Jakarta: Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur, mengeluarkan awan panas dengan sebaran sejauh 4,5 kilometer pada Sabtu, 16 Januari 2021. Aktivitas vulkanis ini disebut berkorelasi dengan kejadian serupa pada 1 Desember 2020.
"Melihat intensitas magmatik yang naik ke permukaan cukup tinggi, jadi masih ada satu rangkaian," kata Kepala Pos Pantau Gunung Semeru Liswanto dalam program Headline News Metro TV, Minggu, 17 Januari 2021.
Menurut dia, aktivitas vulkanik dalam periode waktu tersebut cenderung belum menunjukkan penurunan. Intensitas guguran lava pijar juga masih tinggi.
Baca: Lima Kecamatan di Lumajang Diguyur Abu Vulkanik Gunung Semeru
Liswanto menjelaskan awan panas yang menyembur kemarin merupakan aktivitas dari lidah lava, bukan dari kubah lava. Perbedaannya, suhu yang dikeluarkan lebih rendah.
"Karena posisi tidak stabil maka ujung dari lidah lava bentuk awan panas guguran. Jadi artinya ini bukan awan panas langsung tetapi guguran dari lidah lava," terang dia.
Liswanto mengimbau masyarakat tak mendekati area Gunung Semeru. Saat ini status gunung tersebut waspada level II.
"Sesuai rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk masyarakat dilarang sejauh 4 kilometer dari puncak, 1 kilometer puncak dari para pendaki," ujar dia.
Jakarta: Gunung Semeru di Lumajang, Jawa Timur, mengeluarkan awan panas dengan sebaran sejauh 4,5 kilometer pada Sabtu, 16 Januari 2021. Aktivitas vulkanis ini disebut berkorelasi dengan kejadian serupa pada 1 Desember 2020.
"Melihat intensitas magmatik yang naik ke permukaan cukup tinggi, jadi masih ada satu rangkaian," kata Kepala Pos Pantau
Gunung Semeru Liswanto dalam program
Headline News Metro TV, Minggu, 17 Januari 2021.
Menurut dia, aktivitas vulkanik dalam periode waktu tersebut cenderung belum menunjukkan penurunan. Intensitas guguran lava pijar juga masih tinggi.
Baca: Lima Kecamatan di Lumajang Diguyur Abu Vulkanik Gunung Semeru
Liswanto menjelaskan awan panas yang menyembur kemarin merupakan aktivitas dari lidah lava, bukan dari kubah lava. Perbedaannya, suhu yang dikeluarkan lebih rendah.
"Karena posisi tidak stabil maka ujung dari lidah lava bentuk awan panas guguran. Jadi artinya ini bukan awan panas langsung tetapi guguran dari lidah lava," terang dia.
Liswanto mengimbau masyarakat tak mendekati area Gunung Semeru. Saat ini status gunung tersebut waspada level II.
"Sesuai rekomendasi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) untuk masyarakat dilarang sejauh 4 kilometer dari puncak, 1 kilometer puncak dari para pendaki," ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)