Jakarta: Sejak berdiri pada tahun 1993 silam, lembaga Dompet Dhuafa telah memberikan manfaat dan layanan kepada 16,80 juta orang. Memasuki usia yang ke-25, Dompet dhuafa bertekad untuk terus menguatkan ekosistem pemberdayaan dhuafa.
"Dompet Dhuafa selama perjalanan 25 tahun ini, semakin menguatkan potensi lokal dengan menjalankan konsep Social Enterprise seperti program Green Horti dan Kebun Indonesia Berdaya," ujar Direktur Utama Dompet Dhuafa Filantropi, Imam Rulyawan melalui siaran pers, Selasa, 30 Januari 2018.
Baca; Dompet Dhuafa Meresmikan Rumah Sakit Berbasis Wakaf di Lampung
Imam menjelaskan, sinergi antara Dompet Dhuafa Filantropi dengan Dompet Dhuafa Social Enterprise yang telah terjalin akan semakin melebarkan sayap dengan berbagai program untuk bahu membahu membangun program yang keberlanjutan. Dompet Dhuafa akan berkomitmen dengan membawa budaya masyarakat Indonesia untuk terus bersama memajukan bangsa.
Sepanjang tahun 2017, jumlah penerima manfaat Dompet Dhuafa berjumlah 1,76 Juta jiwa dan layanan. Sementara jumlah penerima manfaat yang berada di luar Indonesia berjumlah yakni 82,882 jiwa dan layanan.
Imam mengungkapkan hingga saat ini, Dompet Dhuafa memiliki 17 cabang dan perwakilan dalam negeri, 5 cabang berada diluar negeri, 9 kantor layanan, 138 program, 18 gerai sehat layanan kesehatan cuma-cuma, 5 rumah sakit, 4 sekolah, 7 outlet Dayamart, 1 De Fresh, 11 unit bisnis. Sebagian besar pertumbuhan merupakan hasil pendekatan Dompet Dhuafa terhadap khasanah budaya lokal.
Sementara itu, Direktur Dompet Dhuafa Social Enterprise (DDSE), Iwan Ridwan mengatakan, Dhuafa Social Enterprise melakukan pengembangan dan penguatan usaha-usaha dengan berbasis Social Enterprise yang profesional.
"Hal ini dilakukan guna menuju kemandirian usaha dan menciptakan nilai-nilai sosial dalam rangka meningkatkan pemerataan sosial, menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ungkap Iwan.
Baca; 1,7 Juta Jiwa Terima Manfaat Zakat Dompet Dhuafa Selama 2016
Pada bidang retail bisnis, jelas Iwan, Dompet Dhuafa telah mengembangkan unit usaha yakni Daya Mart yang berbasis pemberdayaan dengan kepemilikan diarahkan sepenuhnya oleh kaum Dhuafa. Saat ini, telah ada enam gerai Daya Mart di Sumatera Barat yang akan terus dikembangkan perluasan usahanya.
Sementara pada bidang kesehatan, DDSE mengembangkan rumah sakit berbasis wakaf untuk melayani kaum dhuafa. Saat ini, sudah berdiri lima rumah sakit yakni, Rumah Sakit Rumah Sehat Terpadu, Rumah Sakit Aka Medika Sri Bawono Lampung Timur, Rumah Sakit Ibu dan Anak Sayidah Jakarta Timur, Rumah Sakit Mata Ahmad Wardi Serang dan Rumah Sakit Lancang Kuning Riau.
"Konsep social hospital network nantinya setiap Rumah sakit afiliasi Dompet Dhuafa akan dikelilingi minimal empat klinik sebagai feeder Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dengan demikian akan semakin banyak kaum dhuafa yang dapat dilayani," jelas Iwan.
Pada tahun 2017, Dompet Dhuafa juga menggelorakan aksi respon kemanusiaan berskala Internasional. Seperti, menyalurkan bantuan bahan makanan dan obat-obatan di kamp pengungsi korban perang di Kamp Harjelle, Suriah dan memberikan pelayanan kesehatan dasar bagi para pengungsi di Kamp Cox's Bazar bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
"Dompet Dhuafa telah memiliki jumlah relawan mencapai 8.481 orang yang tersebar pada di seluruh Indonesia, jumlah ini meningkat pada kurun waktu 4 tahun terakhir sebesar 21.5 persen," sambung dia.
Iwan kemudian menambahkan bahwa pada tahun 2017, Dompet Dhuafa telah menghimpun sebanyak 340,78 Milyar dengan penyaluran sebanyak 274, 82 Milyar. Lima pilar yang dimiliki Dompet Dhuafa seperti Pendidikan, Kesehatan, Ekonomi, Sosial, dan Dakwah menjadi pondasi dalam mengembangkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Jakarta: Sejak berdiri pada tahun 1993 silam, lembaga Dompet Dhuafa telah memberikan manfaat dan layanan kepada 16,80 juta orang. Memasuki usia yang ke-25, Dompet dhuafa bertekad untuk terus menguatkan ekosistem pemberdayaan dhuafa.
"Dompet Dhuafa selama perjalanan 25 tahun ini, semakin menguatkan potensi lokal dengan menjalankan konsep Social Enterprise seperti program Green Horti dan Kebun Indonesia Berdaya," ujar Direktur Utama Dompet Dhuafa Filantropi, Imam Rulyawan melalui siaran pers, Selasa, 30 Januari 2018.
Baca;
Dompet Dhuafa Meresmikan Rumah Sakit Berbasis Wakaf di Lampung
Imam menjelaskan, sinergi antara Dompet Dhuafa Filantropi dengan Dompet Dhuafa Social Enterprise yang telah terjalin akan semakin melebarkan sayap dengan berbagai program untuk bahu membahu membangun program yang keberlanjutan. Dompet Dhuafa akan berkomitmen dengan membawa budaya masyarakat Indonesia untuk terus bersama memajukan bangsa.
Sepanjang tahun 2017, jumlah penerima manfaat Dompet Dhuafa berjumlah 1,76 Juta jiwa dan layanan. Sementara jumlah penerima manfaat yang berada di luar Indonesia berjumlah yakni 82,882 jiwa dan layanan.
Imam mengungkapkan hingga saat ini, Dompet Dhuafa memiliki 17 cabang dan perwakilan dalam negeri, 5 cabang berada diluar negeri, 9 kantor layanan, 138 program, 18 gerai sehat layanan kesehatan cuma-cuma, 5 rumah sakit, 4 sekolah, 7 outlet Dayamart, 1 De Fresh, 11 unit bisnis. Sebagian besar pertumbuhan merupakan hasil pendekatan Dompet Dhuafa terhadap khasanah budaya lokal.
Sementara itu, Direktur Dompet Dhuafa Social Enterprise (DDSE), Iwan Ridwan mengatakan, Dhuafa Social Enterprise melakukan pengembangan dan penguatan usaha-usaha dengan berbasis Social Enterprise yang profesional.
"Hal ini dilakukan guna menuju kemandirian usaha dan menciptakan nilai-nilai sosial dalam rangka meningkatkan pemerataan sosial, menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat," ungkap Iwan.
Baca;
1,7 Juta Jiwa Terima Manfaat Zakat Dompet Dhuafa Selama 2016
Pada bidang retail bisnis, jelas Iwan, Dompet Dhuafa telah mengembangkan unit usaha yakni Daya Mart yang berbasis pemberdayaan dengan kepemilikan diarahkan sepenuhnya oleh kaum Dhuafa. Saat ini, telah ada enam gerai Daya Mart di Sumatera Barat yang akan terus dikembangkan perluasan usahanya.
Sementara pada bidang kesehatan, DDSE mengembangkan rumah sakit berbasis wakaf untuk melayani kaum dhuafa. Saat ini, sudah berdiri lima rumah sakit yakni, Rumah Sakit Rumah Sehat Terpadu, Rumah Sakit Aka Medika Sri Bawono Lampung Timur, Rumah Sakit Ibu dan Anak Sayidah Jakarta Timur, Rumah Sakit Mata Ahmad Wardi Serang dan Rumah Sakit Lancang Kuning Riau.
"Konsep social hospital network nantinya setiap Rumah sakit afiliasi Dompet Dhuafa akan dikelilingi minimal empat klinik sebagai feeder Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dengan demikian akan semakin banyak kaum dhuafa yang dapat dilayani," jelas Iwan.
Pada tahun 2017, Dompet Dhuafa juga menggelorakan aksi respon kemanusiaan berskala Internasional. Seperti, menyalurkan bantuan bahan makanan dan obat-obatan di kamp pengungsi korban perang di Kamp Harjelle, Suriah dan memberikan pelayanan kesehatan dasar bagi para pengungsi di Kamp Cox's Bazar bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI).
"Dompet Dhuafa telah memiliki jumlah relawan mencapai 8.481 orang yang tersebar pada di seluruh Indonesia, jumlah ini meningkat pada kurun waktu 4 tahun terakhir sebesar 21.5 persen," sambung dia.
Iwan kemudian menambahkan bahwa pada tahun 2017, Dompet Dhuafa telah menghimpun sebanyak 340,78 Milyar dengan penyaluran sebanyak 274, 82 Milyar. Lima pilar yang dimiliki Dompet Dhuafa seperti Pendidikan, Kesehatan, Ekonomi, Sosial, dan Dakwah menjadi pondasi dalam mengembangkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)