medcom.id, Kendari: Rapat pleno rekapitulasi penghitungan suara di Komisi Pemilihan Umum Daerah Kota Kendari berlansung ricuh, saat saksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dari salah satu daerah pemilihan di Kendari, Sulawesi Tenggara, memprotes hasil penghitungan suara KPU setempat.
Kericuhan terajdi saat saksi melakukan pencocokan data seluruh saksi yang bertugas di salah satu dapil di Kendari serta data Panwaslu setempat, tidak ditemukan perbedaan perolehan suara.
Ironisnya saksi PDIP tetap bersikukuh jika terdapat perbedaan hasil hitungan suara pleno KPU dengan data yang dimiliki saksi tersebut. Saat pihak KPUD Kendari meminta data, saksi PDIP tersebut tidak dapat memperlihatkan data yang dimiliki.
Pihak KPUD Kendari menyerahkan kepada Panwas untuk melakukan klarifikasi, namun Panitia Pemilihan Kecamatan se-Kota Kendari yang hadir pada pleno KPUD spontan protes. Mereka protes karena KPU setempat tidak tegas, padahal seluruh saksi partai dari dapil itu memiliki hasil yang sama dengan penghitungan yang dilakukan KPU setempat.
Seluruh PPK yang hadir dalam rapat pleno memilih meninggalkan forum rapat, kemudian rapat pleno diskorsing dan KPUD Kendari menyerahkan perselisihan ini kepada kepolisian untuk mensterilkan suasana yang ricuh akibat protes yang dilakukan PPK.
medcom.id, Kendari: Rapat pleno rekapitulasi penghitungan suara di Komisi Pemilihan Umum Daerah Kota Kendari berlansung ricuh, saat saksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan dari salah satu daerah pemilihan di Kendari, Sulawesi Tenggara, memprotes hasil penghitungan suara KPU setempat.
Kericuhan terajdi saat saksi melakukan pencocokan data seluruh saksi yang bertugas di salah satu dapil di Kendari serta data Panwaslu setempat, tidak ditemukan perbedaan perolehan suara.
Ironisnya saksi PDIP tetap bersikukuh jika terdapat perbedaan hasil hitungan suara pleno KPU dengan data yang dimiliki saksi tersebut. Saat pihak KPUD Kendari meminta data, saksi PDIP tersebut tidak dapat memperlihatkan data yang dimiliki.
Pihak KPUD Kendari menyerahkan kepada Panwas untuk melakukan klarifikasi, namun Panitia Pemilihan Kecamatan se-Kota Kendari yang hadir pada pleno KPUD spontan protes. Mereka protes karena KPU setempat tidak tegas, padahal seluruh saksi partai dari dapil itu memiliki hasil yang sama dengan penghitungan yang dilakukan KPU setempat.
Seluruh PPK yang hadir dalam rapat pleno memilih meninggalkan forum rapat, kemudian rapat pleno diskorsing dan KPUD Kendari menyerahkan perselisihan ini kepada kepolisian untuk mensterilkan suasana yang ricuh akibat protes yang dilakukan PPK.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LAL)