Jakarta: Sebesar 70 persen wilayah Indonesia merupakan lautan. Namun sayangnya lautan Indonesia tercemari oleh sampah plastik. Bahkan Indonesia menjadi penyumbang sampah plastik terbesar kedua di dunia.
Hal tersebut disampaikan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti sekaligus meresmikan Gerakan Pandu Laut Nusantara. Untuk mengurangi sampak plastik Susi meminta agar masyarakat tidak lagi menggunakan peralatan berbahan dasar plastik.
"Jangan bawa minuman mineral dalam botol plastik, jangan pakai sedotan, jangan pakai kantong kresek, semua pakai bahan yang recycle," kata Susi dalam acara peresmian sebuah gerakan menjaga lingkungan di Jakarta Pusat, Minggu, 15 Juli 2018.
Dia pun mengajak agar seluruh masyarakat untuk turun langsung membersihkan lautan Indonesia dari sampah pada 18 Agustus 2018. Hal tersebut menjadi bukti nyata dari Gerakan Pandu Laut Nusantara yang telah diluncurkan
Selain sampah plastik yang mencemari laut Indonesia, lanjut Susi, penggunaan sianida oleh nelayan penangkap ikan juga turut mengganggu ekosistem laut.
"Beberapa nelayan menggunakan sianida, satu gram bisa merusak enam meter persegi, ada nelayan yang membawa satu liter, dapat membahayakan 60 ribu meter persegi," tutur dia.
Sampah dan sianida yang ada di laut, kata Susi akan berdampak pada ikan laut yang dikonsumsi manusia. Maka ujung-ujungnya yang menerima kerugian adalah manusia karena memakan ikan yang tidak sehat.
"Jadi bersihkan sampah di laut karena kita semua harus makan ikan, supaya pintar, tinggi dan sehat, laut sehat, manusia sehat," jelas Susi.
Acara yang didukung oleh aktivis lingkungan Bustat Maitar, musisi tanah air Kaka dan Ridho Slank, Marchel hingga mantan presenter Metro Tv Prita Laura. Dapat bersama - sama menjadi pelopor untuk membantu menyelesaikan permasalah laut yang tak kunjung usai.
Jakarta: Sebesar 70 persen wilayah Indonesia merupakan lautan. Namun sayangnya lautan Indonesia tercemari oleh sampah plastik. Bahkan Indonesia menjadi penyumbang sampah plastik terbesar kedua di dunia.
Hal tersebut disampaikan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti sekaligus meresmikan Gerakan Pandu Laut Nusantara. Untuk mengurangi sampak plastik Susi meminta agar masyarakat tidak lagi menggunakan peralatan berbahan dasar plastik.
"Jangan bawa minuman mineral dalam botol plastik, jangan pakai sedotan, jangan pakai kantong kresek, semua pakai bahan yang
recycle," kata Susi dalam acara peresmian sebuah gerakan menjaga lingkungan di Jakarta Pusat, Minggu, 15 Juli 2018.
Dia pun mengajak agar seluruh masyarakat untuk turun langsung membersihkan lautan Indonesia dari sampah pada 18 Agustus 2018. Hal tersebut menjadi bukti nyata dari Gerakan Pandu Laut Nusantara yang telah diluncurkan
Selain sampah plastik yang mencemari laut Indonesia, lanjut Susi, penggunaan sianida oleh nelayan penangkap ikan juga turut mengganggu ekosistem laut.
"Beberapa nelayan menggunakan sianida, satu gram bisa merusak enam meter persegi, ada nelayan yang membawa satu liter, dapat membahayakan 60 ribu meter persegi," tutur dia.
Sampah dan sianida yang ada di laut, kata Susi akan berdampak pada ikan laut yang dikonsumsi manusia. Maka ujung-ujungnya yang menerima kerugian adalah manusia karena memakan ikan yang tidak sehat.
"Jadi bersihkan sampah di laut karena kita semua harus makan ikan, supaya pintar, tinggi dan sehat, laut sehat, manusia sehat," jelas Susi.
Acara yang didukung oleh aktivis lingkungan Bustat Maitar, musisi tanah air Kaka dan Ridho Slank, Marchel hingga mantan presenter Metro Tv Prita Laura. Dapat bersama - sama menjadi pelopor untuk membantu menyelesaikan permasalah laut yang tak kunjung usai.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SCI)