medcom.id, Jakarta: Siswa dan guru SDN Pondok Pucung 2 Kota Tangerang Selatan memamerkan cara membuat es krim tanpa mesin.
Inovasi ini mereka pamerkan pada ajang Puspiptek Innovation Festival (PIF) 2017. Cara pembuatannya mirip dengan metode pembuatan es goyang atau es lilin. Bedanya, tak memerlukan gerobak. Bahan yang perlukan yaitu es batu, garam, susu, dan plastik. Cara membuatnya pun sederhana.
"Letakkan es batu kurang lebih 1 kilogram dalam sebuah plastik clip, kemudian masukkan garam satu mangkuk kecil. Lalu campur rata untuk mempercepat proses pendinginan. Masukkan susu cair sesuai selera pada plastik terpisah dan gabungkan di plastik es batu yang sudah dicampur. Kemudian, isi plastik dikocok rata, diamkan sampai beku kurang lebih satu jam," ujar guru SDN Pondok Pucung 2, Neneng Wawan, sambil mempraktekkan pembuatan es krim bersama muridnya di Gedung Graha Widya Bhakti, Puspiptek, Serpong, Tangerang Selatan, Minggu 1 Oktober 2017.
Setelah membeku, es krim bisa langsung dinikmati. Neneng menambahkan, pembuatan es krim ini merupakan bagian dari pelajaran ekstrakurikuler kewirausahaan yang memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
"Saya berharap para siswa dengan dibekali kewirausahaan bisa membuka lapangan kerja baru kelak. Kami juga mempraktikkan cara membuat telur asin, beras kencur, jahe merah, dan bouquet snack," ujar Neneng.
(Foto:Metrotvnews.com/Pelangi Karismakristi)
SDN Pondok Pucung 2 Tangsel merupakan salah satu peserta Kids Science Expo pada ajang Puspiptek Innovation Festival 2017, dan satu-satunya sekolah dasar negeri yang bergabung dalam event tersebut. Selain es krim, sekolah tersebut memamerkan temuan sains lainnya berupa uji coba pembuktian kol ungu mengandung zat gas tinggi.
Eksperimen ini dilakukan dengan cara mencampurkan air putih yang diisi cuka, baking powder, dan soda kue dengan jus kol ungu. Hasilnya, setiap larutan akan berubah warna menjadi merah, ungu muda, dan biru muda.
"Melalui cara ini dibuktikan bahwa kol ungu mengandung zat gas yang tinggi. Nah, bagi yang punya penyakit maag, harap berhati-hati saat mengonsumsinya," kata Neneng.
medcom.id, Jakarta: Siswa dan guru SDN Pondok Pucung 2 Kota Tangerang Selatan memamerkan cara membuat es krim tanpa mesin.
Inovasi ini mereka pamerkan pada ajang Puspiptek Innovation Festival (PIF) 2017. Cara pembuatannya mirip dengan metode pembuatan es goyang atau es lilin. Bedanya, tak memerlukan gerobak. Bahan yang perlukan yaitu es batu, garam, susu, dan plastik. Cara membuatnya pun sederhana.
"Letakkan es batu kurang lebih 1 kilogram dalam sebuah plastik clip, kemudian masukkan garam satu mangkuk kecil. Lalu campur rata untuk mempercepat proses pendinginan. Masukkan susu cair sesuai selera pada plastik terpisah dan gabungkan di plastik es batu yang sudah dicampur. Kemudian, isi plastik dikocok rata, diamkan sampai beku kurang lebih satu jam," ujar guru SDN Pondok Pucung 2, Neneng Wawan, sambil mempraktekkan pembuatan es krim bersama muridnya di Gedung Graha Widya Bhakti, Puspiptek, Serpong, Tangerang Selatan, Minggu 1 Oktober 2017.
Setelah membeku, es krim bisa langsung dinikmati. Neneng menambahkan, pembuatan es krim ini merupakan bagian dari pelajaran ekstrakurikuler kewirausahaan yang memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi.
"Saya berharap para siswa dengan dibekali kewirausahaan bisa membuka lapangan kerja baru kelak. Kami juga mempraktikkan cara membuat telur asin, beras kencur, jahe merah, dan
bouquet snack," ujar Neneng.
(Foto:Metrotvnews.com/Pelangi Karismakristi)
SDN Pondok Pucung 2 Tangsel merupakan salah satu peserta Kids Science Expo pada ajang Puspiptek Innovation Festival 2017, dan satu-satunya sekolah dasar negeri yang bergabung dalam event tersebut. Selain es krim, sekolah tersebut memamerkan temuan sains lainnya berupa uji coba pembuktian kol ungu mengandung zat gas tinggi.
Eksperimen ini dilakukan dengan cara mencampurkan air putih yang diisi cuka, baking powder, dan soda kue dengan jus kol ungu. Hasilnya, setiap larutan akan berubah warna menjadi merah, ungu muda, dan biru muda.
"Melalui cara ini dibuktikan bahwa kol ungu mengandung zat gas yang tinggi. Nah, bagi yang punya penyakit maag, harap berhati-hati saat mengonsumsinya," kata Neneng.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ROS)