Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin bersama Wapres Ma'ruf Amin/Istimewa
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin bersama Wapres Ma'ruf Amin/Istimewa

Transformasi Ketahanan Kesehatan Disebut Mulai Berhasil di Beberapa Aspek

Media Indonesia.com • 11 November 2023 13:05
Jakarta: Transformasi ketahanan kesehatan Indonesia dinilai mulai nampak hasilnya di beberapa aspek. Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyebut salah satu hasil yakni kemampuan Indonesia memproduksi vaksin sendiri.
 
“Kita punya 1 perusahaan vaksin namanya Biofarma. Dalam 3 tahun terakhir, Indonesia sudah menambah jumlah perusahaan vaksin dari 1 jadi 3 dan 2 di antaranya adalah swasta,” kata Menkes dikutip dari Media Indonesia, Sabtu, 11 November 2023.
 
Hal tersebut diungkap Budi saat peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-59. Menurut dia, teknologi untuk memproduksi vaksin juga semakin maju. Buktinya, Indonesia mampu memproduksi empat jenis vaksin yakni vaksin berbasis virus, mRNA, protein rekombinan, dan viral vektor.

“Teknologi pembuatan vaksin ada empat di dunia, yang kuno adalah pembuatan vaksin berbasis virus. Namun ada juga vaksin modern berbasis vektor dan vaksin berbasis mRNA. Berkat penerapan teknologi vaksin, Indonesia yang tadinya hanya bisa memproduksi dua, kini seluruhnya bisa diproduksi di dalam negeri,” tutur Menkes.
 
Baca: Menkes Beberkan Rapor Positif Transformasi Ketahanan Kesehatan Indonesia

Keberhasilan selanjutnya, kata Menkes, yakni impor bahan baku obat mulai terkikis. Sebab, 9 dari 10 bahan baku obat kini sudah bisa diproduksi di dalam negeri. Di antaranya ada parasetamol, clopidogrel, dan atorvastatin.
 
Realisasi belanja farmasi dan alat kesehatan (alkes) dalam negeri juga meningkat dalam beberapa waktu terakhir. Bahkan dalam kurun waktu 6 bulan, sejak Januari-Juni 2023, Kemenkes merealisasikan sekitar Rp9 triliun anggaran untuk belanja produk kesehatan dalam negeri.
 
“Belanja obat dan alkes dalam negeri juga meningkat. Pada 2020 sekitar Rp4,5 triliun anggaran belanja untuk bahan baku obat, sekarang Rp 9 triliun untuk belanja bahan obat dalam negeri,” ujar Menkes.
 
Dia mengungkapkan deretan keberhasilan itu merupakan jalan panjang yang lahir dari serangan pandemi covid-19 pada 2020 lalu. Kala itu, seluruh dunia dipaksa bertahan menghadapi bencana kesehatan global dengan tanpa persiapan apapun.
 
Ketidaksiapan semua unsur menyebabkan kendala besar. Salah satunya terganggunya rantai pasok alat kesehatan dan farmasi global yang turut berdampak terhadap Indonesia.
 
Tingkat kebutuhan yang tinggi tetapi ketersediaan barang yang terbatas menyebabkan Indonesia kesulitan mendapatkan obat, vaksin, dan alat kesehatan. Hal ini menjadi kendala pemerintah dalam melakukan respons cepat penanganan covid-19 kepada masyarakat. 
 
“Saat pandemi, kita melihat daya tahan sistem kesehatan kita itu lemah khususnya bidang obat-obatan dan vaksin. Kondisinya saat pandemi terjadi semua negara lockdown, sehingga kita tidak memiliki akses ke obat-obatan dan vaksin yang sangat dibutuhkan untuk 270 juta masyarakat Indonesia,” kata Menkes.
 
Belajar dari keterpurukan tersebut, Indonesia bangkit dan pulih dengan melakukan transformasi sistem kesehatan yang fokus pada enam pilar. Tujuannya untuk memberikan akses kesehatan yang dekat, bermutu, dan murah kepada masyarakat di seluruh Indonesia tanpa terkecuali. 
 
Dengan capaian ini, Menkes menginginkan agar nantinya dapat menjadi satu pijakan bagi Indonesia melakukan lompatan-lompatan besar lainnya di sektor kesehatan menuju Indonesia sehat dan maju pada 2045.

 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan