Jakarta: Dewan Pakar Ikatan Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra mengimbau pemerintah untuk memasifkan tracing, testing, treatment (3T) pada anak. Dia menilai pelacakan kontak pada anak tidak pernah optimal.
"Kalau ada ayah atau ibu yang terpapar covid-19, biasanya berhenti di situ," ujar Hermawan dalam program Metro Siang di Metro TV, Rabu, 23 Juni 2021.
Peningkatan 3T pada kelompok di bawah 18 tahun penting karena anak cenderung tidak mengeluh jika merasa sakit atau mengidap gejala covid-19. Kasus covid-19 pada anak biasanya juga baru diketahui setelah orang tuanya terdeteksi.
Tes covid-19 pada anak, kata Hermawan, sering terkendala karena kekhawatiran alat swab yang tidak sesuai dengan ukuran anak. Dia menyarankan pemerintah meniru Amerika Serikat.
"Sering dilakukan di Amerika adalah dengan saliva test, menggunakan air liur, terutama bagi bayi yang anggota keluarganya terpapar covid-19," ucap Hermawan.
Baca: Cara Melindungi Anak yang Belum Mendapat Vaksin Covid-19
Pada treatment atau perawatan, pemerintah diimbau untuk memperbanyak rumah sakit (RS) ibu dan anak yang bisa dipakai sebagai RS rujukan covid-19.
"Di RS tidak banyak fasilitas untuk melakukan perawatan bagi anak. RS ibu dan anak banyak, tapi RS ibu dan anak yang jadi rujukan covid-19 ini sangat rendah sekali. Sangat minim, 0 sekian persen" terang Hermawan.
Hermawan menilai penanganan kasus covid-19 anak ini harus menjadi prioritas. Sebab, ini menyangkut esensi penyelamatan nyawa dan pelestarian masa depan bangsa. (Mentari Puspadini)
Jakarta: Dewan Pakar Ikatan Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Hermawan Saputra mengimbau pemerintah untuk memasifkan
tracing, testing, treatment (3T) pada
anak. Dia menilai pelacakan kontak pada anak tidak pernah optimal.
"Kalau ada ayah atau ibu yang terpapar covid-19, biasanya berhenti di situ," ujar Hermawan dalam program
Metro Siang di
Metro TV, Rabu, 23 Juni 2021.
Peningkatan 3T pada kelompok di bawah 18 tahun penting karena anak cenderung tidak mengeluh jika merasa sakit atau mengidap gejala covid-19. Kasus
covid-19 pada anak biasanya juga baru diketahui setelah orang tuanya terdeteksi.
Tes covid-19 pada anak, kata Hermawan, sering terkendala karena kekhawatiran alat
swab yang tidak sesuai dengan ukuran anak. Dia menyarankan pemerintah meniru Amerika Serikat.
"Sering dilakukan di Amerika adalah dengan
saliva test, menggunakan air liur, terutama bagi bayi yang anggota keluarganya terpapar covid-19," ucap Hermawan.
Baca:
Cara Melindungi Anak yang Belum Mendapat Vaksin Covid-19
Pada
treatment atau perawatan, pemerintah diimbau untuk memperbanyak
rumah sakit (RS) ibu dan anak yang bisa dipakai sebagai RS rujukan covid-19.
"Di RS tidak banyak fasilitas untuk melakukan perawatan bagi anak. RS ibu dan anak banyak, tapi RS ibu dan anak yang jadi rujukan covid-19 ini sangat rendah sekali. Sangat minim, 0 sekian persen" terang Hermawan.
Hermawan menilai penanganan kasus covid-19 anak ini harus menjadi prioritas. Sebab, ini menyangkut esensi penyelamatan nyawa dan pelestarian masa depan bangsa.
(Mentari Puspadini) Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)