Jakarta: Penemun vaksin AstraZeneca, Dame Sarah Gilbert, memprediksi akan seperti apa jadinya Covid-19 di masa depan.
Menurut Profesor Vaksinologi Universitas Oxford itu, Covid-19 tidak akan lagi bermutasi. Bahkan wanita 59 tahun itu memprediksi Covid-19 hanya akna menjadi flu biasa.
Sehingga di masa depan, manusia akan hidup berdampingan dengan virus korona. Namun tak akan lagi memikirkan efeknya.
"Kita sudah hidup berdampingan dengan empat virus corona manusia berbeda dan kita tidak lagi terlalu memikirkannya dan pada akhirnya, SARS-CoV-2 ini akan menjadi salah satunya," ucapnya melansir Daily Mail.
Menurutnya, Covid-19 nantinya hanya akan menimbulkan gejala lebih ringan. Gilbert menilai tak banyak lagi ruang bagi virus untuk bermutasi dan berkembang.
"Kita normalnya melihat bahwa virus akan menjadi kurang berbahaya seiring mereka lebih mudah bersirkulasi dan tidak ada alasan untuk berpikir kita akan punya versi lebih jahat dari SARS-CoV-2," tutur Gilbert.
Sejak awal kemunculannnya di Wuhan, Tiongkok, Januari 2020 lalu, setidaknya telah terjadi 219 juta kasus Covid-19 di dunia. Dari jumlah tersebut, total korban jiwa mencapai 4,55 juta.
Jakarta: Penemun vaksin
AstraZeneca, Dame Sarah Gilbert, memprediksi akan seperti apa jadinya
Covid-19 di masa depan.
Menurut Profesor Vaksinologi Universitas Oxford itu, Covid-19 tidak akan lagi bermutasi. Bahkan wanita 59 tahun itu memprediksi Covid-19 hanya akna menjadi flu biasa.
Sehingga di masa depan, manusia akan hidup berdampingan dengan virus korona. Namun tak akan lagi memikirkan efeknya.
"Kita sudah hidup berdampingan dengan empat virus corona manusia berbeda dan kita tidak lagi terlalu memikirkannya dan pada akhirnya, SARS-CoV-2 ini akan menjadi salah satunya," ucapnya melansir
Daily Mail.
Menurutnya, Covid-19 nantinya hanya akan menimbulkan gejala lebih ringan. Gilbert menilai tak banyak lagi ruang bagi virus untuk bermutasi dan berkembang.
"Kita normalnya melihat bahwa virus akan menjadi kurang berbahaya seiring mereka lebih mudah bersirkulasi dan tidak ada alasan untuk berpikir kita akan punya versi lebih jahat dari SARS-CoV-2," tutur Gilbert.
Sejak awal kemunculannnya di Wuhan, Tiongkok, Januari 2020 lalu, setidaknya telah terjadi 219 juta kasus Covid-19 di dunia. Dari jumlah tersebut, total korban jiwa mencapai 4,55 juta.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MBM)