Tunis: Gerakan Global Sumud Flotilla (GSF) yang akan berlayar menuju Gaza mematangkan rencana pelayaran dengan terus mengintensifkan pelatihan dan simulasi kepada semua relawan.
Dalam simulasi terakhir yang digelar di Hotel Radisson Tunis, panitia meminta relawan agar fokus dan sungguh-sungguh mengikuti pelatihan. Selain GSF, gerakan Sumud Nusantara juga ikut memberikan materi dalam pelatihan yang digelar pada Sabtu, 6 September 2025 waktu setempat.
Koordinator Sumud Nusantara, Muhammad Nadir al-Nuri, menegaskan bahwa Sumud Nusantara dan GSF akan bersama-sama membawa relawan dari 44 negara untuk berlayar menghentikan blokade terhadap Gaza.
"Kita akan membuka koridor kemanusiaan untuk menyalurkan pada rakyat Gaza. Agar bantuan makanan dan lain-lainnya dapat masuk ke bumi Gaza," ungkap Nadir.
Nadir menambahkan, pihaknya membawa bantuan dalam jumlah besar dari Indonesia dan Malaysia. Juga negara-negara lain seperti Pakistan, Maladewa, Thailand, Srilanka dan Filipina.
"Negara-negara ini berada dalam kelompok besar bersama negara-negara Arab. Dan kita akan mencetak sejarah insya Allah," tegas Nadir.
Selama ini, lanjut Nadir, Sumud Nusantara telah menjalankan sepuluh misi untuk menembus Gaza. "Kali ini akan menembus kepungan melalui jalur laut. Tapi misi kali ini adalah misi terbesar yang pernah kita jalankan selama ini," ungkapnya.
"Jumlah kapal yang dibawa dan jumlah relawan yang ikut adalah yang terbanyak selama ini," tegasnya.
Sementara itu, relawan IGPC dari Indonesia, Maimon Herawati, mengaku siap berangkat ke Gaza karena kapal-kapal dari Spanyol sudah ada yang tiba di Tunisia.
"Masya Allah, ini akan jadi kenyataan, antara deg-degan dan bahagia (bisa berlayar)," ujarnya.
"Kita tidak tahu siapa saja nanti yang akan bisa naik kapal. Tapi bagaimanapun kami telah siap berlayar," pungkasnya.
Tunis: Gerakan Global Sumud Flotilla (GSF) yang akan berlayar menuju
Gaza mematangkan rencana pelayaran dengan terus mengintensifkan pelatihan dan simulasi kepada semua relawan.
Dalam simulasi terakhir yang digelar di Hotel Radisson Tunis, panitia meminta relawan agar fokus dan sungguh-sungguh mengikuti pelatihan. Selain GSF, gerakan Sumud Nusantara juga ikut memberikan materi dalam pelatihan yang digelar pada Sabtu, 6 September 2025 waktu setempat.
Koordinator Sumud Nusantara, Muhammad Nadir al-Nuri, menegaskan bahwa Sumud Nusantara dan GSF akan bersama-sama membawa relawan dari 44 negara untuk berlayar menghentikan blokade terhadap Gaza.
"Kita akan membuka koridor kemanusiaan untuk menyalurkan pada rakyat Gaza. Agar bantuan makanan dan lain-lainnya dapat masuk ke bumi Gaza," ungkap Nadir.
Nadir menambahkan, pihaknya membawa bantuan dalam jumlah besar dari Indonesia dan Malaysia. Juga negara-negara lain seperti Pakistan, Maladewa, Thailand, Srilanka dan Filipina.
"Negara-negara ini berada dalam kelompok besar bersama negara-negara Arab. Dan kita akan mencetak sejarah insya Allah," tegas Nadir.
Selama ini, lanjut Nadir, Sumud Nusantara telah menjalankan sepuluh misi untuk menembus Gaza. "Kali ini akan menembus kepungan melalui jalur laut. Tapi misi kali ini adalah misi terbesar yang pernah kita jalankan selama ini," ungkapnya.
"Jumlah kapal yang dibawa dan jumlah relawan yang ikut adalah yang terbanyak selama ini," tegasnya.
Sementara itu, relawan IGPC dari Indonesia, Maimon Herawati, mengaku siap berangkat ke Gaza karena kapal-kapal dari Spanyol sudah ada yang tiba di Tunisia.
"Masya Allah, ini akan jadi kenyataan, antara deg-degan dan bahagia (bisa berlayar)," ujarnya.
"Kita tidak tahu siapa saja nanti yang akan bisa naik kapal. Tapi bagaimanapun kami telah siap berlayar," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(PRI)