Ketua Komnas KIPI Hindra Irawan Satari dalam rapat di DPR, Kamis, 20 Mei 2021. Foto: Dok TV Parlemen
Ketua Komnas KIPI Hindra Irawan Satari dalam rapat di DPR, Kamis, 20 Mei 2021. Foto: Dok TV Parlemen

Komnas KIPI Beberkan Kronologi Kematian Pemuda Usai Disuntik Vaksin AstraZeneca

Anggi Tondi Martaon • 20 Mei 2021 18:48
Jakarta: Ketua Komisi Nasional (Komnas) Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Hindra Irawan Satari membeberkan kronologi kematian pemuda di Jakarta Timur (Jaktim), Trio Fauqi Firdaus, usai disuntik Vaksin AstraZeneca. Informasi ini disampaikan langsung orang tua Trio.
 
"Ibunya kan dampingi dari sakit sampai enggak ada (meninggal). Ibunya enggak mungkin bohong, enggak mungkin nambahin (fakta), enggak mungkin kurangin," kata Hindra dalam rapat dengar pendapat umum (RDPU) bersama Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis, 20 Mei 2021.
 
Berdasarkan keterangan ibunya, pemuda berumur 22 tahun itu memutuskan ikut vaksinasi setelah menerima pesan singkat dari perusahaan untuk mengikuti penyuntikan di Gelora Bung Karno (GBK). Kemudian, almarhum pergi ke lokasi bersama temannya pada Rabu, 5 Mei 2021.

Baca: Indonesia Kedatangan 16 Juta Vaksin Akhir Pekan Ini
 
"Selesai (divaksinasi) keduanya ke kantor masing-masing. Kantor dia di Pegadaian Cibubur," ungkap dia. 
 
Trio kemudian mengeluh tak enak badan kepada atasannya. Dia diizinkan pulang. Almarhum kemudian mengeluhkan kondisinya kepada ibunya. Kemudian, Trio disarankan mengonsumsi obat-obatan, yakni parasetamol.
 
"Dia enggak mau, takut karena baru divaksin," sebut Hindra.
 
Sang ibu menyarankan Trio menghubungi saudaranya untuk diantarkan ke dokter. Namun, hal itu tak bisa dilakukan karena ada kesibukan lain.
 
Ibu Trio, kata Hindra, menyampaikan kondisi anaknya memburuk pada tengah malam. Suhu tubuh Trio mencapai 39 derajat Celsius pada pukul 23.30 WIB.  
 
"Jam 12 malam bertambah tinggi demamnya, enggak dibawa juga ke rumah sakit," ujar dia.
 
Pada pagi hari, keluarga memutuskan membawa Trio ke klinik. Namun, fasilitas kesehatan yang dituju tutup.
 
"Klinik tutup, enggak dibawa juga (ke rumah sakit) katanya susah cari kendaraan," kata dia.
 
Lalu, Trio meminta dipijat. Saat pemijatan, Trio kejang-kejang. Keluarga memutuskan membawa Trio menggunakan sepeda motor ke rumah sakit ibu dan anak (RSIA).
 
"Tapi, menurut kami (RSIA) itu klinik. (Trio) sudah enggak ada (meninggal) di tempat itu (RSIA). Kebetulan oleh dokter melihat dan jadi diagnosisnya dead on arrival," ujar dia.

Vaksin untuk Indonesia


Dalam upaya mendukung vaksinasi di Tanah Air, Media Group bersama Slank menggelorakan kampanye sosial bertajuk "Vaksin untuk Indonesia". Kampanye ini adalah upaya untuk bersama-sama bangkit dari pandemi dan memupuk optimisme menuju normal baru dengan terus menjaga kesehatan fisik dan mental. Vaksin dalam tajuk ini bukan saja berarti "obat" atau "anti-virus", tetapi juga upaya untuk menguatkan kembali mental dan spirit kita di tengah kesulitan akibat pandemi.
 
"Slank dan Media Group bikin gerakan yang bertema 'Vaksin untuk Indonesia'. Berharap lewat musik dan dialog, acara ini bisa menyemangati dampak pandemi yang mengenai kehidupan kita, supaya tetap semangat. Kita hibur supaya senang, supaya imun kita naik juga. Mengajak masyarakat untuk jangan takut untuk divaksin. Ini salah satu solusi untuk lepas dari pandemi," terang drummer Slank, Bimo Setiawan Almachzumi alias Bimbim.
 
Program "Vaksin untuk Indonesia" tayang di Metro TV setiap hari Jumat, pukul 20:05 WIB. Dalam tayangan ini, Slank bukan saja menyuguhkan musik semata, tetapi juga menampilkan perjalanan ke sejumlah tempat dan berinteraksi dengan masyarakat dari berbagai latar belakang sosial.
 

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan