Tangerang Selatan: Institut Teknologi Bandung (ITB) menempati peringkat satu sebagai perguruan tinggi terbaik di Indonesia pada 2018. ITB melampaui Universitas Gadjah Mada (UGM) yang meraih peringkat satu pada 2017.
UGM kini berada di peringkat kedua, disusul Institut Pertanian Bogor (IPB) yang bercokol di nomor tiga, dan Universitas Indonesia (UI) di posisi keempat untuk penempatan klaster satu. Dari tahun ke tahun, posisi empat besar di klaster satu selalu dihuni oleh keempat perguruan tinggi tersebut.
"Empat besar dari tahun ke tahun isinya ini-ini saja. Paling cuma geser posisi. Ini berdasarkan data terakhir pada 14 Agustus 2018 yang diolah oleh tim," ujar Direktur Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti Kemenristekdikti Patdono Suwignjo, saat membacakan pengumuman klasterisasi perguruan tinggi Indonesia 2018, di kawasan Puspiptek, Serpong, Tangeran Selatan, Jumat, 17 Agustus 2018.
Patdono mengatakan, tahun ini Kemenristekdikti memberikan penambahan satu komponen utama dalam penilaian performa perguruan tinggi, yaitu kinerja inovasi. Setiap perguruan tinggi akan dilihat hasil inovasi yang telah dilakukan dalam menentukan peringkat pada setiap klaster, dan menentukan apakah perguruan tinggi tersebut naik atau turun klaster.
Memasukkan kinerja inovasi dalam kriteria penilaian dengan bobot lima persen ini bertujuan mendukung kebijakan Kemenristekdikti dalam hilirisasi hasil riset ke sektor industri. "Penambahan ini untuk menuju lebih sempurna. Tahun kemarin belum bisa karena semua datanya belum terkumpulkan," kata dia,
Selain itu, indikator yang digunakan pada beberapa komponen utama pun mengalami penyesuaian, yaitu penambahan indikator kerja sama perguruan tinggi. Peningkatan kerja sama perguruan tinggi diharapkan dapat memperluas jejaring yang dapat meningkatkan kualitas perguruan tinggi dari segi kelembagaan maupun sumber daya manusianya.
Menurut Patdono, setelah ada penambahan komponen dan indikator tersebut, ada perguruan tinggi yang masuk sebagai pendatang baru di klaster satu, yaitu Universitas Negeri Malang. Kedepannya, Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) bisa bergabung juga dalam sistem klaster ini setelah ada penamabahan komponen dan indikator tersebut.
Disisi lain, Patdono mengungkapkan pihaknya belum bisa mengumumkan pengklasteran untuk pendidikan vokasi, karena masih berusaha membuat model lebih bagus. Baik dari sisi kriteria dan indikator.
"Tim masih menyempurnakan modelnya dan mengumpulkan datanya. Kalau bisa akhir tahun terkumpulkan datanya, bisa dikeluarkan," ungkapnya.
Dari hasil analisis terhadap data yang tersedia, baik data pada Pangkalan Data Perguruan Tinggi (PD Dikti), data yang dikeluarkan oleh unit utama Kemenristekdikti, maupun sumber-sumber lain yang relevan, maka diperoleh lima klaster perguruan tinggi Indonesia.
Lima klaster tersebut terbagi dalam klaster 1 dengan jumlah 14 perguruan tinggi, klaster 2 sebanyak 72 perguruan tinggi, klaster 3 berjumlah 299 perguruan tinggi, klaster 4 sebanyak 1.470 perguruan tinggi, dan klaster 5 dihuni 155 perguruan tinggi.
Perguruan tinggi nonvokasi yang masuk pada klaster 1 terurut sesuai dengan skornya sebagai berikut.
1. ITB (skor total 3.57)
2. UGM (skor total 3.54)
3. IPB (skor total 3.41)
4. UI (skor total 3.28)
5. Undiversitas Diponegoro (skor total 3.12)
6. Institut Teknologi Sepuluh November (skor total 3.10)
7. Universitas Airlangga (skor total 3.03)
8. Universitas Hasanuddin (skor total 2.99)
9. Universitas Padjadjaran (skor total 2.95)
10. Universitas Andalas (skor total 2.88)
11. Universitas Negeri Yogyakarta (skor total 2.83)
12. Universitas Brawijaya (skor total 2.82)
13. Universitas Pendidikan Indonesia (skor total 2.70)
14. Universitas Negeri Malang (skor total 2.61)
Untuk mengetahui informasi lebih detail, perguruan tinggi dapat melihat nilai masing-masing komponen yang ada sebagai bahan evaluasi peningkatan mutu secara online melalui laman https://pemeringkatan.ristekdikti.go.id dengan memasukkan enam digit kode perguruan tinggi yang tercatat pada PD Dikti Kemenristekdikti.
Tangerang Selatan: Institut Teknologi Bandung (ITB) menempati peringkat satu sebagai perguruan tinggi terbaik di Indonesia pada 2018. ITB melampaui Universitas Gadjah Mada (UGM) yang meraih peringkat satu pada 2017.
UGM kini berada di peringkat kedua, disusul Institut Pertanian Bogor (IPB) yang bercokol di nomor tiga, dan Universitas Indonesia (UI) di posisi keempat untuk penempatan klaster satu. Dari tahun ke tahun, posisi empat besar di klaster satu selalu dihuni oleh keempat perguruan tinggi tersebut.
"Empat besar dari tahun ke tahun isinya ini-ini saja. Paling cuma geser posisi. Ini berdasarkan data terakhir pada 14 Agustus 2018 yang diolah oleh tim," ujar Direktur Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti Kemenristekdikti Patdono Suwignjo, saat membacakan pengumuman klasterisasi perguruan tinggi Indonesia 2018, di kawasan Puspiptek, Serpong, Tangeran Selatan, Jumat, 17 Agustus 2018.
Patdono mengatakan, tahun ini Kemenristekdikti memberikan penambahan satu komponen utama dalam penilaian performa perguruan tinggi, yaitu kinerja inovasi. Setiap perguruan tinggi akan dilihat hasil inovasi yang telah dilakukan dalam menentukan peringkat pada setiap klaster, dan menentukan apakah perguruan tinggi tersebut naik atau turun klaster.
Memasukkan kinerja inovasi dalam kriteria penilaian dengan bobot lima persen ini bertujuan mendukung kebijakan Kemenristekdikti dalam hilirisasi hasil riset ke sektor industri. "Penambahan ini untuk menuju lebih sempurna. Tahun kemarin belum bisa karena semua datanya belum terkumpulkan," kata dia,
Selain itu, indikator yang digunakan pada beberapa komponen utama pun mengalami penyesuaian, yaitu penambahan indikator kerja sama perguruan tinggi. Peningkatan kerja sama perguruan tinggi diharapkan dapat memperluas jejaring yang dapat meningkatkan kualitas perguruan tinggi dari segi kelembagaan maupun sumber daya manusianya.
Menurut Patdono, setelah ada penambahan komponen dan indikator tersebut, ada perguruan tinggi yang masuk sebagai pendatang baru di klaster satu, yaitu Universitas Negeri Malang. Kedepannya, Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) bisa bergabung juga dalam sistem klaster ini setelah ada penamabahan komponen dan indikator tersebut.
Disisi lain, Patdono mengungkapkan pihaknya belum bisa mengumumkan pengklasteran untuk pendidikan vokasi, karena masih berusaha membuat model lebih bagus. Baik dari sisi kriteria dan indikator.
"Tim masih menyempurnakan modelnya dan mengumpulkan datanya. Kalau bisa akhir tahun terkumpulkan datanya, bisa dikeluarkan," ungkapnya.
Dari hasil analisis terhadap data yang tersedia, baik data pada Pangkalan Data Perguruan Tinggi (PD Dikti), data yang dikeluarkan oleh unit utama Kemenristekdikti, maupun sumber-sumber lain yang relevan, maka diperoleh lima klaster perguruan tinggi Indonesia.
Lima klaster tersebut terbagi dalam klaster 1 dengan jumlah 14 perguruan tinggi, klaster 2 sebanyak 72 perguruan tinggi, klaster 3 berjumlah 299 perguruan tinggi, klaster 4 sebanyak 1.470 perguruan tinggi, dan klaster 5 dihuni 155 perguruan tinggi.
Perguruan tinggi nonvokasi yang masuk pada klaster 1 terurut sesuai dengan skornya sebagai berikut.
1. ITB (skor total 3.57)
2. UGM (skor total 3.54)
3. IPB (skor total 3.41)
4. UI (skor total 3.28)
5. Undiversitas Diponegoro (skor total 3.12)
6. Institut Teknologi Sepuluh November (skor total 3.10)
7. Universitas Airlangga (skor total 3.03)
8. Universitas Hasanuddin (skor total 2.99)
9. Universitas Padjadjaran (skor total 2.95)
10. Universitas Andalas (skor total 2.88)
11. Universitas Negeri Yogyakarta (skor total 2.83)
12. Universitas Brawijaya (skor total 2.82)
13. Universitas Pendidikan Indonesia (skor total 2.70)
14. Universitas Negeri Malang (skor total 2.61)
Untuk mengetahui informasi lebih detail, perguruan tinggi dapat melihat nilai masing-masing komponen yang ada sebagai bahan evaluasi peningkatan mutu secara online melalui laman
https://pemeringkatan.ristekdikti.go.id dengan memasukkan enam digit kode perguruan tinggi yang tercatat pada PD Dikti Kemenristekdikti.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ROS)