Jakarta: Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj menyebut budaya Indonesia lebih mulia ketimbang Arab. Sebab jati diri budaya bangsa masih kuat dipertahankan.
Menurut Said Aqil, di Arab tidak mengenal budaya menghormati orang yang lebih tua. Perlakuannya sama, baik kepada orang yang lebih tua maupun muda.
"Budaya kita lebih baik dari orang Arab. Contoh, di sana biasa anak kecil lewat depan orang tua tanpa permisi, tanpa hormat biasa, bagus di sana. Di sini 'apa-apa' dong," kata Said Aqil di gedung Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat, Sabtu, 11 Januari 2020.
Oleh karena itu sebagai bangsa yang berbudaya ia mengenalkan Islam Nusantara. Dalam konsep ini, budaya dijadikan sebagai fondasi infrastruktur agama.
"Kita jaga jati diri budaya nusantara Indonesia khususnya. Saya punya ide memperkokoh Islam Nusantara, harmonis dengan budaya, kita jadikan infrastruktur agama," ungkapnya.
Ide itu sudah ia kenalkan ke negara-negara di Timur Tengah. Bahkan, aku Said Aqil, ia juga mengenalkan konsep Islam Nusantara kepada Taliban, gerakan nasionalis Islam Sunni yang berkembang di wilayah Afganistan.
"Juga berbagai negara Mesir, Lebanon, Suriah, Turki. Saya tawarkan ide saya Islam Nusantara, Islamnya sama, tapi kita punya ciri khas budaya nusanatra. Kenapa? Karena budaya kita lebih mulia dari budaya orang Arab," tegasnya.
Said Aqil yang mengeyam pendidikan di Arab ini juga mengingatkan agar pelajar yang sedang menimba ilmu di Arab balik ke Indonesia membawa ilmu. Tanpa perlu membawa budayanya.
"Pulang yang saya bawa ilmu, budayanya tidak saya bawa. Tetap pakai celana, batik, enggak berjenggot," pungkas Said Aqil.
Jakarta: Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj menyebut budaya Indonesia lebih mulia ketimbang Arab. Sebab jati diri budaya bangsa masih kuat dipertahankan.
Menurut Said Aqil, di Arab tidak mengenal budaya menghormati orang yang lebih tua. Perlakuannya sama, baik kepada orang yang lebih tua maupun muda.
"Budaya kita lebih baik dari orang Arab. Contoh, di sana biasa anak kecil lewat depan orang tua tanpa permisi, tanpa hormat biasa, bagus di sana. Di sini 'apa-apa' dong," kata Said Aqil di gedung Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI), Jalan Salemba Raya, Jakarta Pusat, Sabtu, 11 Januari 2020.
Oleh karena itu sebagai bangsa yang berbudaya ia mengenalkan Islam Nusantara. Dalam konsep ini, budaya dijadikan sebagai fondasi infrastruktur agama.
"Kita jaga jati diri budaya nusantara Indonesia khususnya. Saya punya ide memperkokoh Islam Nusantara, harmonis dengan budaya, kita jadikan infrastruktur agama," ungkapnya.
Ide itu sudah ia kenalkan ke negara-negara di Timur Tengah. Bahkan, aku Said Aqil, ia juga mengenalkan konsep Islam Nusantara kepada Taliban, gerakan nasionalis Islam Sunni yang berkembang di wilayah Afganistan.
"Juga berbagai negara Mesir, Lebanon, Suriah, Turki. Saya tawarkan ide saya Islam Nusantara, Islamnya sama, tapi kita punya ciri khas budaya nusanatra. Kenapa? Karena budaya kita lebih mulia dari budaya orang Arab," tegasnya.
Said Aqil yang mengeyam pendidikan di Arab ini juga mengingatkan agar pelajar yang sedang menimba ilmu di Arab balik ke Indonesia membawa ilmu. Tanpa perlu membawa budayanya.
"Pulang yang saya bawa ilmu, budayanya tidak saya bawa. Tetap pakai celana, batik, enggak berjenggot," pungkas Said Aqil.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(HUS)