Jakarta: Media sosial diramaikan dengan munculnya simbol SOS di Pulau Laki, Kepulauan Seribu. Netizen pun beramai-ramai mencoba melacak sendiri di aplikasi Google Maps.
Spekulasi pun bermunculan, mengingat Pulau Laki berlokasi tidak terlalu jauh dari area terjatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182. Beberapa orang menganggap bisa saja tanda SOS itu berasal dari penumpang pesawat yang selamat. Meski demikian, pihak Basarnas mengaku akan melakukan pengecekan lebih lanjut.
Simbol SOS biasa digunakan sebagai penanda bahaya atau situasi darurat. Secara umum, SOS mungkin sudah familiar bagi banyak orang. Namun, ada beberapa fakta tentang SOS yang tidak banyak orang tahu.
1. SOS berasal dari kode morse
Awalnya sinyal SOS merupakan kode yang disepakati dalam kode Morse yang kita pelajari dalam Pramuka. Kode ini sebagai tanda adanya bahaya yang telah disepakati oleh berbagai perjanjian maritim internasional.
Dalam kode morse, SOS disimbolkan dengan tiga titik, tiga garis dan tiga titik atau bila dituliskan menjadi (...---...). Tiga titik mewakili huruf S dan tiga garis mewakili huruf O.
2. SOS bukan singkatan
Banyak yang mengira kalau SOS adalah singkatan. Ada banyak singkatan yang dikaitkan dengan SOS seperti "Save Our Soul", "Save Our Ship", "Survivor On Ship" atau kalimat lain. Ternyata ini semua keliru. SOS bukanlah sebuah singkatan melainkan hanya sebuah simbol yang digunakan agar pertolongan bisa diperoleh dengan segera.
3. Pernah dipakai Titanic
Ketika ditimpa kemalangan, Harold Bride, sang pelaut kapal legendaris yang pemberani terus berusaha mengirimkan sinyal SOS kepada beberapa kapal yang berada di radiusnya. Salah satunya adalah Kapal Californian yang hanya berjarak 8-15 mil dari kapal naas tersebut.
Kapal lain yang menerima sinyal bahaya ini adalah The Samson yang seharusnya bisa menyelamatkan setidaknya 200 jiwa bila merespon lebih dulu karena posisinya hanya 5 mil dari Titanic.
Satu-satunya kapal yang merespon kode SOS ini adalah Kapal Carpathia, yang ukurannya jauh lebih kecil dibanding dua kapal sebelumnya. Pada masa itu, kode SOS memang belum dikenal secara luas, makanya kedua kapal itu lebih memilih mengabaikan dan terlambat merespon.
Jakarta: Media sosial diramaikan dengan munculnya simbol SOS di
Pulau Laki, Kepulauan Seribu. Netizen pun beramai-ramai mencoba melacak sendiri di aplikasi Google Maps.
Spekulasi pun bermunculan, mengingat Pulau Laki berlokasi tidak terlalu jauh dari area terjatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182. Beberapa orang menganggap bisa saja tanda SOS itu berasal dari penumpang pesawat yang selamat. Meski demikian, pihak
Basarnas mengaku akan melakukan pengecekan lebih lanjut.
Simbol SOS biasa digunakan sebagai penanda bahaya atau situasi darurat. Secara umum, SOS mungkin sudah familiar bagi banyak orang. Namun, ada beberapa fakta tentang SOS yang tidak banyak orang tahu.
1. SOS berasal dari kode morse
Awalnya sinyal SOS merupakan kode yang disepakati dalam kode Morse yang kita pelajari dalam Pramuka. Kode ini sebagai tanda adanya bahaya yang telah disepakati oleh berbagai perjanjian maritim internasional.
Dalam kode morse, SOS disimbolkan dengan tiga titik, tiga garis dan tiga titik atau bila dituliskan menjadi (...---...). Tiga titik mewakili huruf S dan tiga garis mewakili huruf O.
2. SOS bukan singkatan
Banyak yang mengira kalau SOS adalah singkatan. Ada banyak singkatan yang dikaitkan dengan SOS seperti "Save Our Soul", "Save Our Ship", "Survivor On Ship" atau kalimat lain. Ternyata ini semua keliru. SOS bukanlah sebuah singkatan melainkan hanya sebuah simbol yang digunakan agar pertolongan bisa diperoleh dengan segera.
3. Pernah dipakai Titanic
Ketika ditimpa kemalangan, Harold Bride, sang pelaut kapal legendaris yang pemberani terus berusaha mengirimkan sinyal SOS kepada beberapa kapal yang berada di radiusnya. Salah satunya adalah Kapal Californian yang hanya berjarak 8-15 mil dari kapal naas tersebut.
Kapal lain yang menerima sinyal bahaya ini adalah The Samson yang seharusnya bisa menyelamatkan setidaknya 200 jiwa bila merespon lebih dulu karena posisinya hanya 5 mil dari Titanic.
Satu-satunya kapal yang merespon kode SOS ini adalah Kapal Carpathia, yang ukurannya jauh lebih kecil dibanding dua kapal sebelumnya. Pada masa itu, kode SOS memang belum dikenal secara luas, makanya kedua kapal itu lebih memilih mengabaikan dan terlambat merespon.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(UWA)
