 yang telah di-take down,” papar dia.
Baca: Polisi: Penjualan Pulau Sumba NTT di Situs Online Hoaks
Penyebaran hoaks terbanyak ada di Facebook dengan 314 unggahan. Salah satu contoh hoaks teranyar, yakni pesan berantai yang mengatasnamakan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Pesan itu melampirkan tautan pendaftaran vaksinasi covid-19 di Indonesia.
“Faktanya, vaksinasi di Indonesia hanya dilakukan oleh pemerintah dan itu gratis,” tegas dia.
Dedy menyebut informasi resmi dari WHO selalu disampaikan melalui situs who.int. WHO bahkan mengimbau masyarakat berhati-hati pada kejahatan siber di tengah pandemi covid-19.
Upaya memerangi hoaks, kata Dedy, tak bisa hanya dilakukan pemerintah. Masyarakat juga harus berperan untuk tidak memperkeruh suasana melalui hoaks.
“Kalau dapat informasi dari media sosial, saring terlebih dahulu. Kalau baik dibagikan, kalau berita bohong ditolak,” tutur dia.
Jakarta:
Hoaks soal
vaksin covid-19 masih menjadi persoalan pemerintah. Beragam berita bohong terdeteksi tersebar di media sosial sejak 1 Januari 2021.
“Per 10 Februari 2021 tercatat total ada 105 isu hoaks terkait
vaksin covid-19, yang tersebar hingga berkali lipat,” kata juru bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Dedy Permadi, dalam keterangan tertulis, Kamis, 11 Februari 2021.
Menurut dia, Kemenkominfo berupaya keras melawan dan menahan laju penyebaran hoaks. Salah satu caranya berkoordinasi dengan pengelola platform media sosial untuk menurunkan unggahan hoaks.
“Terdapat 417 posting-an (unggahan) hoaks vaksin covid-19 yang telah di-take down,” papar dia.
Baca:
Polisi: Penjualan Pulau Sumba NTT di Situs Online Hoaks
Penyebaran hoaks terbanyak ada di Facebook dengan 314 unggahan. Salah satu contoh hoaks teranyar, yakni pesan berantai yang mengatasnamakan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Pesan itu melampirkan tautan pendaftaran vaksinasi covid-19 di Indonesia.
“Faktanya, vaksinasi di Indonesia hanya dilakukan oleh pemerintah dan itu gratis,” tegas dia.
Dedy menyebut informasi resmi dari WHO selalu disampaikan melalui situs who.int. WHO bahkan mengimbau masyarakat berhati-hati pada kejahatan siber di tengah pandemi covid-19.
Upaya memerangi hoaks, kata Dedy, tak bisa hanya dilakukan pemerintah. Masyarakat juga harus berperan untuk tidak memperkeruh suasana melalui hoaks.
“Kalau dapat informasi dari media sosial, saring terlebih dahulu. Kalau baik dibagikan, kalau berita bohong ditolak,” tutur dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)