“Bukan berarti mutasi banyak jauh lebih membahayakan,” kata Co-Founder Pandemic Talks Mutiara Anissa dalam diskusi virtual di Jakarta, Senin, 29 November 2021.
Mutiara mengatakan saat ini seluruh peneliti di dunia masih mengkaji varian Omicron. Mutasi yang banyak membuat peneliti membutuhkan waktu lebih mempelajarinya.
Bagaimana tanggapan anda mengenai artikel ini?
Selain itu, dinamika varian anyar tersebut cukup cepat. Mutiara mencontohkan kemarin ada delapan negara yang sudah mengonfirmasi temuan varian Omicron.
“Sekarang sudah di sembilan negara bahkan ada 139 sampel yang sudah di-sequence,” papar dia.
Mutiara mengajak media memberitakan informasi ihwal varian Omicron dengan data cukup dan solid. Sehingga tidak menimbulkan kepanikan di masyarakat.
“Jangan sampai baru desas desus atau data yang tidak bisa diverifikasi tapi sudah disebarluaskan,” tutur dia.
Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Tjandra Yoga Aditama mengatakan virus covid-19 varian B.1.1.529 atau varian Omicron memiliki 30 hingga 50 mutasi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah menggolongkan varian anyar itu dalam kategori kewaspadaan tertinggi.
“Ini adalah mutasi terbanyak virus covid-19 selama ini dan sebagian mutasi ini adalah baru atau novel,” kata Yoga dalam keterangan tertulis, Minggu, 28 November 2021.
Yoga mengatakan mutasi yang banyak itu membuat khawatir dalam tiga hal. Yakni, penyebaran yang cepat, kemungkinan infeksi ulang, dan memengaruhi efikasi vaksin.
Baca: WHO Belum Dapat Pastikan Karakteristik Varian Omicron